Home / Pernikahan / Iparku Mantan Mafia Jalanan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Iparku Mantan Mafia Jalanan: Chapter 51 - Chapter 60

69 Chapters

Bab 51. Puspa Berulah

"Aku mau, semuanya hancur! mereka tak peduli lagi padaku, aku cuma dijadikan budak uang mereka saja! tahu begini, aku tak perlu susah cari duit buat mereka!" Puspa masih uring-uringan, semua makian ditujukan pada Mama dan adiknya."Sungguh menyesal aku punya mereka! ahh!!" Wanita itu sudah mengebrak meja di depannya.Budi hanya melihat Puspa yang sedang dalam keadaan marah besar. Deni yang ada di depannya, mulai merespon."Lalu kau maunya apa, sayang?"Puspa terdiam, napasnya masih terlihat ngos-ngosan, "Aku ingin adikku celaka, dan mamaku jadi terluka, aku ingin mereka hilang dari hadapanku." Deni memandang Puspa sambil tersenyum miring."Kau belum tahu, siapa adikmu yang sebenarnya. dia akan menjadi sasaran dari bodyguard Papa."Perkataan, Deni membuat Puspa menatapnya tajam."Siapa dia sebenarnya?" tanya Puspa, dirinya teringat kata-kata Mamanya tentang adiknya ini, bahkan mencegahnya untuk berurusan dengan Laras. Deni, tak menjawab, "Kau akan tahu sendiri. Sekarang lakukan tugas
Read more

Bab 52. Kartika

Kartika terdiam di sudut kota Semarang, dirinya tidak langsung pulang, tapi sejenak melawan perang dalam batinnya. Ia menyewa sebuah hotel, hanya untuk sekedar tidur semalam saja. Seharian wanita yang usianya semakin lanjut itu, hanya duduk dan memikirkan masalah hidupnya juga rencana-rencana baru selanjutnya.Beberapa berkas, sudah dia bawa, termasuk KTP milik Laras, dan semua ijasah sekolah anaknya tersebut, juga semua dokumen tentang dirinya.Kartika bukan wanita bodoh, sejak dirinya mengalami hal terburuk, semua harapannya hancur dan hilang. Kini, dirinya harus memulai dengan yang baru.Keadaan Puspa yang di luar kendalinya, menjadikan wanita itu semakin sedih. Pengusiran kali ini, sangat menggores hatinya, walaupun, Kartika bukan hanya satu kali ini di usir oleh Puspa. Kartika memandangi wajah dalam cermin hotel tersebut. Nampak, ada beberapa keriput di wajahnya terlihat. Dulu, wajah cantiknya selalu menjadi incaran setiap lelaki, dan akhirnya dimenangkan oleh bapak Puspa. Bany
Read more

Bab 53 Kartika dan Baskoro Bertemu

Kartika sudah duduk tenang di sebuah kursi milik lapas Semarang. Dirinya hanya sekedar bertemu dengan lelaki itu. Walaupun ada emosi yang meluap bila teringat atas peristiwa yang menimpa dirinya.Tak lama, masuklah seorang lelaki, berbaju Koko, dan berpeci. Janggutnya ditumbuhi rambut tebal, Kartika sama sekali tak mengenali lelaki di depannya, begitu juga, Baskoro, tampak bingung pada wanita yang ada di depannya. Wanita dengan penutup kerudung, dan sebuah gamis panjang dengan warna senada.Mata mereka saling beradu. Sama-sama heran dan dalam kebingungan."Assallamu'allaikum. apa aku mengenal Anda?"Kartika terdiam, mendengar suara berat dari lelaki di depannya, masih teringat jelas suara itu adalah milik Baskoro, karena Kartika terus mengingat warna suaranya 20 tahun yang lalu.Kartika belum juga menjawab salam dari pria di depannya, ditariknya napas sedalam-dalamnya, rasanya dadanya begitu sesak. lalu,"Wallaikumsalam," balasnya lirih. Kini, gantian Baskoro yang kaget mendengar sua
Read more

Bab 54. Laras Kembali Diculik

Suara letusan tembakan tersebut, ternyata dari senapan milik Hamdan, dirinya mengejar dua orang lelaki yang sudah menarik paksa tubuh Laras, yang sudah pingsan karena obat bius.Namun, Hamdan tak bisa mengejar penculik Laras, Segera Hamdan mencatat nomor plat mobil yang selintas dilihatnya dan segera menghubungi seseorang.Kartika masih juga berjongkok di sudut belakang mobil tumpangannya.Hamdan tak menyadari kalau itu adalah mamanya Laras, karena penampilan Kartika yang mengenakan baju muslimah.Hamdan kembali ke rumah tersebut."Hamdan!! apa yang terjadi!!" teriak Kartika."Bu Kartika?" Hamdan setengah kaget melihat arah dirinya. Tanpa basa-basi lagi, lelaki itu langsung membawa tas dan bawaan Kartika dan sedikit mengandeng wanita itu untuk segera masuk ke dalam rumah kontrakan."Gawat Bu, gawat! Mba Laras diculik!""APA!!" "Aku tak tahu ada penyusup yang masuk dengan tiba-tiba, di saat Mba Laras menunggu kepulangan Ibu, padahal baru saja duduk di teras , dan mataku terus mengawas
Read more

Bab 55. Terciduk

Budi terdiam, duduk di sebuah kursi, wajahnya sudah babak belur, kali ini ada bagian yang menginterogasi dirinya. Begitu juga, Puspa, Angel sudah siapkan banyak pertanyaan untuk wanita ini, yang membuatnya sewot, Puspa selalu menjawab pertanyaan dengan kebodohannya. entah ini di sengaja atau memang Puspa yang bodoh.Tommy melihat CCtv mereka, lelaki itu tahu banyak tentang Puspa. Makanya setiap pertanyaan Tommy yang merancangnya. Dari dia lah, informasi tentang protitusi sindikat Vidio xxxx terungkap."Untung kau, sudah bercerai dengan dia?" ucap Tommy pada panggilan ponselnya.Ardi terdiam, lalu menceritakan tentang Laras yang saat ini di culik lagi, dan alibi Ardi ada hubungan dengan Deni.Semua di ceritakan pada Tommy, lelaki gagah itu segera melacak sesuai dengan keterangan dari Ardi.***Dalam ruangan yang sedikit gelap, Laras tersadar dari pingsan panjangnya. Pergelangannya terasa ngilu, karena selama lima jam lebih tergantung pada rantai pengikatnya.Pelan matanya terbuka, ada
Read more

Bab 56. Taktik Laras

Kedua tangan Laras sudah terbebas dari ikatan rantai itu. Laras menatap lelaki yang barusan membuka kunci tersebut, wajah tirusnya membuat gadis itu menilai ada garis kejam pada matanya.Saat kakinya hendak melangkah, ternyata panjang rantai yang mengikat kaki Laras tak terlalu panjang, jadi gerakannya tak begitu bebas."Duduk dan makanlah makananmu!"Gadis itu pun duduk bersila, memandang kantong kresek yang jauh dari jangkauan ya. Tiba-tiba kaki orang itu sudah menendang kresek itu dan meluncur ke arah kaki Laras."Makan!"Mata Laras terpejam sesaat, meraih makanan itu, dan membukanya pelan, sebungkus nasi dan sepotong rendang, tapi Laras tak memakan makanan itu, dia berpikir, pasti ada sesuatu dalam makanan tersebut. Dengan sekuat tenaga, Laras melempar makanan itu ke arah pintu. Nadi dan lauk pun tersebar. Terdengar pintu beradu dengan botol minuman mineral, mengakibatkan suara keras. Mengharap akan ada orang yang akan masuk karena ulahnya.Benar saja, dua orang algojo ini, masuk
Read more

Bab 57. Saran Yang Baik

Baskoro mendengarkan saran dari Heri, karena bila Baskoro dan Kartika menikah, maka Laras jelas menjadi anak Baskoro di mata hukum dan Agama.Baskoro mengembuskan napasnya pelan."Aku tak sanggup lagi berpikir sampai ke sana, Heri. pendapatmu benar.""Saat ini, Laras di culik." pelan Heri memberi kabar tersebut pada Baskoro."Apa!! Cepat hubungi Tito, catat ini nomornya." Dengan lancar Baskoro menyebutkan nomor Tito yang diingatnya dengan mudah."Siapa Tito?""Kau akan tau, setelah kau meneleponnya, seharusnya aku menceritakan tentang dia sejak awal." "Waktu jenguk sudah habis, maaf. Pak Baskoro harus kembali ke dalam sel.""Iya, Pak silakan, kami juga sudah selesai.""Kabari aku terus, Heri."Heri mengangguk dengan pasti.Tak lama, segera dirinya menghubungi seseorang tersebut.***Sementara Laras, masih menuruni tangga pelan, gerakannya memang bak sniper terlatih, Laras hampir tak bersuara melewati ruangan yang memang tanpa ada petugas penjaga. Gadis itu tak tahu ini gedung apa. Sa
Read more

Bab 58. Kisah Baru

Heri membawa Kartika berkunjung ke Baskoro.Wajahnya tertunduk dalam. "Bagaimana?""Aku tunggu Laras selamat dari penculikan ini, aku tidak mau gegabah mengambil keputusan."Heri terdiam,'Dasar wanita ini pintar ternyata. taktiknya tak mempan' batin Heri.Apa sebenarnya rencana Heri pada dua manusia ini? antara Baskoro dan Kartika?"Antarkan aku pulang kembali, Ayo Hamdan."Hamdan segera mengangguk dan mengiringi langkah Kartika. Baskoro mengangkat sebelah tangannya, itu tanda untuk para pengawalnya untuk diam. Heri maupun Hamdan pun terdiam."Lakukan tugasmu Heri, Tito sedang mengusahakan kebebasanku.""Baik tuan, aku pergi.""Pergilah."***Kembali pada keadaan Laras, kamar itu lagi-lagi tak ada jendela sama sekali, tangan dan kakinya tak terikat, namun suhu udara yang panas ini sangat menyiksanya, bibir Laras menjadi kering. Tak lama masuklah Puspa, membawakan sebotol air, meletakkan botol itu di lantai.Kali ini, Laras berdiri, bagaimana bisa bikin Puspa berang ya? apa tentang Ar
Read more

Bab 59. Laras tertembak!

kedua tubuh langsung meluncur deras masuk ke dalam lautan. seiring dengan suara letusan tembakan tepat mengarah pada Laras!Semua perhatian terpecah, Tommy berlari mengejar dan mencoba menembak baling-baling heli, tapi meleset.Angel, menodongkan senjatanya pada, Puspa dan Deni, sementara anggota yang lainya sudah meringkus dua algojo, pilot dan dua sniper yang salah satunya sudah tertembak pada kakinya.Begitu juga Puspa, sebuah peluru menyerempet bahu kirinya.Tommy memandang ke bawah, matanya dengan teliti memeriksa setiap permukaan laut, Semoga Ardi dan Laras baik-baik saja.Sementara dalam lautan, Laras terus menyelam dengan lincah! ternyata dia tidak tertembak, Laras jago dalam menyelam, sementara di belakangnya Ardi terus membuntuti Laras.Setelah, agak menjauh dari Mercu suar, Laras, menepi membuang pelongsong peluru dalam mulutnya.Di ikuti Ardi, "Bagaimana bisa kau lakukan itu?" tanyanya masih terengah-engah."Hamdan yang mengajariku." Laras masih terombang-ambing di atas ai
Read more

Bab 60. Villa Berubah

Mereka anak-anak yang tak mampu, juga anak jalanan yang tak punya orang tua. Penjelasan Heri sungguh membuat Kartika menangis. "Bu, jangan bersedih gitu." Hamdan mendekati Bu Kartika. Kartika teringat kembali bahwa dirinyapun memang berasal dari orang yang tak mampu, bahkan nama orang tuanya sendiri dia tidak tahu. Dia tinggal di panti asuhan."Mengapa aku dipertemukan takdir seperti ini, Hamdan. Disaat usiaku semakin tua.""Ini ada apa?"Mereka pun masuk ke dalam villa yang sudah 100 persen berubah total, aula besar yang pertama mereka temui, juga ada sebuah mushola khusus untuk para penghuni berjamaah. "Bagaimana persediaan makanan mereka?""Maaf tuan, aku tunjukkan pada dapur utama.," ajak Heri.Ternyata di sana berkumoul orang-orang kepercayaan Baskoro dulu, para ajudan dan bodyguardnya kini ikut membantu mewujudkan apa yang diinginkannya.Kartika melihat Baskoro begitu bahagia dan memeluk mereka satu persatu.Kini, makan malam sederhana telah tersedia di karpet yang terbentang
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status