Home / Pernikahan / Jodohku Musuhku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jodohku Musuhku: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Mumi

“Tapi, aku baru masuk. Namun pintu tidak tertutup. Barang kali ada yang baru masuk atau siapa.” Elissa tetap meyakinkan CS tersebut guna mencari tahu yang sebenarnya. Karena tentunya Elissa sangat takut jika ada orang asing tiba-tiba berada di kamarnya.“Mungkin Mbak yang lupa. Barangkali pas keluar tadi lupa mengunci.” Ucapnya beralasan, karena memang dia tidak tahu mengenai hal tersebut.“Tidak, Mas. Aku tidak lupa, aku ingat banget kalau aku tadi sudah mengunci pintu. Hem, ya sudah deh. Maaf sudah mengganggu waktunya.”“Baik, Mbak. Kalau begitu aku permisi dulu ya!” Balasnya dengan melemparkan senyum tipis kepada Elissa.Elissa masuk dan menutup pintunya. Dia masuk kembali ke dalam kamar. Lalu, dia baru menyadari kalau di dalam kamar mandi saat itu seperti ada orang lain. Suara air gemericik semakin kencang dan jelas.“Siapa ya yang di kamar mandi? Pasti ada orang lain nih, Hem benar nih. Pasti ada maling nih.”Elissa langsung siap siaga dan mengambil barang yang ada di dalam kamar
Read more

Niat Buruk

Meski selalu bertengkar, tetap saja mereka harus tetap pulang bersama. Setelah beberapa hari bulan madu di Bali. Tidur di hotel, dan langsung melakukan operasi, mereka harus melakukan perjalanan lagi.“Akhirnya, pulang juga. Huh! Mending kuliah kalau seperti ini, daripada jalan-jalan tidak jelas.” Elissa terus menggerutu saat perjalanan menuju pulang untuk kembali ke rumah. Namun Arga hanya diam tidak mau banyak bicara.***“Elissa, tunggu!” Panggil Leon lari menuju Elissa yang baru datang dengan manjanya. Dia sengaja mengejar Elissa, karena ingin lebih dekat“Ada apa?”“Beberapa hari ini, kamu ke mana saja?”“Memangnya kenapa?” Tanya Elissa dengan gemas, karena pria idaman dan yang seperti macan, kini tiba-tiba jinak seperti merpati. Elissa melupakan sejenak perbuatan Leon kemarin yang sudah menghinanya.“Hehe, tidak apa-apa sih.”“Hem, aneh kamu.”“Ya sudah deh, lupakan saja. Yang penting aku tidak repot lagi lihat kamu.”“Ngomong-ngomong, kenapa kamu mencari aku?” Tanya Elissa deng
Read more

Wajah dibalik Perban

“Elissa, makan yang benar. Jorok banget sih, makan sampai berantakan seperti ini.”“Hem, diam. Aku lagi menikmati makanan aku.”“Kalau makan di luar, jangan di kamar.” Sergah Arga.“Heh, suka-suka aku dong.”“Kalau begitu, sekarang kamu keluar. Kamu tidur di luar saja.” Ucap Arga.“Hehe, jangan dong. Masa aku tidur di luar. Tega banget sih kamu, nanti aku kedinginan dong.”“Ya bodo, amat. Yang penting kamu tidak kotori kamar aku.”“Ya sudah, nanti aku bersihkan kok.” Balas Elissa, lalu Arga pergi meninggalkan Elissa di kamar. Namun saat dia keluar, dia lebih memikirkan bagaimana caranya agar Elissa memakai baju tersebut.“Elissa harus pakai baju itu, tapi bagaimana caranya ya biar dia mau pakai baju itu sekarang. Aku harus lakukan sesuatu.” Diam-diam Arga menuju kamar kembali. Kebetulan saat itu Elissa tengah mandi sore. Kebiasaan Elissa sebelum mandi adalah menyiapkan baju untuk dia pakai nanti dan di letakkan di atas ranjang. Arga yang melihat itu pun segera melakukan aksinya. Dia m
Read more

Lempar Batu

Setelah selesai dari kamar mandi, Elissa pun keluar. Dia masih heran dengan Arga saat itu. Sehingga dia berulang kali bertanya kepada Arga.“Kamu benar-benar Arga? Tapi kok?”“Kenapa? Kamu kaget? Kalau aku berubah? Ya ampun Elissa.”“Benar, aku kira operasi kamu bakal gagal. Tapi ternyata di luar dugaan aku.”“Makanya, jangan asal ngomong dan sembarangan kalau bicara.”“Iya, maaf. Ini kamu mau ke mana?”“Bukan urusan kamu.”“Oh iya, aku lupa. Memang bukan urusan aku.” Ucap Elissa dan membiarkan Arga saat itu yang tengah bersiap-siap.***“Elissa, di mana Arga. Kenapa sejak tadi dia tidak terlihat. Apa dia tidak mau makan?”“Aku tidak tahu, Pa. Tadi katanya mau pergi keluar begitu.”“Hah? Jadi sekarang dia sudah di luar? Dia tidak pamit sama Papa? Kurang ajar ini anak, pasti dia pergi lagi ke tempat itu. Elissa, Papa mohon sama kamu. Sekarang juga kamu jemput dia untuk pulang. Keterlaluan sekali dia.”“Tapi, Pa. Ke mana aku harus pergi.”“Kamu cari saja dia di tempat balapan mobil. Kam
Read more

Tantangan Untuk Pengkhianat

“Apa?” Arga membelalakkan matanya. Mendengar ucapan pria itu, Arga merasa kalau dirinya tengah dalam masalah baru. Ingin marah dengan tuduhan itu, namun ada rasa tidak tega karena wajah cantik milik wanita itu.‘Duh, ingin marah tapi tidak tega. Tapi dia sudah tuduh aku, ah aku tidak boleh merendahkan diri aku. Aku berhak untuk bela diri.’“Kenapa? Benar kamu mau mencuri mobil aku bukan?”“E-enak saja kamu bilang. Pria setampan aku ini kamu bilang mencuri. Heh! Aku itu lagi kemalangan, malah kamu tuduh yang bukan-bukan.” Sergah Arga.“Hei, kamu ya sudah lempar batu? Lihat ini kepala aku jadi terluka! Tanggung jawab kamu.” Seorang pria yang sudah terkena batu lemparan oleh Arga itu datang menghampiri Arga dari belakang.“Itu masalah yang kamu bilang ada di belakang kamu.” Ucap wanita itu.“Duh, tolong aku dong. Kamu saja yang mengaku kalau kamu yang lempar. Aku takut!” Arga memohon dengan wajah memelas.“Tidak, kamu hadapi saja sendiri. Aku tidak mau tahu.”“Please, aku mohon. Nanti ak
Read more

Transfer Uang

Elissa menarik tangan Arga untuk lebih dekat dengannya.“Apaan sih!”“Sebentar. Ini sepertinya bakalan seru deh. Ikut saja,”Elissa mengeluarkan masker di saku yang selalu dia bawa. Lalu memasangkan pada wajah Arga. Arga pun menolak dan bergerak mundur.“Kamu mau ngapain?”“Ssttt, pakai saja. Nanti kamu juga akan tahu apa maksud aku.”“Tapi itu bau, bekas kamu. Aku tidak mau, nanti wajah aku irigasi.”“Iritasi!” Elissa menegaskan ketika Arga salah sebut.“Eh, iya. Itu maksud aku.”“Hem, sudah. Pakai saja, ini masih baru kok. Belum aku pakai, baru tadi aku beli.”“Hem, ya sudah deh. Masa bodo, sini biar aku pakai sendiri saja.” Arga mengambil masker itu dan memakainya sendiri.“Lalu, setelah ini apa?” Tanya Arga kepada Elissa. Elissa pun tidak mau banyak bicara lagi. Dia segera mendorong Arga untuk berdiri di depan mobil milik Boy. Sampai di depan mobil, Arga bingung harus bagaimana, dia terus memegang maskernya dengan perasaan was-was. Namun Boy dan Gea tidak di menyadari Arga yang su
Read more

Tampak Wajah Penyesalan

“Sudah cukup, Arga. Sudah! Dari mana kamu dapatkan ini semua. Bukannya dulu kamu bilang kalau tidak punya uang?” Ucap Gea.“Kamu tidak perlu tahu tentang itu semua. Yang jelas saat ini, aku sudah tepati janji aku bukan? Aku datang kemari bukan untuk minta kamu kembali. Melainkan aku hanya ingin berikan ini semua kepadamu agar aku tidak terikat utang lagi sama kamu. Sekarang sudah lunas, sudah selesai semua bukan. Aku ucapkan terima kasih sama kamu, semoga hubungan kalian juga baik-baik saja ya!”“Ah, banyak bicara kamu!” Boy semakin geram dan kesal dengan Arga. Rasa cemburu itu datang kepadanya hingga membuat dia kesal dan menarik masker di wajah Arga tiba-tiba. Sontak semua yang melihat pun kaget dengan wajah Arga yang semakin tampan tidak seperti sebelumnya. Boy pikir, dia akan permalukan Arga ketika membuka masker itu. Justru akan membuat dia semakin banyak di kagumi siapa pun yang melihatnya termasuk Gea saat itu.Sementara itu, Elissa yang masih mengintai mereka tertawa cekikikan
Read more

Percakapan Mencurigakan

Elissa berjalan ke kamar tamu, setelah tidak mendapatkan pintu masuk oleh Arga.“Elissa, tunggu sebentar. Papa juga ingin bicara sama kamu.” Panggil Papa Daniel, lalu Elissa pun ikut duduk bersama mertuanya.“Iya, ada apa, Pa?”“Elissa, Papa boleh minta tolong sama kamu?”“Minta tolong apa, Pa? Katakan saja. Kalau aku bisa bantu, pasti aku bantu.”“Begini, kamu tahu sendiri bagaimana sifat suami kamu itu. Papa ingin dia berubah menjadi lebih baik. Papa sudah kesal dengan dia. Sejak sekolah dia selalu saja buat masalah. Kalau tidak ganggu temannya, pasti dia mendapatkan nilai paling rendah. Terkadang Papa malu, selalu saja dapat panggilan gara-gara Arga yang berulah. Semenjak mamanya meninggal, hidupnya jadi tidak terarah. Hanya mamanya yang dia turuti. Papa tidak bisa nasihati dia. Dia tidak pernah mau dengar ucapan papa. Jadi papa mohon sama kamu. Tolong kamu rubah dia menjadi lebih baik ya? Dia itu butuh kasih sayang, tolong ajari dia belajar, nasihati dia baik-baik.”“Iya, Pa. Aku
Read more

Gengsi Dong

“Duh, sakit banget. Aku benar-benar tidak kuat. Tolong aku, siapa pun!” Arga merintih kesakitan. Saat itu dia ragu-ragu ingin minta tolong dengan Elissa. Apa lagi di jam malam, tentu dia sudah tidur.“Ingin minta tolong siapa, papa tidak mungkin, Bibi Lusy juga tidak mungkin. Pasti dia sudah tidur jam segini. Lalu siapa? Masa Elissa. Dia juga pasti sudah tidur saat ini. Kaki aku sakit sekali, ya ampun. Aku harus bagaimana?”Arga mengecek handphone langsung, begitu mengusap handphone jarinya pun langsung menekan layar aplikasi WhatsApp. Dia iseng melihat kontak Elissa ternyata masih online saat itu.“Elissa belum tidur? Jam segini dia masih main WhatsApp? Chattingan dengan siapa dia?”Meski tahu Elissa belum tidur, Arga masih sungkan untuk minta tolong kepada Elissa. Sehingga Arga menggunakan cara lain, yaitu dia sengaja membuat status agar Elissa membacanya.“Kaki sakit, belum sembuh ditambah lagi sakit jatuh dari kamar mandi. Tolong aku ya Allah.”Begitulah caption yang Arga buat di
Read more

Menjalankan Rencana

Arga terdiam, namun sikap egonya tetap ada. Meski Elissa sudah bangun dan bicara padanya, tetap saja Arga tidak mau minta tolong.“Ah, sudahlah. Aku mau tidur!” Ucap Elissa. Arga semakin kesal, rasanya dia ingin marah habis-habisan saat itu. Namun mengingat dirinya memang salah dan butuh pertolongan, akhirnya dia menarik napas dalam dan memberanikan diri minta tolong Elissa untuk membantu dirinya.“Huuuff fyuuuhhh! Hem, Elissa. Aku minta tolong sama kamu, tolong pijati kaki aku. Kakiku sakit sekali, aku tidak bisa tidur malam ini. Aku mohon sama kamu jika kamu bersedia.” Pinta Arga dengan sangat lembut. Elissa pun diam-diam tersenyum. Lalu membalikkan tubuhnya lagi dan berkata dengan Arga.“Nah, begini ‘kan enak kedengarannya. Coba ulangi sekali lagi?”“Apa? Tidak.”“Ya sudah kalau tidak mau, itu artinya kamu tidak tulus minta tolongnya.” Elissa menarik selimut lagi.“Iya, iya. Aku minta tolong, aku mohon. Ya Elissa!”“Nah, begini ‘kan enak dengarnya. Ya sudah, apa yang perlu aku bant
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status