Beranda / Pernikahan / Jodohku Musuhku / Menjalankan Rencana

Share

Menjalankan Rencana

Penulis: Attar am
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Arga terdiam, namun sikap egonya tetap ada. Meski Elissa sudah bangun dan bicara padanya, tetap saja Arga tidak mau minta tolong.

“Ah, sudahlah. Aku mau tidur!” Ucap Elissa. Arga semakin kesal, rasanya dia ingin marah habis-habisan saat itu. Namun mengingat dirinya memang salah dan butuh pertolongan, akhirnya dia menarik napas dalam dan memberanikan diri minta tolong Elissa untuk membantu dirinya.

“Huuuff fyuuuhhh! Hem, Elissa. Aku minta tolong sama kamu, tolong pijati kaki aku. Kakiku sakit sekali, aku tidak bisa tidur malam ini. Aku mohon sama kamu jika kamu bersedia.” Pinta Arga dengan sangat lembut. Elissa pun diam-diam tersenyum. Lalu membalikkan tubuhnya lagi dan berkata dengan Arga.

“Nah, begini ‘kan enak kedengarannya. Coba ulangi sekali lagi?”

“Apa? Tidak.”

“Ya sudah kalau tidak mau, itu artinya kamu tidak tulus minta tolongnya.” Elissa menarik selimut lagi.

“Iya, iya. Aku minta tolong, aku mohon. Ya Elissa!”

“Nah, begini ‘kan enak dengarnya. Ya sudah, apa yang perlu aku bant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodohku Musuhku   Bau Kaki dan Bau Kentut

    “Sepertinya ada suara dari dalam ruangan ini. Apa ya?” Papa datang memeriksa. Namun dia tidak menemukan apa pun. Elissa hanya diam, bahkan menahan napasnya karena takut terdengar di ruang yang sunyi tersebut.‘Ya Allah, semoga Papa tidak lihat aku di sini.’ Gumamnya dan terus memejamkan matanya karena takut. Untung saja, meja itu besar. Sehingga dirinya yang besar itu pun muat dan tak terlihat di bawah meja itu.‘Haduh, mana mau kentut segala ini.’ Elissa menahan kentut saat itu yang sudah tidak tertahan sehingga perut Elissa berbunyi ketika menahan angin di dalam perut. Papa Daniel saat itu mengucek matanya berkali-kali karena efek ngantuk yang begitu berat.‘Astaga, perut aku sepertinya sudah tidak bisa menahan angin ini. Bagaimana ini?’ Gumam Elissa yang sudah tidak bisa menahan lagi. Di tambah lagi dia menahan tubuhnya agar tidak mengenai kaki papa saat itu yang berada di dekatnya.‘Duh, kaki papa bau banget sih? Ingin muntah rasanya.’ Kaki Papa membuat Elissa tidak kuat menahan b

  • Jodohku Musuhku   Jadi Suka Saat Berubah

    “Bukannya ini yang papa inginkan?”“Iya, Sayang. Papa sangat senang, akhirnya kamu mau berubah lebih baik.”“Hem, ya sudah kalau begitu. Aku pergi dulu, Pa.” Ucapnya masih dengan sikap dingin.“Iya, ya, aku kok tidak perhatikan Arga sejak tadi. Dia kelihatan rapi, padahal aku tidak minta dia untuk seperti itu.” Ucap Elissa lirih, lalu dia masuk ke dalam mobil. Begitu juga Arga yang masuk ke dalam mobilnya sendiri. Hal itu membuat Papa bingung dengan anak dan menantunya. Pergi ke kampus yang sama, suami istri, namun menaiki kendaraan masing-masing.“Eh, apa-apaan ini? Kok naik mobil sendiri-sendiri. Elissa pergi dengan suami kamu. Ayo cepat!”“Pa, kita ‘kan punya kendaraan masing-masing. Jadi tidak ada salahnya ‘kan?” Jawab Arga kesal. Elissa hanya terdiam.“Tidak, pokoknya kalian satu mobil saja. Ayo naik mobil Arga saja. Mulai hari ini, kamu pergi dengan Elissa. Tidak boleh naik sendiri. Cepat!”“Papa,”“Arga! Tidak ada alasan.”Brak! Pintu mobil di tutup dengan keras ketika Arga kel

  • Jodohku Musuhku   Undangan Pesta Ulang Tahun

    “Aku kemari, ingin undang kalian di acara ulang tahun aku nanti malam. Aku harap kalian semua datang bawa pasangan masing-masing ya. Ini aku akan berikan satu persatu undangannya.”Leon mulai membagikan beberapa undangan untuk semua yang ada di dalam ruangan itu. Leon sengaja mengundang semua tanpa terkecuali. Anak manja, anak orang kaya, makanya buat pesta ulang tahun saja sampai meriah.“Sebagian undangan aku titip ya, nanti kalau mereka sudah datang tolong berikan. Jangan lupa datang. Terutama untuk kamu, Elissa. Aku sangat berharap kamu datang. Aku akan jadikan kamu tamu spesial nanti.” Ucapnya dengan melirik Elissa. Elissa pun hanya diam dan memberikan senyuman saja.“Elissa, aku mohon sama kamu. Kamu jangan tolak ini ya! Aku ingin kamu datang.”“Iya, aku pasti datang kok.”“Sendiri ‘kan?”“Hem!”Elissa tidak mau menjawab, dia hanya melirik Arga saat itu yang ternyata juga memperhatikan kedekatan Elissa dan Leon. Namun Arga langsung buang muka.‘Hah, Arga, Arga, aku yakin kamu pa

  • Jodohku Musuhku   Mabuk dimalam Pesta

    “El, ini kamu?”“Ya! Siapa lagi kalau bukan aku. Masa orang lain? Aku hanya satu. Masa sih harus di samakan dengan orang lain.” Jawab Elissa dengan panjang lebar tanpa jeda lagi. Arga hanya tertawa mengejek. Padahal tadi dia sudah melihat Elissa sebelum menunggu di mobil, kini justru baru bertanya.“Haha!”“Tadi tanya, sekarang malah tertawa mengejek. Apa maksud kamu!”“Kamu cantik!” Ucapan singkat, padat dan jelas terdengar saat itu.“Apa kamu bilang, Arga?”“Kamu malam ini terlihat cantik, El. Eh, sudah ayo kita berangkat. Mungkin acaranya sudah mau di mulai. Nanti kita telat.”“Ayo!”Pandangan Arga saat itu tidak lepas dari Elissa. Begitu juga sebaliknya, mereka saling curi-curi pandang saja. Tanpa di sadari, mereka pun saling senyum. Entah apa yang terjadi di antara mereka berdua. Terkadang sama-sama marah, kasar, terkadang juga lembut dan saling membantu.Tiba di tempat tujuan, yaitu rumah megah milik Leon. Meski Leon anak orang kaya, dia tetap menjadi pria yang materialistis. Se

  • Jodohku Musuhku   Tanpa Sehelai Benang

    “Audrey, apa-apaan kamu ini.” Ucap Leon.“Ssssst! Kamu lihat mereka, mereka cocok bukan? Kamu itu milik aku Leon. Jadi biarkan saja mereka itu dekat.” Ujar Audrey dengan senyumnya. Leon hanya bisa pasrah, melihat Arga yang begitu dekat dengan Elissa. Bahkan mereka saling berpelukan saat ini.‘Aku tidak boleh hilangkan kesempatan ini. Aku harus pisahkan mereka. Aku tidak peduli lagi dengan Audrey. Dia sudah tidak berguna untuk aku.’ Gumam Leon lalu melepaskan pegangannya pada Audrey. Saat itu juga mau tidak mau demi perasaan yang dia rasakan pada Elissa, membuat Leon pun bertekad untuk merebutnya langsung. Arga di tarik atau di pisahkan langsung oleh Elissa. Sehingga Arga saat itu terjatuh. Sedang Leon langsung memeluk Elissa dan membawanya berdansa. Elissa berusaha menolak, namun Leon tetap kekeh untuk terus memegang dan berdansa dengan Elissa.“Kurang ajar!” Sergah Arga. Lalu dia berdiri dan menarik paksa lagi Leon saat itu. Sehingga kini, Leon gantian terjatuh di bawah. Arga pun men

  • Jodohku Musuhku   Nanas Muda

    “Ya Allah, apa yang sudah terjadi malam tadi. Apa yang sudah aku lakukan sama Arga? Aku takut hamil ya Allah, aku belum siap. Apa lagi aku harus hamil dengan Arga. Aku tidak terima jika ini terjadi padaku. Aku harus lakukan sesuatu! Kenapa aku jadi terjebak seperti ini sih?”Elissa segera menuju dapur dan membuka lemari es. Entah apa saat itu yang dia cari. Semula seisi kulkas rapi, namun kini berantakan Elissa buat.“Mbak El, cari apa? Kok semua isi di berantaki.”“Bibik, biasanya ada nanas bukan? Tapi di mana? Kok tidak ada?”“Tumben Mbak El cari nanas? Untuk apa? Biasanya juga tidak suka. Kok sekarang malah suka. Wah, jangan-jangan lagi ngidam ya?”“Hem, tidak Bibik. Aku hanya butuh untuk bahan praktek saja besok. Hari ini mau aku kerjakan. Sudah deh, katakan saja, ada atau tidak. Kalau tidak ada, tolong carikan dulu Bibik. Ini penting banget.”“Hem, ya sudah. Bibik memang belum belanja. Nanti Bibik belikan ya. Tapi saran Bibik, Mbak El jangan sampai makan ya. Kalau pun makan, jang

  • Jodohku Musuhku   Benih Kecemburuan

    “Meski aku tidak suka, aku harus makan nanas ini. Hem, akhirnya aku dapatkan juga. Aku harus simpan nanas ini sisanya. Agar Arga atau siapa pun tidak tahu rencana aku.” Elissa langsung menyimpan nanas itu di bawah ranjangnya. Lalu di tutup dengan sprei yang menjuntai panjang ke lantai, sehingga menutup kolong di bawah ranjang.Setelah pulang dari rumah mama, Elissa melanjutkan rencananya untuk memakan nanas tersebut.“Huh, selesai juga. Simpan nanas, seperti simpan emas saja. Tapi tidak apa-apa deh. Hem, ngomong-ngomong di mana Arga ya? Perasaan dari kemarin, dia tidak kelihatan. Pagi ini ‘kan ada jam kuliah. Kok dia belum siap-siap? Duh, dasar bego. Kenapa juga aku pikirkan dia. Mau dia makan atau nggak, mau tidur di mana, lagi ngapain, apa peduli aku. Haduh!”Terkadang tanpa di sadari, Elissa pun memikirkan Arga. Namun rasa kesalnya jauh lebih menguasai dirinya. Padahal di lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya Elissa juga peduli dengan Arga.“Hem, daripada bosan. Lebih baik aku k

  • Jodohku Musuhku   Aroma Nanas

    Seperti biasa, sebelum berangkat kuliah. Elissa kembali terlebih dahulu ke rumah karena ingin mengambil sesuatu di kamar.“Dunia, terasa aman tidak ada kamu satu malam di sini.” Tiba-tiba Arga asal nyeletuk saja. Mungkin karena merasa kesal kejadian itu.“Baguslah.” Balas Elissa singkat, dan malah membuat Arga semakin marah.“Oh, begitu cara kamu. Setelah mendapatkan semua dari aku. Terus kamu dekat dengan pria lain dengan enaknya.“Kok jadi tidak nyambung sih?” Balas Elissa lagi semakin tidak mengerti dengan amarah Arga. Saat itu Elissa tengah mempersiapkan barangnya untuk kuliahnya. Begitu juga Arga, lalu Elissa pergi ke kampus terlebih dahulu. Hari ini, mereka dengan mobil terpisah.Melihat kepergian Elissa, tanpa di sadarivhidungnya mulai mencium bau harum nanas yang sangat menyengat di dalam kamar itu.“Loh, kok bau nanas ya? Menyengat banget.” Lalu tidak sengaja Arga melihat salah satu nanas di bawah kolong.“Loh, kok ada nanas di kamar.”Arga membuka sprei yang menjuntai di baw

Bab terbaru

  • Jodohku Musuhku   Kebahagiaan Elissa dan Arga

    “Tidak mungkin, mana mungkin kalian menikah?” Audrey masih belum percaya dengan pengakuan Arga. Elissa masih terdiam bungkam tidak tahu ingin bicara apa lagi. Di saat yang lain tidak percaya dengan ucapan Arga, termasuk Audrey, Adel pun ikut bicara tentang kebenaran tersebut.“Benar Audrey, mereka sudah menikah.”“Ya, mereka memang sudah menikah.” tambah bapak Andre saat itu yang tiba-tiba muncul di antara semuanya. Barulah mereka menganggukkan kepalanya masing-masing. Bahwa berita itu benar adanya. Seketika Audrey pun malu sudah mempermalukan Elissa. Namun dirinya sendiri yang terjebak dalam situasinya sendiri.“Maaf, jika kalian semua baru tahu soal pernikahan Arga dan Elissa. Bukan berarti mereka tidak ingin kabarkan pernikahan ini dengan kalian semua. Arga dan Elissa hanya tidak ingin membuat pesta di pernikahan mereka. Sekarang kalian sudah tahu soal mereka bukan?” Tiba-tiba mama Belinda datang dengan papa Rajendra dan menjelaskan kebenaran tersebut. Mereka semua semakin percaya

  • Jodohku Musuhku   Pengakuan Arga

    “Tidak, aku tidak akan izinkan kamu lihat papa kamu.”Singkat, namun sangat menyakitkan bagi Arga. Elissa tidak mengizinkan Arga untuk bertemu dengan papanya saat itu juga. Padahal baru saja hubungan mereka membaik. Akan tetapi ada saja hal yang membuat mereka bertengkar.“Kenapa aku tidak boleh melihat papa aku sendiri? Aku hanya ingin bertemu sebentar dengan papa. Aku tidak minta kamu untuk antar aku, aku hanya ingin tahu papa di tahan di mana. Aku ingin datang sendiri untuk melihat keadaan papa. Kamu kok jahat banget sih, Elissa!” Ucapnya dengan terisak-isak.“Aku tidak peduli tentang itu semua, Arga Pokoknya apa pun alasannya, kamu tidak boleh bertemu papa kamu untuk sementara waktu ini.”“Iya, apa alasannya? Jelaskan!” Sergah Arga. Namun Elissa hanya diam saja tidak mau berikan alasan yang sebenarnya.“El, kenapa kamu diam saja? Apa alasannya? Dia papa aku, kenapa kamu larang aku untuk bertemu dengannya. Jika aku tahu di mana papa aku kamu penjarakan, mana mungkin aku datang kema

  • Jodohku Musuhku   Merayu Untuk Bertemu Papa

    “Untuk apa aku marah, lagi pula itu keinginan Arga. Jika tidak, mana mungkin dia lakukan itu. Kamu tahu sendiri, Arga itu hanya ingin buat aku marah agar aku meninggalkan dia. Akan tetapi, tidak semudah itu. Aku memang kesal dengan dia karena anak ini. Tadi malam aku berpikir, mungkin ada baiknya aku tetap bertahan dengan dia hingga lahir anak ini. Setelah itu, dia yang akan merawat anak ini sendiri. Haha!”Ucap Elissa dengan penuh percaya diri. Raut senyum di wajahnya tergambar jelas, bahkan malah terlihat mengejek Arga saat itu.“Sial, kenapa Elissa malah senyum-senyum. Kok dia tidak marah sih, minimal samperin kek, terus marah-marah dan tinggalkan aku. Masa bodo dengan orang yang banyak tahu nanti masalahnya. Yang penting aku bisa terbebas dari dia.” Ucap Arga lirih.“Arga, kamu bicara apa? Bicara dengan aku ya?” Tanya Audrey saat itu.“Oh, tidak. Tidak kok, aku ke kelas duluan ya. Ada tugas yang belum aku selesaikan.” Ucap Arga beralasan.“Hem, oke. Baiklah!” Balas Audrey dengan p

  • Jodohku Musuhku   Plin-Plan

    “Jangan mendekat!” Spontan ucapan Arga terdengar sangat ketakutan ketika melihat Elissa. Bahkan Arga tidak ingin berdekatan dengan Elissa lagi.“Kenapa?” Tanya Elissa saat itu yang hendak duduk di sebuah kursi untuk ikut makan bersama dengan keluarga besar papa Rajendra.“Arga, kamu kenapa? Kok sepertinya ketakutan melihat Elissa?”“Tidak apa-apa, Ma, Pa.” Jawab Arga lirih takut jika yang lain tahu bahwa dia takut dengan Elissa saat itu.“Ma, Pa, sudah aku bilang sejak awal. Kenapa juga izinkan Arga tinggal di sini. Sekarang lihat saja, dekat atau lihat aku saja tidak mau. Jadi apa gunanya dia ada di sini. Ha?”“Sudah diam Elissa. Berulang kali Papa katakan sama kamu, Arga itu suami kamu. Dia papa dari anak yang kamu kandung, jadi kamu harus hormati dia. Bukan kamu perlakukan seperti ini!”“Tapi, Pa. Sejak awal aku sudah tidak suka dengan perjodohan ini. Kenapa Mama dan Papa paksa aku. Lihat, terbukti sekarang kalau papa Arga itu sudah menipu Papa. Apa Papa masih tidak percaya dan mau

  • Jodohku Musuhku   Mimpi Buruk

    Di tengah malam yang mencekam, mati lampu dan suasana di luar hujan begitu deras sejak sore tadi. Arga yang tengah tidur bersama Elissa saat itu, mau tidak mau harus dia lakukan.Arga sengaja membiarkan Elissa untuk tidur bersamanya malam itu. Karena dia ingin memberikan kesempatan pada Elissa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anaknya.“Kamu pikir, aku biarkan kamu tidur bersamaku malam ini tidak dengan tujuan aku Arga? Kamu akan tahu sendiri akibatnya. Rasakan ini!” Elissa memegang bantalnya dan mengarahkan pada wajah Arga agar kesulitan bernapas saat bantal itu di tekan di atasnya. Lalu bantal itu pun di gunakan Elissa untuk menekan bagian pernapasan Arga dengan kuat. Sehingga Arga kesulitan bernapas dalam tidurnya dan meronta-ronta. Sekujur tubuh tegang, kedua tangan dan kakinya meronta dengan keras. Namun karena tubuh Elissa menindih tubuh Arga, jadi Arga tidak dapat banyak bergerak. Elissa masih dengan posisinya yang bersemangat untuk membunuh sang suaminya sendiri. Sebuah s

  • Jodohku Musuhku   Tetap Menjadi Suami Kamu

    Arga yang mendengar itu pun langsung panik dan bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Papa Daniel hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena laporan itu benar adanya apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.“Tangkaplah saya, Pak!” Ucap Papa dengan mudahnya menyerahkan diri.“Apa-apaan ini, Pa? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Masalah apa sebenarnya? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?”Plok! Plok! Plok!Suara tepuk tangan terdengar nyaring dari pintu masuk saat itu. Elissa dan Mama papanya melangkah masuk. Elissa yang tampak senang, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan haknya kembali dan memberikan kepada orang tua sebagai kejutan. Sedangkan mama Belinda dan papa Rajendra malah bingung.“Elissa, sebenarnya apa yang ingin kamu tunjukkan kepada kami?” Tanya Papa heran.“Pa, harta kita akan kembali ke tangan kita lagi. Papa Daniel sudah ketahuan dan dia harus menanggung semua yang sudah dia lakukan selama ini.”“Maksud kamu apa?” Tanya Mama belum mengerti. Namun Ar

  • Jodohku Musuhku   Kedatangan Tamu Polisi

    “Apa? Jadi Mbak Elissa hamil?” Ucap Bibi Lusy dengan wajah sumringah. Akhirnya akan ada anggota baru di rumah itu.“Mbak, Mbak, El. Mbak, apa yang ingin Mbak lakukan? Mbak hamil? Jangan lakukan ini, Mbak. Seharusnya Mbak bahagia. Bukannya malah mengakhiri semua ini.”“Buat apa, Bik? Lihat, apa yang sudah Arga lakukan? Dia tidak mau terima anak ini. Jadi untuk apa dia hidup, jika dia tidak mau mati sendiri. Lebih baik mati dengan aku, Bik.”“Astaghfirullah, istighfar Mbak El. Istighfar. Jangan berpikir seperti itu. Dosa.” Ucap Bibi Lusy terus mencoba menasihati Elissa. Arga hanya tertegun diam saja saat itu tidak dapat bicara lagi.“Mas Arga, bagaimana ini?”“Ya sudah kita bawa dia ke kamar saja. Biar Elissa tenangkan pikirannya dulu.” Perintah Arga pada Bibi Lusy untuk membawa Elissa masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.“Baik, Mas.” Bibi Lusy pun langsung menuntun Elissa untuk masuk ke kamar. Namun Elissa menolak mentah-mentah.“Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri kok.” Elissa menola

  • Jodohku Musuhku   Kehamilan

    “Selamat ya, Mbak Elissa. Usia kehamilan Anda sudah satu bulan.”“Terima kasih, Dokter!” Balas Elissa.Setelah mengetahui hasil tesnya, Elissa buru-buru keluar. Perasaannya saat itu benar-benar kacau. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi, harus senang atau marah untuk saat ini.“El, bagaimana hasilnya?” Tanya Adel saat itu yang duduk menunggu di luar ruangan.“Aku tidak menginginkan anak ini, kenapa dia hadir di waktu yang tidak tepat.”“El, jadi kamu benar-benar hamil? El, jangan berpikir yang bukan-bukan dulu ya. Lebih baik kamu bicarakan baik-baik dengan Arga bagaimana solusinya. Kamu jangan terlalu gegabah. Mungkin dengan hadirnya anak ini, cara Allah dekatkan diri kamu dengan Arga. Mungkin kalian sudah di takdirkan untuk berjodoh.”“Tidak, Adel. Aku belum siap untuk saat ini. Aku bingung harus bagaimana.”“Ya sudah, yang penting kamu cukup tenang dulu ya. Ayo biar aku antar kamu pulang. Ayo!”***“Arga, aku ingin katakan sesuatu sama kamu sekarang!”“Katakan saja, apa itu?”“Aku h

  • Jodohku Musuhku   Mual

    “Elissa, terima kasih ya sudah bantu aku tadi.” Arga langsung memeluk Elissa saat itu juga. Elissa pun memeluk balik Arga dengan tulus dan sangat erat.“Kalau saja tadi tidak ada kamu, entah apa yang akan di lakukan Gea terhadap aku.”“Sudah, kamu yang tenang ya! Jangan pikirkan lagi soal itu. Ada aku di sini.” Elissa memeluk dan mengelus rambut Arga dengan lembut. Bahkan Elissa berani mencium rambut Arga saat itu.‘Baru kali ini aku memeluk Arga dalam keadaan sadar. Entah kenapa perasaan aku sangat bahagia dan nyaman. Apa benar aku mulai suka dengan Arga?’ Gumam Elissa. Begitu juga dengan Arga, dia juga merasakan hal yang sama.‘Kenapa aku merasa nyaman di pelukan Elissa ya? Apa aku mulai menyukai Elissa? Tidak mungkin.’Tok! Tok! Tok!Tiba-tiba pintu kamar ada yang mengetuk dari luar. Elissa dan Arga segera melepaskan pelukannya saat itu.“Hem, siapa ya?” Arga segera membuka pintu kamar. Terlihat Bibik Lusy langsung memberikan sebuah kotak.“Mas, ini untuk Mas Arga.” Bibik Lusy meny

DMCA.com Protection Status