“Hehe iya, Ma. Ayo makan dulu, bareng sama Alif,” jawabnya mengalihkan pembicaraan.Dalam hati dan pikiran Alif berkecamuk, banyak hal yang ia pikirkan, tapi belum menemukan solusi yang tepaat.****Dua hari sebelum proses sidang perceraian. Laura diberi pertanyaan secara mendadak oleh ayahnya, setelah beberapa hari didiamkan. Ayahnya marah karena Laura mengambil keputusan tanpa memberitahukannya. “Kamu yakin dengan keputusanmu, Nak?” Ruang keluarga, di sinilah mereka berada. Saat tau surat yang dikirimkan sudah sampai di tangan Alif, Laura diberi pertanyaan mendadak oleh ayahnya.“Tentu saja aku yakin Ayah, tidak ada yang perlu dipertahankan lagi dalam rumah tangga kami.” Laura menjawab. Tanpa ia sadari ada helaan nafas kecewa yang ke luar dari mulut sang Ayah.Di sisi lain, ia belum memberitahukan pada orang tuanya, tentang foto yang dikirimkan nomor tak dikenal padanya.“Apa alasanmu begitu yakin, bahwa pernikahan kalian memang sudah tak pantas untuk dipertahankan.” Ayahnya bertan
Read more