"Lu kenapa, sih, Jun? Dari tadi gue perhatiin kayak gelisah banget gitu." Kevin mengerutkan alisnya. "Lu nyesal udah setuju kerjasama sama Arkan?" Juna menggeleng, mengempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya. Mereka baru tiba di kantor dan memasuki ruangannya. Pertanyaan Kevin tidak salah, dia benar. Juna mengakuinya, ia memang gelisah. Namun, Kevin salah jika menebak Arkan yang menyebabkannya gelisah. Bukan Arkan, melainkan sepupunya yang sudah meninggal. Juna khawatir ia akan mengulangi tidur di malam Diva lagi jika terus seperti ini. Tadi itu rasanya benar-benar nyata, Diva memanggilnya. Memanggil namanya dengan suaranya yang sedikit lebih besar, suara Diva versi dewasa. Ingin Juna menceritakannya pada Kevin, tapi tak mungkin Kevin percaya karena sepertinya hanya dirinya yang mendengarnya. Oleh sebab itu, ia memilih diam dan gelisah sendirian. "Nggak apa-apa, kok, Vin. Gue cuman capek doang kayaknya." Juna mendongak, memejamkan matanya. "Pagi-pagi lu udah capek aja, Bos. Kayak y
Read more