Home / Pernikahan / Gairah Liar Atasanku / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Gairah Liar Atasanku : Chapter 251 - Chapter 260

360 Chapters

Menginginkan Cucu

"Aku hanya tidak ingin kamu bersedih sayang, Aku tidak ingin menambah rasa sakitmu," jawab Aron. "Tapi aku berhak tahu Mas," timpal Arini. Mengetahui kenyataan akan dirinya membuat Arini sangat terpukul tapi hidup harus tetap berlanjut, semua yang terjadi sudah menjadi garis Tuhan, kita sebagai manusia tidak boleh putus asa. Selama empat hari di rumah sakit Arini terus belajar menggerakkan tubuhnya agar dia bisa segera pulih seperti sedia kala. Perlahan rasa sedih Arini mulai menghilang ya walaupun tidak semuanya, dia mulai bisa menerima kenyataan sambil terus berusaha agar bisa hamil lagi. Berbagai pengobatan Arini jalani, bahkan mereka berencana pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. "Kelihatannya baru bisa ke luar negeri bulan depan deh sayang," kata Aron. "Iya Mas Nggak papa," sahut Arini. Tak terasa sudah tiga bulan berlalu semenjak Arini mengalami keguguran, dia yang selama ini berobat kesana kemari masih belum bisa membuatnya hamil dan ingin membuat Arini sedih
Read more

Benar-Benar Frustasi

Sepanjang malam Aron memikirkan keinginan Arini, dia benar-benar tidak bisa menduakan istrinya. "Kenapa semua jadi seperti ini Tuhan," kata Aron sembari mengusap rambutnya. Tak terasa Aron malah tertidur di meja kerjanya, dia terbangun saat mendengar Arini memanggilnya. "Mas bangun mas," kata Arini sembari menggoyang tubuh Aron. Perlahan Aron membuka matanya lalu dia menatap Arini yang kini telah berdiri di sampingnya. "Kamu ngapain di sini sayang?" tanya Aron. "Aku tadi terbangun, ternyata kamu tidak ada di sampingku jadi aku mencarimu kemari dan benar saja kamu malah tertidur di sini," jawab Arini. Aron tersenyum lalu dia mengajak Arini untuk kembali ke kamar. Di atas tempat tidur Aron memeluk Arini dengan erat, dia tidak bisa membayangkan kalau nanti ada perempuan lain yang harus dia peluk. "Aku benar-benar tidak sanggup Sayang jika nanti harus memeluk wanita lain," batin Aron. Waktu berlalu dengan cepat pagi hari telah datang menyapa, Arini dan Aron masih memejamkan mata
Read more

Pelayan Bar

"Up to you lah Kak, kelihatannya kamu sangat oleng," kata Arion. Manajer segera meminta pelayan untuk membawa dua botol minuman terbaik ke meja Aron dan Arion. Saat hendak mengantar dua botol minuman tersebut tak sengaja si pelayan tersandung sehingga dua botol minuman tersebut pecah. Si Manager yang tahu tentu sangat murka pada kepada pelayan pasalnya dua botol minuman tersebut seharga satu rumah. "Wanita bodoh bisa-bisanya kamu menumpahkan dua botol minuman ini," maki Manager. "Apa kamu tau jika dua botol minuman ini seharga satu rumah," sambungnya. Mengetahui kalau minuman yang di bawanya adalah minuman yang sangat mahal membuat pelayan tersebut sangat ketakutan. "Maafkan saya Tuan saya tidak sengaja," kata pelayan. "Maaf maaf gajimu lima tahun saja tidak akan cukup untuk mengganti botol minuman itu," sahut Manager. Mendengar keributan membuat Aron beranjak dari tempat duduknya dia bertanya kepada sang Manager apa yang telah terjadi. "Lihatlah minuman yang kamu pesan dijat
Read more

Berubah Pikiran

Mau nggak mau Dania menerima penawaran dari Aron, bukan uang pemberian Aron yang dia inginkan melainkan dia tidak mau saja dipenjara dan membuat neneknya hidup sendirian. "Baiklah Tuan saya setuju, hanya sampai saya melahirkan anak saja kan?" kata Dania. "Iya," sahut Aron. Baik Aron maupun Dania sama-sama tidak suka, masing-masing dari mereka menunjukkan raut wajah sedih. "Oh ya nenek kamu dirawat di rumah sakit mana?" tanya Aron. "Rumah Sakit Umum Daerah Tuan," jawab Dania. Aron sebenarnya iba dengan Dania apalagi Dania adalah seorang yatim piatu yang hanya hidup dengan neneknya. "Di dalam amplop ini ada uang yang bisa kamu gunakan untuk membayar biaya rumah sakit nenek kamu," kata Aron sembari menyodorkan amplop warna coklat kepada Dania. Dania menolak uang dari Aron, bukannya tidak butuh hanya saja dia tidak ingin merepotkan orang lain apalagi dia dan Aron baru saja kenal kemarin. "Tidak usah Tuan, saya tidak ingin merepotkan anda lagi pula saya sudah memiliki BPJS untuk bi
Read more

Kasian

"Ada apa Tuan-Tuan, kenapa kalian kemari?" tanya Dania."Maaf mengganggu waktunya, tujuan kami datang ke sini hanya ingin bilang kalau perjanjian kita dibatalkan," jawab Aron.Kedua bola mata Dania melebar, dia tidak percaya kalau Aron membatalkan perjanjian mereka."Benarkah Tuan?" tanya Dania."Iya benar," jawab Aron.Saat asik mengobrol tiba-tiba dokter yang kebetulan tadi memeriksa neneknya keluar memanggil Dania dan mengatakan kalau tiba-tiba nenek Dania kejang."Kenapa bisa kejang Dok," kata Dania lalu segera masuk ke dalam.Melihat kejang nenek Dania yang tak kunjung berhenti membuat dokter segera melakukan tindakan namun nyawa nenek Dania tidak dapat diselamatkan."Kenapa anda berhenti memeriksa nenek saya Dok?" tanya Dania.Dokter terdiam sembari memandang perawat, dia tidak tega mengatakan kenyataannya kepada Dania."Ada apa Dok? kenapa kalian hanya diam?" tanya Dania lagi.Akhirnya dokter mengatakan yang sebenarnya kepada Daniel bila neneknya telah pulang ke pangkuan Tuhan.
Read more

Mimpi Bercinta

Setelah mendapatkan nomor Dania dari Aron, Arion segera menghubungi Dania, pagi ini juga dia meminta Dania datang ke rumahnya. Awalnya Dania menolak dengan alasan tidak etis perempuan bermain ke rumah lelaki namun setelah Arion menjelaskan jika mamanya memerlukan seorang ART Dania bersedia datang. Beberapa saat kemudian Dania datang ke rumah Arion dengan menggunakan motor butut miliknya. Kedua matanya membola saat penjaga gerbang menyuruhnya masuk. Seumur hidup baru kali ini dia datang ke rumah yang mirip istana bahkan rumah Arion lebih megah dari istana kepresidanan. "Pantas uang tiga juta hanya untuk ngopi, rumahnya saja seperti istana," gumam Dania. Setelah memarkirkan sepeda motor bututnya di halaman Dania segera berjalan dan memberikan salam. Besarnya rumah Arion membuat pelayan yang berada di dalam rumah tidak mendengar ucapan salam Dania, ini membuat Dania berdiri di depan pintu cukup lama sembari terus mengucap salam. Rea yang kebetulan ingin pergi ke depan tak sengaja
Read more

Dekat Dania

"Mungkin Mas soalnya tadi aku merasakan sesuatu," kata Arini yang masih tak tau jika Aron tadi menggagahinya saat tidur.Aron tersenyum penuh kemenangan, berhasil gol tanpa sepengetahuan istrinya jadi nanti bisa nambah lagi."Oh ya sayang, setelah ini persiapkan dirimu karena saatnya memberi jatah," ucap Aron.Soal ranjang Aron seolah tidak memiliki rasa puas, hasratnya terus menggebu ketika bersama sang istri."Iya Mas," sahut Arini.Di sisi lain, Arion yang baru selesai makan malam pergi menemui Dania di kamarnya."Ada apa Tuan Arion?" tanya Dania."Cuma mau bilang semoga kamu betah bekerja disini," jawab Arion."Iya Tuan saya sangat betah, Mama anda memperlakukan kami para pelayan dengan baik," sahut Dania.Arion lega karena Dania betah bekerja di rumahnya, daripada Dania harus bekerja di bar."Nanti kalau gajian saya akan cicil hutang saya," sambung Dania."Sebenarnya aku nggak menganggap uang itu sebuah hutang," tukas Arion.Dania menatap Arion dengan tatapan yang sulit diartikan,
Read more

Rea Salah Paham

"Dania bisa enggak kamu membuatkan aku kopi," pinta Arion dalam sambungan teleponnya. "Bisa Tuan," sahut Dania. Meskipun Dania sudah mapan dan hampir masuk ke alam mimpinya namun dia tidak bisa menolak kemauan Arion. Dengan mata yang tinggal lima watt Dania pergi ke dapur untuk membuatkan Arion kopi. Setelah kopi siap dirinya pergi ke ruang kerja Arion. "Tuan kopinya sudah siap," kata Dania di depan pintu. "Bawa masuk Dania," sahut Arion. Selain berwawasan luas, Dania sangat sopan dia tahu bagaimana cara bersikap, sebelum yang memiliki ruangan belum menyuruh masuk dia akan berdiri di luar. "Tuan apa ada lagi?" tanya Dania sebelum dia pamit kembali ke kamar. "Sudah, kamu boleh tidur. Maaf merepotkan kamu," kata Arion. "Tidak sama sekali Tuan, Anda adalah majikan saya jadi sudah kewajiban saya melaksanakan perintah Anda," sahut Dania. Arion tersenyum mendengar ucapan Dania, dia sangat beruntung mendapatkan pelayan yang sangat penurut seperti Dania.Beberapa saat setelah Dania
Read more

Kencan yang Menggairahkan Pasutri

Arion berusaha menghilangkan Dania dalam pikirannya namun sepertinya Dania enggan pergi dari pikiran Arion, dia sangat betah yang seolah ingin menetap di sana. "Apa yang terjadi dengan kamu Arion, kenapa semua pekerjaanmu tidak beres seperti ini?" tanya Aron kemudian mengembalikan laporan yang sebelumnya dikerjakan oleh Arion. Dengan sedikit mengerutkan alis Arion mengecek laporannya dan benar saja semua tampak berantakan. "Kenapa berantakan seperti ini?" Arion bermonolog dengan dirinya sendiri sembari terus mengecek satu persatu halaman dalam laporannya. "Mana aku tahu, kamu tadi mengerjakannya bagaimana? kenapa banyak sekali kekeliruan. Untung aku kroscekkan lagi coba kalau enggak bagaimana? rugilah perusahaan," kata Aron. "Maaf kak mungkin efek karena kelelahan semalam habis begadang," sahut Arion. "Ya sudah kamu istirahat dulu saja biar aku yang mengerjakannya," timpal Arion. Tak ingin membuat kekacauan lagi Arion memutuskan untuk istirahat sebentar di sofa, dia memejamkan
Read more

Nonton Film

"Kenapa ke hotel sih Mas, kan kamar kita sudah seperti hotel ngapain kita buang-buang uang," kata Arini yang tidak setuju dengan ide Aron. "Terus kita kencan dimana sayang?" tanya Aron. "Aku tuh maunya kencan seperti anak muda Mas. Pergi nonton, gandengan tangan, makan es krim," jawab Arini. Aron menggelengkan kepala, dia malas sekali kencan ala anak muda seperti itu karena pengennya kencan ala orang dewasa yang menjurus ke hubungan intim. "Ya sudah kalau nggak mau di rumah saja," ucap Arini. Melihat sang istri kecewa akhirnya membuat Aron menuruti kencan ala Arini ya walaupun dia sangat tidak suka dengan kencan yang seperti ini. Aron meminta Arion untuk memesankan dua tiket nonton, dan ini justru membuat Arion ingin pula mengajak Dania pergi menonton. Sepulang dari kantor, Arion segera menemui Dania yang kini kebetulan tengah menyiapkan makan malam untuk keluarganya. "Dania," panggil Arion. Semua pelayan yang berada di dapur nampak menoleh begitu pula dengan Dania dan Ratih.
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
36
DMCA.com Protection Status