Home / Pernikahan / Gairah Liar Atasanku / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Gairah Liar Atasanku : Chapter 241 - Chapter 250

360 Chapters

Sadar Dan Menyesal

Aron segera turun dari tubuh istrinya dia mengusap rambutnya dengan kasar merasa frustasi karena bagian vital tubuhnya sudah berdiri tegak. "Kenapa sih banjirnya datang di saat yang tidak tepat, gak tau apa kalau waktunya buka puasa," protes Aron. "Mana aku tahu Mas kan tidak bisa diprediksi datangnya," sahut Arini. Aron hanya bisa menghela nafas, kelihatannya semesta marah padanya dan tidak mendukung keinginannya untuk memberikan nafkah batin. "Ya sudahlah bearti aku harus puasa lagi," kata Aron dengan pasrah. Semalaman Aron tidur dengan tersiksa. Bagaimana tidak, bagian vitalnya seakan marah karena tidak jadi diajak ke goa kenikmatannya. "Haruskah aku bersolo karir di kamar mandi?" gumam Aron. "Ah nggak mau, enakkan duet lebih gurih dan nikmat." Aron bermonolog dengan dirinya sendiri hingga tak terasa akhirnya dia tertidur. Masalahnya yang telah selesai membuat keadaan Arini sangat baik, pagi ini dia memutuskan untuk datang ke kampus setelah beberapa hari izin tidak masuk de
Read more

Berproses Harus Sabar

Melihat kesungguhan Rebecca membuat Arini membujuk Aron agar mau memberikan kesempatan Rebecca untuk meminta maaf pada mereka."Nggak baik Mas menolak orang yang datang untuk meminta maaf," bujuk Arini."Tapi kita tidak tahu sayang permintaan maafnya adalah sebuah rekayasa atau tidak," sahut Aron."Lihatlah dia tatapan matanya menunjukkan kesungguhan dan sebuah penyesalan aku yakin Ibu Rebecca menyesali semua perbuatannya," timpal Arini.Arini terus membujuk Aron hingga akhirnya Aron menjadi luluh dan mau menerima permintaan maaf Rebecca."Kini aku sadar kenapa Aron mencintaimu padahal akulah yang dicintainya bertahun-tahun," kata Rebecca dengan memeluk Arini."Kamu pantas menjadi pendampingnya Arini, aku titip sahabatku ya," sambungnya dengan menangis.Arini mengelus punggung Rebecca dia juga meminta maaf karena mungkin telah merebut Aron dari Rebecca."Perbaiki diri kamu Rebecca, jangan memaksakan kehendak pada orang lain," pesan Aron.Rebecca melepaskan pelukannya lalu menatap Aron
Read more

Hamil

"Lihat bayi itu Mas, lucu banget ya. Andaikan kita segera punya cucu pasti wajahnya lucu seperti anak yang ada di TV itu," kata Renata. Dion tersenyum lalu memeluk istrinya, Renata pernah kehilangan bayi sehingga dia trauma hamil lagi oleh sebab itu harapannya tinggi kepada Aron, dia ingin Aron memiliki anak yang banyak agar rumah tidak sepi. "Nanti kalau sudah waktunya Aron pasti akan memberikan kita cucu," sahut Dion. Arini yang tak sengaja mendengar ucapan Renata menjadi sangat sedih karena sampai saat ini dia masih belum bisa memberikan cucu untuk Mama dan Papa mertuanya. Dengan hati yang sedih Arini kembali ke kamar, dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit sendiri, dia ingin mengetahui apakah sudah ada calon bayi atau belum di rahimnya. Sesampainya di rumah sakit, Arini segera menemui dokter kandungan yang menanganinya, dia ingin protes karena sudah setahun melakukan program hamil tapi dia tak kunjung hamil. "Kenapa lama sekali sih Dok, padahal saya dan suami saya selalu raji
Read more

Jangan Mau Diajak Bergulat

"Emangnya kenapa kalau ditengok terus?" tanya Aron."Bukankah dia di dalam senang jika ditengok papanya yang tampan ini," sambungnya.Renata menggelengkan kepala, seusai meletakkan susu dan kopi di atas meja dia mendekati Aron dan langsung menarik telinga Aron dengan keras."Auwww sakit Ma," teriak Aron memetik kesakitan."Kapok, mangkanya kalau diberitahu orang tua nggak usah ngeyel," sahut Renata."Kalau kamu menengoknya terus menerus, goncanganmu bisa membuatnya oleng," sambung Renata lalu melepas tangannya dari telinga Aron.Arini hanya tertawa melihat suaminya yang dijewer mama mertuanya. Meski ini adalah pengalaman pertama mengandung tapi Arini juga pernah dengar saat trimester pertama disarankan untuk jarang berhubungan karena sangat rawan keguguran."Arini kalau dihukum atau diajak bergulat jangan mau, biar saja dia tahan," pesan Renata."Kan mainnya bisa pelan Ma," tukas Aron yang tidak terima.Renata menghela nafas anaknya benar-benar seperti Papanya yang tidak mau absen ber
Read more

Hanya Arion yang Mampu Membuat Aron Tidak Mual

"Nggak sakit gimana sih Ma, Mas Arion tadi bilang kalau Mas Aron muntah-muntah di kantor ini juga keadaannya sangat lemah tapi kenapa Mama bilang kalau Mas Aron nggak sakit?" protes Arini. Sambil mengambil minyak aromaterapi untuk Aron, Renata tertawa karena protes yang diajukan Arini. Bagi orang awam mungkin mengira kalau hal yang dialami Aron adalah masuk angin atau ada masalah dengan pencernaan padahal ini semua karena kehamilan simpatik. "Sudah jangan cemas, ini tuh namanya kehamilan simpatic, hal ini terjadi karena beberapa faktor dan salah satunya rasa empati Aron yang berlebih terhadapmu," jelas Renata. "Memang ada ya Ma seperti itu," sahut Arini. "Ada," timpal Renata. Renata menyarankan agar Arini menemani Aron istirahat, jika Aron merasa mual solusi yang ampuh adalah minyak kayu putih. Setelah Renata keluar Aron memejamkan matanya, kepalanya benar-benar pening ditambah keadaannya yang benar-benar tidak nyaman. Melihat raut wajah sang suami Arini tau jika Aron menahan ra
Read more

Rasa Aneh

Seusai menyuapi Aron, Arion segera pamit karena dia sangat telat datang ke kantor. Sebenarnya dia ingin sekali mengajak Aron untuk turut berangkat bersamanya namun Renata dan Dion melarang, mereka takut kalau Aron kembali muntah-muntah di kantor. Selepas kepergian Arion, Arini kembali ke kamar untuk mengecek keadaan Aron. Entah mengapa dia sangat sedih karena Arion lah orang yang bisa membuat Aron tidak mual saat makan. "Kenapa sih Mas kamu bersikap seperti ini padaku. Kenapa harus Mas Arion yang melayanimu, kenapa bukan aku saja," protes Arini. Aron menatap istrinya dengan tatapan tanpa ekspresi dia sendiri tidak tahu mengapa saat Aron menyuapinya dia tidak merasakan mual ataupun ingin muntah. "Mana aku tahu sayang," sahut Aron. "Kamu tuh beneran cinta nggak sih sama aku Mas," ucap Arini. Arini mulai mempertanyakan cintanya dan ini membuat Aron bangkit dari tempat tidur. "Apa sih maksud kamu sayang, apa hanya gara-gara aku disuapi Arion kamu ngambek seperti ini," timpal Aron se
Read more

Pindah

Arini dan Aron terus tertawa melihat Arion yang digoda oleh para ibu-ibu, kapan lagi bisa melihat tukang sate yang tampan seperti Arion. "Dia cocok sekali menjadi tukang sate," kata Aron. "Betul Mas, bekerjasamalah dengan beberapa tukang sate aku yakin akan laku keras bila yang jual seperti kalian," sahut Arini. "Jadi kamu memintaku beralih jadi tukang sate sayang," timpal Aron. Arini hanya terkekeh mendengar ucapan Aron. Beberapa saat kemudian Arion datang dengan membawa satu piring sate ayam plus nasi untuk Arini. "Ini makanlah sebelum dingin," kata Arion sembari meletakkan sate dan nasi di atas meja. "Punyaku mana?" tanya Aron. Arion menunjuk tukang sate yang sibuk membakar sate. "Baru dibakar," jawab Arion. "Kenapa nggak sekalian?" protes Aron. Tentu Arion tidak mau jika harus membakar semua sate yang dipesan, dia hanya melayani orang ngidam bukan lainnya. "Sudah, sudah. Kalian ini kenapa sih, mau makan sate saja nggak nyaman," maki Arini lalu memasukkan sate ke dalam mu
Read more

Kejutan

Keputusan Arion pindah ke rumah Aron adalah keputusan yang tepat selain meringankan bebannya ketika Arini ngidam dia juga bisa melihat Arini sebelum dan sepulang kerja ya walaupun hal ini membuat Aron kesal.Selama ini meskipun dia merasa kesal karena harus menuruti ngidam sepupunya tapi di sisi lain dia cukup senang karena bisa bertemu Arini.Sore ini, Arion pulang terlebih dahulu karena Aron masih ada urusan sama klien, setibanya di rumah Arion memutuskan berdiam diri sejenak di dalam mobilnya karena ingin melihat Arini yang sibuk memetik bunga-bunga di taman.Senyuman tersungging di bibir Arion, hatinya terasa sejuk karena bisa puas melihat wanita yang dicintainya.Setelah Arini masuk ke dalam barulah Arion keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah."Arion, Aron mana?" tanya Renata."Kak Aron masih ada urusan Tante," jawab Arion."Oh ya tadi Mama kamu kemari mengantar masakan kesukaan kamu. Tante taruh di meja barangkali kalau kamu mau makan minta pelayan angetin dulu ya,"
Read more

Tersandung

Seusai bergulat Arini dan Aron pergi ke kamarnya untuk istirahat, sebelum mereka tidur Aron mengoles perut Arini dengan minyak kayu putih terlebih dahulu agar sang istri tidur dengan nyaman. "Kira-kira anak kita perempuan apa lelaki ya mas?" tanya Arini. "Entah sayang, terlepas dia perempuan atau lelaki yang terpenting dia lahir dengan sehat," jawab Aron. "Kalau kamu sendiri ingin perempuan apa anak laki-laki Mas?" tanya Arini. Aron tersenyum mendengar pertanyaan sang istri, kalau anak pertama Aron menginginkan anak lelaki karena anak pertama memiliki tanggung jawab yang besar untuk keluarganya, selain itu bisa melindungi adik-adiknya kelak. Perempuan juga bisa namun tidak sekuat lelaki. "Jujur kalau anak pertama aku berharap dia seorang lelaki agar bisa menjadi pelindung untuk adik-adiknya kelak," jawab Arion. "Kalau ternyata dia perempuan bagaimana Mas?" "Ya nggak papa sayang, masa iya aku suruh masuk lagi," seloroh Aron. Arini yang gemas mencubit perut Aron, orang tanya ser
Read more

Keguguran

"Ada apa Dok? kenapa sampai harus memanggil tim Dokter?' tanya Aron. "Karena terjadi pendarahan hebat sehingga mau nggak mau kami harus melakukan operasi," jawab dokter. Tubuh Aron terhuyung ke belakang, kakinya benar-benar lemas saat mendengar jawaban dari sang dokter. "Operasi apa Dok?" tanya Aron. Belum sempat menjawab pertanyaan Aron suster datang dan meminta agar dokter segera ke ruang operasi. Dengan langkah cepat dokter pergi ke ruang operasi begitu pula dengan Aron yang mengekor dokter dari belakang, saat akan masuk ke dalam ruang operasi suster melarang Aron untuk masuk. "Mohon maaf Pak, mohon tunggu di luar," cegah suster. "Tapi saya ingin menemani istri saya Sus," protes Aron. "Sudah menjadi peraturan kami Pak," sahut suster lalu menutup pintu ruang operasi. Dengan perasaan yang tak karu-karuan Aron menunggu di luar ruang operasi, dia benar-benar takut jika terjadi apa-apa dengan Arini maupun anaknya.Di rumah, semua keluarga menanti kabar dari Aron bahkan Renata me
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
36
DMCA.com Protection Status