All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 81 - Chapter 90

146 Chapters

Sekretaris Baru Bima

Malam itu, Dahlia sampai di rumah dan segera mandi. Bima berusaha bersikap seperti biasanya pada Dahlia. Bima menyambut Dahlia dengan pelukan hangat dan penuh cinta dan kehangatan. "Bagaimana pekerjaanmu, Sayang?" tanya Bima. "Lancar, Mas. Coba lihat hasil riasanku," Dahlia menunjukkan foto pengantin di ponselnya. "Wah, cantik sekali, Sayang. Kamu memang istriku yang pintar dan berbakat," puji Bima. "Sayang, aku sangat lelah dan mengantuk," kata Dahlia. "Ya sudah, tidurlah. Aku mencintaimu," Bima mengecup kening Dahlia. Dahlia cepat terlelap tidur karena lelah. Bima menatap wajah Dahlia yang cantik, yang selalu membuatnya bahagia hanya dengan memandanginya. Bima menghela nafas panjang, sayangnya hati sang mama belum sepenuhnya menerima Dahlia. Walaupun bibir mamanya berucap akan merestui, tapi ternyata tidak semudah ucapan. Bima turut memejamkan mata di samping Dahlia dan terhanyut dalam mimpi indah. ---Pagi itu, Bima baru saja tiba di kantor. Ia masuk ke ruangannya seperti b
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Siasat Mama Bima

"Halo, bagaimana pertemuanmu dengan Bima, Lus? Bagaimana reaksi Bima? Apa dia sudah menerima kamu sebagai sekretarisnya?" tanya seorang wanita paruh baya di seberang telepon. "Semuanya berjalan lancar, Tante. Saya berhasil meyakinkan Bima dan menjawab pertanyaan darinya dengan baik. Bima sudah menerima saya menjadi sekretaris barunya," jawab Luciana. "Bagus, jangan sampai Bima curiga padamu. Hati-hati bicara, dan jangan pernah mengatakan kalau saya yang mengatur semuanya ini," kata wanita itu. "Baik, Tante. Saya mengerti. Tante tenang saja," Luciana menjawab. "Ingat, kamu harus mendekati Bima dengan cara yang halus. Dia tidak suka wanita yang agresif dan terang-terangan menunjukkan rasa suka padanya. Bermain cerdas, buat Bima mengagumi kamu, nyaman berbicara dan terbiasa dengan kehadiranmu! Pancing supaya istri Bima cemburu dan mereka sering bertengkar," perintah Mama Bima. "Siap, Tante. Saya akan melakukan semua yang Tante anjurkan pada saya. Tapi saya tidak mengerti, mengapa Ta
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Usaha Aditya Gagal

Saat Aditya memegang uang dalam jumlah besar, ia kembali ke gaya hidupnya yang lama, yaitu suka berfoya-foya. Setiap hari Aditya membeli makanan enak dan barang yang ia inginkan. Berulangkali Ratih mengingatkan Aditya untuk lebih berhemat dan menggunakan uang itu dengan bijak, tapi Aditya tidak menghiraukan. Ratih mencoba meminta bantuan Ibu Aditya untuk menasehati Aditya. Sampai siang itu Ibu Aditya menelepon Aditya. "Halo," sapa Ibu Aditya. "Halo, ada apa Ma? Kenapa menelepon pagi-pagi?" tanya Aditya malas. "Pagi? Ini sudah jam sebelas. Kamu masih tidur, ya?" seru ibu. "Iya, Bu. Aditya masih mengantuk," jawabnya. "Kamu ini, mau sampai kapan bermalas-malasan seperti itu? Tadi istrimu menelepon Ibu. Meminta Ibu menasehati kamu supaya menggunakan uang pinjaman itu dengan hati-hati. Kenapa kamu tidak bilang kalau uang itu sudah cair? Mana bagian Ibu?" tanya Ibu. "Iya, nanti Adit transfer," jawab Aditya. "Lalu bagaimana usahamu itu? Apa sudah dimulai?" tanya ibu. "Adit sudah me
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Ratih pergi dari rumah

Ratih awalnya berusaha menutupi persoalan rumah tangganya pada orang tuanya. Namun sekuat apapun Ratih mencoba bertahan, ia tetap rapuh dan tidak bisa menahan semua luka di hatinya dalam waktu yang panjang. Pagi itu setibanya di kantor, Ratih menangis di hadapan Icha."Ratih, ada apa? Apa suamimu membuat masalah lagi?" tanya Icha. Icha merasa prihatin, setelah Ratih menikah, hampir belum pernah Icha mendengar cerita bahagia dari sahabatnya itu."Mas Aditya, Cha. Akhirnya apa yang aku takutkan selama ini terjadi. Usaha Mas Aditya bangkrut. Katanya ia ditipu oleh orang kepercayaannya," isak Ratih. "Lalu? Bagaimana bisa Aditya ditipu semudah itu? Sepertinya Aditya orang yang cukup pintar dan berpendidikan," kata Icha. "Mas Aditya itu tidak mengawasi orang kepercayaannya dengan baik. Mas Aditya malah bersenang-senang menikmati uang pinjaman itu, bahkan membeli mobil bekas dan banyak keperluan pribadinya, juga makan makanan enak setiap hari," beber Ratih. "Aneh sekali suamimu itu! Apa
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Ratih dan Aditya pisah rumah

Akhirnya Ratih sampai di rumah orang tuanya. Ia segera membayar ongkos taksi dan melangkah sambil menyeret kopernya yang cukup besar. Langkah Ratih terasa berat, ia menundukkan kepalanya dan menekan bel rumahnya. Ratih tidak memberi kabar kepada orang tuanya bahwa ia akan pulang. Ia hanya bisa menghela nafas panjang berulangkali, mempersiapkan dirinya untuk menghadapi reaksi orang tuanya. Ibu Ratih membukakan pintu rumah itu dan terkejut melihat Ratih berdiri di hadapannya. "Ratih, kenapa tidak memberi kabar kalau mau pulang? kamu sama siapa, Nak?" Ibu Ratih melihat ke sekelilingnya. "Ratih sendirian, Bu," jawab Ratih berusaha mengukir senyum. "Koq mendadak? Kamu sedang ada masalah?" tanya wanita paruh baya itu sambil mengerutkan keningnya. "Ratih ceritakan di dalam, ya Bu," ucap Ratih. "Oh, ayo masuk! Pak, Ratih pulang nih," kata Ibu Ratih. Pak Indro keluar dari ruang keluarga dan menyambut Ratih dengan senang. Ratih duduk di sofa, ia melihat rumah yang ia tinggalkan selama b
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Luciana mulai beraksi

"Sekretaris lamaku mengundurkan diri," kata Bima pagi itu. Bima dan Dahlia sedang menikmati sarapan di meja makan sebelum melakukan aktivitas masing-masing. "Oo.. Kenapa mendadak, Mas?" Dahlia menghentikan sejenak aktivitas makannya. "Aku juga tidak tahu, Sayang. Memang sangat tiba-tiba, dan dia tidak mengungkapkan alasan sebenarnya," ucap Bima. "Jadi Mas harus mencari penggantinya secepatnya, ya?" tanya Dahlia. "Iya, aku sempat bingung. Pekerjaan sedang sangat padat, sekretarisku mengundurkan diri secara mendadak. Sulit untuk mendapatkan orang yang tepar dalam waktu yang singkat. Untungnya mama menelepon dan menawarkan seorang anak temannya yang sedang mencari pekerjaan. Kemarin dia datang ke kantor, aku rasa dia memang cocok menggantikan sekretarisku yang lama," Bima meletakkan sendok di atas piring yang sudah kosong. Deg.. Untuk sesaat Dahlia terdiam, jantungnya seakan berhenti berdetak ketika mendengar cerita Bima bahwa mamanya mencari seorang sekretaris baru untuknya.'Apa
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Cemburu

Luciana terpaksa menahan rasa perih dan sakit di tangannya selama pertemuan itu. Namun ia tetap berusaha tersenyum dan profesional mengikuti pertemuan itu. Ia menyembunyikan tangan kirinya di bawah meja dan berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bima berulangkali melirik Luciana dan merasa cemas. Setelah pertemuan itu berakhir, Bima mengajak Luciana ke rumah sakit supaya mendapatkan obat. "Masih sakit, ya?" tanya Bima. "Lumayan, Pak. Perih," jawab Luciana. "Lain kali jangan ceroboh! Hati-hati!" saran Bima. "Iya, Pak. Terimakasih dan maaf merepotkan," ucap Luciana. "Kami antar kamu pulang saja, alamatmu dimana?" tanya Bima. "Tidak terlalu jauh dari kantor, Pak. Saya kos di situ," jawabnya. Bima dan sopirnya mengantar Luciana ke kosnya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah Bima pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Bima teringat kembali ekspresi wajah Luciana yang kesakitan tadi. Entah mengapa wajah itu muncul di benak Bima. Cara Luciana tersenyum, bersikap, berkata
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Akhirnya Garis Dua

Sepanjang hari itu, Dahlia menemani Bima di kantor. Bima juga memperkenalkan Dahlia dengan Luciana. 'Sial! Baru saja aku mulai melancarkan aksi mendekati Mas Bima, malah istrinya datang. Cantik juga istrinya itu, pantas saja Mas Bima sangat mencintai dia,' batin Luciana. "Lus, saya pulang duluan, ya. Setelah selesai, kamu juga bisa pulang," suara Bima membuyarkan lamunan Luciana. "Ah, iya Pak," jawab Luciana. Luciana melihat Bima merangkul Dahlia dengan mesra meninggalkan ruangannya. Seharian ini Luciana melihat bagaimana Bima memperlakukan Dahlia dengan sangat baik. Luciana yang sudah mulai benar-benar tertarik pada Bima merasa cemburu. Tiba-tiba ponsel Luciana berdering, ia mengambil benda pipih berwarna hitam itu. Di layar tertera nama Mama Bima, yang pasti ingin mendapat laporan darinya."Halo, Tante," sapa Luciana. "Halo, kamu dimana, Nak?" tanya Mana Bima. "Masih di kantor, Tante," jawab Luciana. "Kamu sedang bersama Bima?" Mama Bima tentu merasa cemas jika Bima mendenga
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Hamil Muda

Bima memeluk Dahlia dengan erat, ia merasa sangat bahagia. Ia mencium pipi Dahlia, lalu membungkuk dan mencium perut Dahlia yang masih rata. "Halo, bayi kecilku, ini papa," bisik Bima. Dahlia menghapus linangan air matanya, dan mengusap rambut Bima. Dahlia sangat senang melihat Bima menangis karena terharu. Bima dan Dahlia duduk di tempat tidur. Bima masih memandangi alat tes kehamilan di tangannya. "Aku sangat bahagia," ucap Bima sambil membelai rambut Dahlia. "Mas, apa ini benar? Ak merasa ini seperti mimpi," kata Dahlia. "Nanti kita ke dokter, ya. Supaya kita tahu pasti, sudah berapa minggu usia anak kita," kata Bima sambil membelai perut Dahlia. "Iya, Mas," jawab Dahlia. Dahlia dan Bima tidak dapat tidur lagi, mereka tidak sabar menunggu pagi datang. Mereka akan langsung memeriksakan kandungan Dahlia ke rumah sakit. Bima segera mencari informasi dokter kandungan yang ada di rumah sakit terdekat dan jadwal praktiknya. "Sayang, jam delapan nanti jadwalnya. Aku sudah mendaf
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Usaha Aditya untuk berdamai

Sudah hari ketiga Ratih dan Aditya tinggal terpisah. Ratih tinggal di rumah orang tuanya, sementara Aditya masih tinggal di rumah milik mertuanya. Ratih juga mengambil cuti dari kantornya dan berusaha menenangkan dirinya. Ratih berusaha berpikir dengan jernih, mengenai persoalan rumah tangganya. Siang itu Ratih hanya duduk di kamarnya dan membaca buku. Dulu ia memang biasa menghabiskan waktunya membaca buku di kamar. Koleksi bukunya cukup banyak dan masih tersimpan dengan rapi di rak. Ratih jarang pergi keluar rumah, selain untuk bekerja dan membeli barang yang ia butuhkan. Ponsel Ratih berdering, ia melihat sejenak untuk mengetahui siapa yang menghubunginya. Ratih meletakkan kembali ponselnya dengan malas. Telepon dari Aditya, sudah lebih dari dua puluh kali hari ini. Ratih tidak merespon panggilan telepon atau pesan dari Aditya sama sekali. Ratih hanya menjawab panggilan telepon dari kantornya untuk urusan pekerjaan, atau Icha yang menanyakan keadaannya. Telepon itu terus berder
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status