Share

Usaha Aditya Gagal

Penulis: Vonny Elyana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 10:06:49

Saat Aditya memegang uang dalam jumlah besar, ia kembali ke gaya hidupnya yang lama, yaitu suka berfoya-foya. Setiap hari Aditya membeli makanan enak dan barang yang ia inginkan.

Berulangkali Ratih mengingatkan Aditya untuk lebih berhemat dan menggunakan uang itu dengan bijak, tapi Aditya tidak menghiraukan. Ratih mencoba meminta bantuan Ibu Aditya untuk menasehati Aditya.

Sampai siang itu Ibu Aditya menelepon Aditya.

"Halo," sapa Ibu Aditya.

"Halo, ada apa Ma? Kenapa menelepon pagi-pagi?" tanya Aditya malas.

"Pagi? Ini sudah jam sebelas. Kamu masih tidur, ya?" seru ibu.

"Iya, Bu. Aditya masih mengantuk," jawabnya.

"Kamu ini, mau sampai kapan bermalas-malasan seperti itu? Tadi istrimu menelepon Ibu. Meminta Ibu menasehati kamu supaya menggunakan uang pinjaman itu dengan hati-hati. Kenapa kamu tidak bilang kalau uang itu sudah cair? Mana bagian Ibu?" tanya Ibu.

"Iya, nanti Adit transfer," jawab Aditya.

"Lalu bagaimana usahamu itu? Apa sudah dimulai?" tanya ibu.

"Adit sudah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Ratih pergi dari rumah

    Ratih awalnya berusaha menutupi persoalan rumah tangganya pada orang tuanya. Namun sekuat apapun Ratih mencoba bertahan, ia tetap rapuh dan tidak bisa menahan semua luka di hatinya dalam waktu yang panjang. Pagi itu setibanya di kantor, Ratih menangis di hadapan Icha."Ratih, ada apa? Apa suamimu membuat masalah lagi?" tanya Icha. Icha merasa prihatin, setelah Ratih menikah, hampir belum pernah Icha mendengar cerita bahagia dari sahabatnya itu."Mas Aditya, Cha. Akhirnya apa yang aku takutkan selama ini terjadi. Usaha Mas Aditya bangkrut. Katanya ia ditipu oleh orang kepercayaannya," isak Ratih. "Lalu? Bagaimana bisa Aditya ditipu semudah itu? Sepertinya Aditya orang yang cukup pintar dan berpendidikan," kata Icha. "Mas Aditya itu tidak mengawasi orang kepercayaannya dengan baik. Mas Aditya malah bersenang-senang menikmati uang pinjaman itu, bahkan membeli mobil bekas dan banyak keperluan pribadinya, juga makan makanan enak setiap hari," beber Ratih. "Aneh sekali suamimu itu! Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Ratih dan Aditya pisah rumah

    Akhirnya Ratih sampai di rumah orang tuanya. Ia segera membayar ongkos taksi dan melangkah sambil menyeret kopernya yang cukup besar. Langkah Ratih terasa berat, ia menundukkan kepalanya dan menekan bel rumahnya. Ratih tidak memberi kabar kepada orang tuanya bahwa ia akan pulang. Ia hanya bisa menghela nafas panjang berulangkali, mempersiapkan dirinya untuk menghadapi reaksi orang tuanya. Ibu Ratih membukakan pintu rumah itu dan terkejut melihat Ratih berdiri di hadapannya. "Ratih, kenapa tidak memberi kabar kalau mau pulang? kamu sama siapa, Nak?" Ibu Ratih melihat ke sekelilingnya. "Ratih sendirian, Bu," jawab Ratih berusaha mengukir senyum. "Koq mendadak? Kamu sedang ada masalah?" tanya wanita paruh baya itu sambil mengerutkan keningnya. "Ratih ceritakan di dalam, ya Bu," ucap Ratih. "Oh, ayo masuk! Pak, Ratih pulang nih," kata Ibu Ratih. Pak Indro keluar dari ruang keluarga dan menyambut Ratih dengan senang. Ratih duduk di sofa, ia melihat rumah yang ia tinggalkan selama b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Luciana mulai beraksi

    "Sekretaris lamaku mengundurkan diri," kata Bima pagi itu. Bima dan Dahlia sedang menikmati sarapan di meja makan sebelum melakukan aktivitas masing-masing. "Oo.. Kenapa mendadak, Mas?" Dahlia menghentikan sejenak aktivitas makannya. "Aku juga tidak tahu, Sayang. Memang sangat tiba-tiba, dan dia tidak mengungkapkan alasan sebenarnya," ucap Bima. "Jadi Mas harus mencari penggantinya secepatnya, ya?" tanya Dahlia. "Iya, aku sempat bingung. Pekerjaan sedang sangat padat, sekretarisku mengundurkan diri secara mendadak. Sulit untuk mendapatkan orang yang tepar dalam waktu yang singkat. Untungnya mama menelepon dan menawarkan seorang anak temannya yang sedang mencari pekerjaan. Kemarin dia datang ke kantor, aku rasa dia memang cocok menggantikan sekretarisku yang lama," Bima meletakkan sendok di atas piring yang sudah kosong. Deg.. Untuk sesaat Dahlia terdiam, jantungnya seakan berhenti berdetak ketika mendengar cerita Bima bahwa mamanya mencari seorang sekretaris baru untuknya.'Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Cemburu

    Luciana terpaksa menahan rasa perih dan sakit di tangannya selama pertemuan itu. Namun ia tetap berusaha tersenyum dan profesional mengikuti pertemuan itu. Ia menyembunyikan tangan kirinya di bawah meja dan berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bima berulangkali melirik Luciana dan merasa cemas. Setelah pertemuan itu berakhir, Bima mengajak Luciana ke rumah sakit supaya mendapatkan obat. "Masih sakit, ya?" tanya Bima. "Lumayan, Pak. Perih," jawab Luciana. "Lain kali jangan ceroboh! Hati-hati!" saran Bima. "Iya, Pak. Terimakasih dan maaf merepotkan," ucap Luciana. "Kami antar kamu pulang saja, alamatmu dimana?" tanya Bima. "Tidak terlalu jauh dari kantor, Pak. Saya kos di situ," jawabnya. Bima dan sopirnya mengantar Luciana ke kosnya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah Bima pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Bima teringat kembali ekspresi wajah Luciana yang kesakitan tadi. Entah mengapa wajah itu muncul di benak Bima. Cara Luciana tersenyum, bersikap, berkata

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Akhirnya Garis Dua

    Sepanjang hari itu, Dahlia menemani Bima di kantor. Bima juga memperkenalkan Dahlia dengan Luciana. 'Sial! Baru saja aku mulai melancarkan aksi mendekati Mas Bima, malah istrinya datang. Cantik juga istrinya itu, pantas saja Mas Bima sangat mencintai dia,' batin Luciana. "Lus, saya pulang duluan, ya. Setelah selesai, kamu juga bisa pulang," suara Bima membuyarkan lamunan Luciana. "Ah, iya Pak," jawab Luciana. Luciana melihat Bima merangkul Dahlia dengan mesra meninggalkan ruangannya. Seharian ini Luciana melihat bagaimana Bima memperlakukan Dahlia dengan sangat baik. Luciana yang sudah mulai benar-benar tertarik pada Bima merasa cemburu. Tiba-tiba ponsel Luciana berdering, ia mengambil benda pipih berwarna hitam itu. Di layar tertera nama Mama Bima, yang pasti ingin mendapat laporan darinya."Halo, Tante," sapa Luciana. "Halo, kamu dimana, Nak?" tanya Mana Bima. "Masih di kantor, Tante," jawab Luciana. "Kamu sedang bersama Bima?" Mama Bima tentu merasa cemas jika Bima mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Hamil Muda

    Bima memeluk Dahlia dengan erat, ia merasa sangat bahagia. Ia mencium pipi Dahlia, lalu membungkuk dan mencium perut Dahlia yang masih rata. "Halo, bayi kecilku, ini papa," bisik Bima. Dahlia menghapus linangan air matanya, dan mengusap rambut Bima. Dahlia sangat senang melihat Bima menangis karena terharu. Bima dan Dahlia duduk di tempat tidur. Bima masih memandangi alat tes kehamilan di tangannya. "Aku sangat bahagia," ucap Bima sambil membelai rambut Dahlia. "Mas, apa ini benar? Ak merasa ini seperti mimpi," kata Dahlia. "Nanti kita ke dokter, ya. Supaya kita tahu pasti, sudah berapa minggu usia anak kita," kata Bima sambil membelai perut Dahlia. "Iya, Mas," jawab Dahlia. Dahlia dan Bima tidak dapat tidur lagi, mereka tidak sabar menunggu pagi datang. Mereka akan langsung memeriksakan kandungan Dahlia ke rumah sakit. Bima segera mencari informasi dokter kandungan yang ada di rumah sakit terdekat dan jadwal praktiknya. "Sayang, jam delapan nanti jadwalnya. Aku sudah mendaf

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Usaha Aditya untuk berdamai

    Sudah hari ketiga Ratih dan Aditya tinggal terpisah. Ratih tinggal di rumah orang tuanya, sementara Aditya masih tinggal di rumah milik mertuanya. Ratih juga mengambil cuti dari kantornya dan berusaha menenangkan dirinya. Ratih berusaha berpikir dengan jernih, mengenai persoalan rumah tangganya. Siang itu Ratih hanya duduk di kamarnya dan membaca buku. Dulu ia memang biasa menghabiskan waktunya membaca buku di kamar. Koleksi bukunya cukup banyak dan masih tersimpan dengan rapi di rak. Ratih jarang pergi keluar rumah, selain untuk bekerja dan membeli barang yang ia butuhkan. Ponsel Ratih berdering, ia melihat sejenak untuk mengetahui siapa yang menghubunginya. Ratih meletakkan kembali ponselnya dengan malas. Telepon dari Aditya, sudah lebih dari dua puluh kali hari ini. Ratih tidak merespon panggilan telepon atau pesan dari Aditya sama sekali. Ratih hanya menjawab panggilan telepon dari kantornya untuk urusan pekerjaan, atau Icha yang menanyakan keadaannya. Telepon itu terus berder

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Damai

    Pagi-pagi Aditya dan ibunya sudah dalam perjalanan menuju rumah Ratih. Cukup lama mereka harus menunggu di luar pintu gerbang, karena asisten rumah tangga Pak Indro tidak berani langsung mengijinkan Aditya dan ibunya masuk. "Lama banget, sih? Kita ini keluarganya Pak Indro, suami dan mertua dari anaknya. Mengapa kita dibiarkan di luar seperti ini? Panas, banyak debu lagi," gerutu Ibu Aditya sambil mengipaskan tangannya. "Ibu yang memaksa datang ke sini tadi, sudah aku bilang kalau Ratih saja memblokir nomorku. Dia masih marah dan kesal padaku," ujar Aditya. "Kalau tidak dipaksa datang kemari, kapan kamu mau menemui Ratih dan meminta maaf? Yang ada Ratih sudah meminta cerai dan diambil orang lain," kata ibunya. "Biar saja, Aditya juga belum terlalu mencintai Ratih. Apalagi setelah mengetahui sikap manja dan keras kepalanya itu, ia tidak mau menuruti perkataan suaminya," ujar Aditya sambil berjongkok dan menyalakan rokoknya. "Hush.. Jangan terlalu keras bicara! Bagaimana kalau ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24

Bab terbaru

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Apakah masih ada harapan?

    Bima tersentak, ia juga terkejut karena baru mendengar kenyataan ini. "Jadi semua ini rencana Mama dan Sandra?" tanya Bima. "Maafkan Mama, Nak," bisik Mama Bima. "Mama.. Kenapa Mama membongkar semua ini?" teriak Sandra yang sudah berdiri di pintu masuk. Sandra terlihat marah dan kesal pada mama mertuanya itu, karena membongkar rahasia itu tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu. Semua mata beralih menatap Sandra. Sementara Sandra menghampiri Mama Bima dan berusaha meminta penjelasan. "San, Mama merasa waktu Mama tidak akan lama lagi. Mama harus mengatakan semua ini agar Mama bisa pergi dengan tenang. Sejujurnya Mama menyesal selama beberapa tahun ini, karena Mama telah menghancurkan hidup kalian semua," kata Mama Bima. Mama Bima terdiam sejenak, ia mengatur nafasnya yang sesak. Berbicara sejenak membuat ia sangat kelelahan. "Sekarang Mama menghancurkan hidupku. Mengapa Mama berbuat seperti itu?" tanya Sandra kesal. "Mama telah memisahkan Bima dengan Dahlia dan anaknya. Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kenyataan yang sebenarnya

    Bima akhirnya harus menikahi Sandra. Namun sejak hari itu hidup Bima berubah sepenuhnya. Ia hanya memberikan status pada Sandra sebagai seorang istri, tapi tidak pernah memberikan hatinya. Sandra tinggal dengan Mama Bima, sementara Bima tetap di Semarang. Ketika Sandra mengusulkan untuk tinggal di Semarang bersamanya, Bima menolak mentah-mentah. Bima memilih tidak serumah dengan Sandra. Sandra sadar, ia tidak pernah bisa memiliki hati dan cinta Bima saat dia dalam keadaan sadar. Bima tidak pernah mau menyentuh dirinya, atau tidur bersamanya. Hal itu membuat Sandra sangat terluka, ia melampiaskan rasa kesal dan bencinya pada Bima dengan berfoya-foya, menghabiskan uang pemberian Mama Bima. Semakin lama terlihat jelas sifat dan karakter Sandra yang sebenarnya. Ia tidak lagi menghormati Mama Bima seperti dulu. Sandra sering melampiaskan rasa kesalnya pada Bima dengan menyakiti hati mama mertuanya. Sementara itu, Dahlia berusaha kembali bangkit dan menata hatinya. Dahlia menghabiskan

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Memilih Berpisah

    Sambil menangis Dahlia memasukkan semua pakaian dan barang miliknya dan Nadine ke dalam koper. Ia tidak pernah menduga mimpi buruk itu akan datang kembali dalam hidupnya. Bima selama ini selalu penuh cinta, menyayangi, dan membela Dahlia di hadapan siapapun. Namun ternyata semua hanya kepalsuan, karena Bima menyakiti Dahlia begitu dalam. Dahlia menggantikan pakaian Nadine, lalu menggendong Nadine dengan kain gendongan. Tangan kanan Dahlia menarik kopernya. "Lia, aku tidak bisa hidup tanpamu dan Nadine. Tolong maafkan aku!" Bima memegang tangan Dahlia dan berlutut di hadapannya. "Seharusnya kamu pikirkan semua akibatnya sebelum bertindak, Mas! Kamu tahu kalau aku pernah terluka, dan tidak akan berkompromi pada masalah ini. Aku benci kamu, Mas! Silakan kamu nikahi dia! Aku tidak peduli! Aku tunggu surat cerai darimu," ucap Dahlia. "Nak, kamu bisa tetap menjadi istri pertama Bima. Biarlah Sandra menjadi istri kedua Bima. Bukankah pria bisa mempunyai lebih dari satu istri?" kata Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kembali Terluka

    Selama beberapa hari terakhir ini, Dahlia merasa suaminya banyak berubah. Bima sering melamun dan lebih pendiam. Berkali-kali Dahlia melihat raut wajah suaminya yang sendu. Dahlia mencoba bertanya apa yang sedang terjadi, tetapi Bima hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Bima belum mau menceritakan masalah yang terjadi. Dahlia berpikir suaminya mungkin hanya merasa lelah, atau ada masalah dalam pekerjaannya. Bima yang biasanya ceria, selalu memeluk Dahlia dengan hangat, bermain dengan Nadine, kini mendadak murung. Seperti ada beban yang berat yang sedang dialami oleh Bima. "Mas, koq malah melamun?" tanya Dahlia. Mereka sedang di meja makan untuk makan malam bersama. Dahlia sudah mengambilkan makanan untuk suaminya dan dirinya sendiri."Oh, tidak apa-apa, Sayang. Ayo kita makan!" jawab Bima. "Sebenarnya ada masalah apa, Mas? Biasanya Mas selalu menceritakan apapun padaku," kata Dahlia. "Hanya masalah pekerjaan, biasa saja koq. Kamu tenang saja, ya. Jangan cemas!" ujar Bi

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Firasat

    Bima meminum teh manis hangat yang dihidangkan oleh Sandra. Setelah itu ia kembali menghubungi mamanya, tetapi tidak ada jawaban. "San, aku pulang saja, ya. Nanti sampaikan pada mama kalau aku datang kemari," kata Bima. Bima baru saja akan bangkit berdiri, tetapi tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat berat dan sangat mengantuk. Detik terakhir ia melihat Sandra tersenyum dan mendekatinya. Bima tak sanggup membuka matanya lagi, ia terkulai di sofa. Sandra segera menopang tubuh Bima. "Mas, kamu kenapa? Kamu lelah, ya? Ayo aku bantu kamu ke kamar," bisik Sandra. Sandra melingkarkan tangan Bima di atas bahunya, lalu memapah Bima. Sandra menghempaskan tubuh Bima ke kasur, lalu sejenak memastikan bahwa Bima sudah benar-benar lelap. Sandra tersenyum senang, rencananya berhasil. Ia harus bergerak cepat sebelum Bima bangun dan sadar. Sandra melepas pakaian Bima, lalu pakaiannya sendiri. Sandra juga mengambil ponselnya dan mengambil foto yang menunjukkan seolah dirinya dan Bima tidur bersam

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Jebakan

    "Jangan bergurau, Ma! Bima tidak akan mau mengkhianati Dahlia," kata Bima. Mama Bima hanya diam dan melemparkan pandangan ke luar jendela mobil itu. "Ma, besok Bima tidak bisa mengantar Mama ke pemakaman Mama Sandra," ucap Bima. "Kenapa, Nak? Hubungan kita sangat dekat dengan keluarga Sandra. Kita harus menghadiri acara pemakaman itu," kata Mama Bima. Bima harus bekerja, Ma. Besok ada pertemuan penting dengan klien. Kalau Mama memang mau datang, Mama naik taksi saja," ucap Bima dengan nada suara yang mulai meninggi. Mama Bima kembali bungkam, ia sadar sepertinya percuma kalau ia memaksakan kehendak pada Bima. Bima dan mamanya akhirnya sampai di rumah."Ma, Bima langsung pulang, ya," kata Bima sebelum mamanya turun dari mobil. "Hati-hati, ya,"Sepanjang jalan Bima terus memikirkan semua yang terjadi, dan perkataan mamanya. Bima tak habis pikir, mengapa mamanya bisa memberikan ide padanya untuk menikahi Sandra. 'Itu tidak mungkin terjadi! Aku sudah punya Dahlia dan Nadine. Aku s

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Pesan Terakhir Mama Sandra

    Bima segera menuju ke rumah mamanya. Perjalanan agak tersendat karena ini adalah jam pulang kerja. Bima ingin sampai secepat mungkin ke rumah mamanya, supaya bisa pulang lebih cepat. "Ma, sudah siap? Ayo kita berangkat!" kata Bima. "Iya, Nak. Sebentar Mama ambil tas dulu," ucap Mama Bima. Lalu Bima dan mamanya naik ke mobil dan menuju ke rumah Sandra. Rumah Sandra sangat ramai dan dipadati oleh para pelayat. Jenazah Mama Sandra memang belum dimakamkan, karena menunggu Kakak Sandra yang masih dalam perjalanan dari luar negeri. Rencananya Mama Sandra akan dimakamkan besok pagi. Mama Bima segera mendekati Sandra dan memeluknya. Mama Bima memang terlihat sudah akrab dan mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Sandra. Sementara itu Bima memilih duduk agak jauh dan berbaur bersama para pelayat yang lain. Wajah Sandra terlihat pucat dan matanya sembab karena banyak menangis. Wajahnya nyaris tanpa riasan dan air mata masih membasahi wajahnya. Mama Bima mengusap lembut bahu Sandra. Sand

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Mama Sandra Meninggal Dunia

    Mama Bima dan Sandra baru saja meninggalkan rumah Bima. Dahlia langsung masuk ke kamar dan membaringkan Nadine yang sudah terlelap. Untuk sementara tempat tidur Nadine dipindahkan ke kamar Dahlia dan Bima. Sampai nanti Nadine sudah lebih besar dan bisa tidur sendiri. Dahlia tak berbicara sepatah katapun, tak bisa dipungkiri, hatinya sakit karena perkataan Mama Bima dan tingkah laku Sandra. Dahlia membaringkan tubuhnya dan menghadap ke dinding memunggungi Bima. Ia pura-pura memejamkan matanya dan tidur. Hanya dengan melihat ekspresi wajah Dahlia, Bima mengerti perasaan istrinya itu. "Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Bima. Dahlia tidak menjawab pertanyaan Bima itu. Ia tetap memejamkan matanya dan menahan diri sekuatnya agar tidak menangis. Bima mendekat dan memeluk Dahlia dari belakang. "Sayang, aku tahu kamu belum tidur. Sekalipun kamu diam, aku mengerti perasaanmu dan rasa sakit hatimu," kata Bima. Bima menghadapkan tubuh Dahlia ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapa

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Rencana Perjodohan Masa Kecil

    Hari demi hari berlalu dengan cepat. Bima dan Dahlia menikmati kebahagiaan sebagai orang tua. Mereka sangat bahagia melihat Nadine tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Pernikahan Dahlia dan Bima berjalan bahagia dan harmonis. Tanpa terasa, Nadine sudah berumur delapan bulan. Suatu hari, Mama Bima datang ke rumah bersama Sandra. Dahlia berusaha berpikiran positif dan menyambut mereka seperti tamu lainnya. Namun yang membuat Dahlia merasa tidak nyaman adalah ulah Sandra. Awalnya Sandra dan Mama Bima duduk seperti biasa di ruang tamu. "Bima mana, Lia?" tanya Mama Bima. "Oh, sebentar lagi pulang, Ma. Mungkin ini sedang di perjalanan," jawab Dahlia. Saat Dahlia mengambil minuman di dapur, ternyata Sandra masuk ke kamar Dahlia tanpa ijin dan menggendong Nadine yang sedang tidur. Sandra membawa Nadine ke ruang tamu. Dahlia terkejut dan merasa kesal, karena Nadine yang baru saja tertidur kini terbangun lagi dan rewel. Bukannya meminta maaf, Sandra malah tertawa-tawa dan menggend

DMCA.com Protection Status