All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 61 - Chapter 70

146 Chapters

Kunjungan Mertua

"Neng, orang yang mengirim paket dan melempar batu sudah ditangkap?" tanya Bi Inah. "Sudah, Bi. Pelaku dan orang yang memberi perintah itu sudah diamankan," jawab Dahlia. "Syukurlah, Neng. Bibi jadi tenang sekarang. Bibi sampai terpikir untuk berhenti bekerja. Bibi merasa sangat takut, Neng," kata Bi Inah sambil mencuci piring. "Iya, Bi. Saya juga takut, apalagi kalau suami tidak di rumah. Selain saya cemas kalau ada orang yang datang kemari dan berbuat aneh lagi, saya juga cemas dengan keadaan suami saya di liat rumah," ucap Dahlia. "Iya, Neng. Tapi siapa orang yang memberi perintah untuk melakukan itu?" tanya Bi Inah. "Mm.. Ternyata kami sudah mengenal dia, Bi. Dia adalah wanita yang menyukai suamiku," jawab Dahlia. "Apa? Seorang wanita? Mengapa dia bisa berbuat seperti itu?" Bi Inah terlihat tidak percaya. "Kami juga terkejut, Bi. Tapi memang wanita itu sangat terobsesi dengan Mas Bima. Dia sering melakukan hal yang nekat jika keinginannya tidak tercapai," beber Dahlia. "Ya
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Campur Tangan Mertua

"Jangan sombong kamu! Memangnya kalau kamu bekerja dan menghasilkan uang, kamu bisa bebas dari pekerjaan rumah? Berapa sih yang bisa kamu hasilkan dari salon ini? Paling juga tidak seberapa dibandingkan dengan perusahaan kami," cibir Mama Bima. Dahlia merasa hatinya bagaikan tercabik mendengar ucapan Mama Bima. Dahlia sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan mengalami hinaan dan direndahkan lagi.Dahlia berusaha menahan diri, walau rasanya bibirnya ingin menjawab dan tidak bisa menerima perkataan Mama Bima itu. Mama Bima tiba-tiba melangkah menuju dapur. "Mama mau apa? Mau Lia ambilkan minuman atau makanan?" tanya Dahlia. Tapi Mama Bima diam, ia malah memeriksa dapur, isi lemari dan lemari es. Bi Inah yang sedang membersihkan meja dapur menjadi risih dan langsung menyingkir. Mama Bima membuka lemari persediaan makanan, lalu mengeluarkan semua makanan dan minuman ringan. Mama Bima melempar makanan dan minuman itu ke lantai. "Makanan apa ini? Tidak ada gizinya, semuanya sampah! B
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Perdebatan Dahlia dengan Bima

"Kalau kamu memang kesulitan untuk mengatur waktu, sebaiknya kamu tidak perlu membuka salon. Jadi ibu rumah tangga saja sepenuhnya," kata Mama Bima. "Ma, aku minta maaf. Aku tidak akan berhenti bekerja dan berkarya. Melalui salon yang kata Mama sederhana dan hasilnya tidak seberapa ini, aku bisa bangkit dan kembali hidup. Aku tidak bisa mematuhi perkataan Mama," ucap Dahlia. "Lihat itu, memang kamu ini egois! Sudahlah, Mama mau pulang!" Mama Bima bangkit berdiri dan meninggalkan tempat itu. Dahlia dan ibu hanya diam selama beberapa saat. Air mata Dahlia mengalir juga, setelah beberapa saat lamanya ia menahan diri. Dahlia mengambil tisu dan menghapus air matanya. Ibu melihat Dahlia dengan prihatin dan berusaha menenangkan Dahlia. "Sabar, Lia," bisik ibu dengan lembut. "Lia tidak menyangka harus mengalami ini kembali, Bu," isak Dahlia lirih. "Mungkin Mama Bima tidak bermaksud menyakiti hatimu. Hanya cara penyampaiannya yang terlalu terus terang. Kamu tenangkan diri dulu, lalu bic
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Siapa calon konsumen baru Bima?

Dahlia bersandar di dada Bima, sungguh aroma tubuh Bima menjadi sesuatu yang menenangkan dan selalu membuat Dahlia rindu. "Maafkan aku, Mas," bisik Dahlia. "Sudahlah, tapi katakan padaku sejujurnya, ada apa denganmu? Mengapa kamu berubah seperti tadi? Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Ceritakanlah padaku!" kata Bima. Dahlia menghela nafas, matanya kembali berkaca-kaca mengingat peristiwa tadi siang. Setiap perkataan Mama Bima masih terngiang di telinga Dahlia dan membuat dadanya terasa sesak. "Mas, apakah Mama masih membenci aku?" tanya Dahlia. Bima terkejut, keningnya sampai berkerut karena memikirkan ucapan Dahlia. "Mama? Mama sudah merestui hubungan kita. Kamu juga bisa melihatnya sendiri," jawab Bima. "Mama tadi datang kemari, dan memeriksa semuanya. Makanan, minuman, kamar kita, dan bicara tentang banyak hal," kata Dahlia sendu. "Lalu?" tanya Bima. "Intinya mama banyak mengkritik aku, karena aku sangat jarang memasak untukmu. Aku membiarkan kamu selalu makan di lua
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Sinta merayu Bima

"Selamat pagi, Mas," sapa wanita itu dengan penuh percaya diri. "Pagi, silakan duduk!" jawab Bima. Bima masih berusaha mengingat, dimana ia pernah bertemu dengan wanita itu. Wanita itu tersenyum, lalu duduk di hadapan Bima. "Mas tidak ingat ya? Kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Apa Nas secepat itu melupakan aku?" kata wanita itu dengan manja. "Maaf, saya tidak ingat," ucap Bima. "Saya Sinta, Mas. Kita pernah bertemu di pernikahan Aditya," jelas Sinta. "Oh, kamu mantan istri Aditya, benar kan?" tanya Bima. Bima berpikir sejenak, ternyata mantan istri Aditya terlihat cukup kaya dan modis. Tapi Aditya malah bekerja sebagai sopir, Aditya sedikit bingung dengan apa yang terjadi. "Iya, Mas. Saya di sini mewakili perusahaan papa saya untuk menjajaki kerjasama dengan perusahaan Mas Bima," kata Sinta sambil mengukir senyum terbaik di bibir merahnya. Sinta datang dengan karyawan senior perusahaan papanya. Perusahaan milik Papa Sinta memang tidak sebesar milik Bima. Papa Sinta hanya
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Dipermalukan di acara keluarga

Bima menghela nafas panjang melihat kepergian Sinta dan karyawannya. Sementara itu Pak Aris dan sekretarisnya menahan tawa. "Wah, Pak Bima hebat, sudah menikah juga masih punya penggemar," goda sekretaris itu. "Ah sudahlah, ayo kota kembali bekerja!" kata Bima. Bima dan Pak Aris kembali ke ruangan masing-masing untuk bekerja. Bima merasa pertemuan bisnis dengan perusahaan Sinta itu seperti membuang waktu belaka. Bima tidak terlalu mengharapkan hasil yang baik, karena nampaknya Sinta sangat kecewa. Sore harinya, Bima kembali pulang ke rumahnya. Dahlia sudah menunggunya dengan senyuman manis dan masakan di meja makan yang terlihat nikmat. "Hai, Sayang. Istriku sudah cantik dan wangi," kata Bima. "Suamiku, mau makan atau mandi dulu?" tanya Dahlia. "Aku lapar, boleh makan dulu, kan?" tanya Bima. "Oke," jawab Dahlia. Dahlia mengambilkan makanan yang dimasaknya sendiri untuk Bima. "Wah, kelihatannya enak, " kata Bima. "Cobain dulu, Mas. Enak atau tidak?" tanya Dahlia. Bima menyu
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

(Terpaksa) Menuruti Kemauan Mertua

Dahlia hanya diam dan mencoba tersenyum di depan semua orang yang ada di situ. Suasana yang semula penuh canda dan gurauan mendadak sepi. Sayangnya, Bima sedang tidak ada di ruangan itu dan tidak mendengar semua perkataan mamanya. Dahlia juga tidak mungkin akan berlari dan mengadu pada Bima seperti seorang anak kecil. Sebenarnya Mama Bima sudah mengantisipasi dengan memesan katering makanan, jika memang masakan Dahlia gagal. Mama Bima hanya ingin melihat Dahlia malu di depan semua orang yang hadir nanti. Dahlia hanya bisa menuruti kemauan Mama Bima, karena semua orang sedang memandangnya. Dahlia langsung melangkah ke dapur untuk memasak. "Jeng, apa perkataanmu tadi tidak keterlaluan? tanya seorang Tante Bima."Iya, aku cemas jika perkataanmu tadi menyinggung perasaan Dahlia," timpal yang lain. "Biar saja, kalian tahu bagaimana aku membesarkan Bima, kan? Sekarang Bima malah mendapatkan istri yang tidak becus mengurus dan merawatnya. Setiap hari membeli makanan di luar, itu tidak se
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Menunjukkan Kemampuan

Satu jam sebelum acara berlangsung, Dahlia sudah berhasil menuntaskan semua masakannya. Bibi kembali ke dapur dan terlihat lelah, karena sang nyonya memintanya melakukan banyak hal. Mama Bima sengaja memberikan banyak tugas lain untuk bibi, supaya tidak bisa membantu Dahlia yang sedang memasak. Mama Bima berharap dengan begitu Dahlia akan menyerah dan gagal menyajikan makanan untuk semuanya. Mama Bima sengaja membuat Dahlia merasa malu di depan semua orang. "Wah, Neng Lia hebat, semua sudah matang ya?" Bibi mengedarkan pandangannya dan melihat masakan Dahlia. "Bibi tolong cobain masakan saya, ya. Mungkin ada yang rasanya kurang sesuai dengan selera mama dan papa. Bibi koreksi saja misalnya ada yang kurang enak," kata Dahlia. Bibi mulai mencicipi makanan-makanan itu, dan ternyata semua terasa enak dan sempurna. "Hebat, semua enak. Selain itu semua menu masakan ini bisa selesai tepat waktu. Padahal tadi bibi saja ragu karena waktunya terbatas," puji bibi. "Ah, kebetulan saja, Bi.
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Kemarahan Ratih

Ratih sedang merapikan berkas pekerjaannya hari itu dan bersiap untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba ponsel Ratih berdering dan ia terpaksa duduk kembali di kursinya. Ratih mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Ternyata Ibu Aditya yang menelepon Ratih kembali. 'Pasti masalah uang itu,' gerutu Ratih dengan kesal. Ratih enggan menjawab telepon itu, diletakkannya ponsel itu di meja, tapi terus berdering. Ratih menghela nafas panjang dan akhirnya menjawab telepon itu dengan terpaksa. "Halo, Ratih. Bagaimana masalah uang itu? Kapan kamu akan transfer ke Ibu?" tanya Ibu. "Ratih belum tahu, Bu," jawab Ratih. "Aduh, jangan begitu donk. Tetangga Ibu sudah menagih terus. Kemarin kamu sudah berjanji untuk memberikan uang itu pada Ibu, jadi Ibu sudah mengatakan pada tetangga akan membayar hutang itu. Ibu harus bagaimana kalau orang itu datang dan meminta uangnya?" ucap Ibu Aditya. "Iya, tapi Ratih harus menggadaikan perhiasan Ratih dulu, Bu. Tanggal gajian Ratih masih lama, dan Ratih tidak mun
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Godaan Sinta

Sinta belum menyerah untuk mendapatkan hati Bima. Setelah Bima menolak mentah-mentah ajakan makan siangnya, Sinta terus memikirkan cara untuk mendapatkan kesempatan mendekati Bima. Pagi itu, Sinta kembali datang ke kantor Bima sendirian. Sinta datang dengan alasan akan memberikan jawaban mengenai rencana kerja sama antara perusahaan papanya dan perusahaan Bima. Sebelum turun dari mobil, Sinta kembali melihat riasannya di cermin. 'Dulu aku datang ke kantor ini sebagai istri Mas Aditya, dan harus pergi dengan rasa malu. Tapi sekarang, aku datang sebagai calon istri pemilik perusahaan ini,' batin Sinta sambil memoles bibirnya kembali dengan warna merah menyala.Sinta turun dari mobil dan melangkah penuh percaya diri. Customer service yang bernama Helen sempat terdiam beberapa saat dan berusaha mengingat, karena ia merasa sudah pernah berjumpa dengan Sinta. "Maaf, dengan Ibu siapa?" tanya Helen. "Saya Sinta," jawab Sinta dengan santai. "Baik, Ibu mau bertemu dengan siapa?" tanya Hel
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status