Share

Campur Tangan Mertua

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-03-14 07:48:41

"Jangan sombong kamu! Memangnya kalau kamu bekerja dan menghasilkan uang, kamu bisa bebas dari pekerjaan rumah? Berapa sih yang bisa kamu hasilkan dari salon ini? Paling juga tidak seberapa dibandingkan dengan perusahaan kami," cibir Mama Bima.

Dahlia merasa hatinya bagaikan tercabik mendengar ucapan Mama Bima. Dahlia sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan mengalami hinaan dan direndahkan lagi.

Dahlia berusaha menahan diri, walau rasanya bibirnya ingin menjawab dan tidak bisa menerima perkataan Mama Bima itu.

Mama Bima tiba-tiba melangkah menuju dapur.

"Mama mau apa? Mau Lia ambilkan minuman atau makanan?" tanya Dahlia.

Tapi Mama Bima diam, ia malah memeriksa dapur, isi lemari dan lemari es. Bi Inah yang sedang membersihkan meja dapur menjadi risih dan langsung menyingkir.

Mama Bima membuka lemari persediaan makanan, lalu mengeluarkan semua makanan dan minuman ringan. Mama Bima melempar makanan dan minuman itu ke lantai.

"Makanan apa ini? Tidak ada gizinya, semuanya sampah! B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Perdebatan Dahlia dengan Bima

    "Kalau kamu memang kesulitan untuk mengatur waktu, sebaiknya kamu tidak perlu membuka salon. Jadi ibu rumah tangga saja sepenuhnya," kata Mama Bima. "Ma, aku minta maaf. Aku tidak akan berhenti bekerja dan berkarya. Melalui salon yang kata Mama sederhana dan hasilnya tidak seberapa ini, aku bisa bangkit dan kembali hidup. Aku tidak bisa mematuhi perkataan Mama," ucap Dahlia. "Lihat itu, memang kamu ini egois! Sudahlah, Mama mau pulang!" Mama Bima bangkit berdiri dan meninggalkan tempat itu. Dahlia dan ibu hanya diam selama beberapa saat. Air mata Dahlia mengalir juga, setelah beberapa saat lamanya ia menahan diri. Dahlia mengambil tisu dan menghapus air matanya. Ibu melihat Dahlia dengan prihatin dan berusaha menenangkan Dahlia. "Sabar, Lia," bisik ibu dengan lembut. "Lia tidak menyangka harus mengalami ini kembali, Bu," isak Dahlia lirih. "Mungkin Mama Bima tidak bermaksud menyakiti hatimu. Hanya cara penyampaiannya yang terlalu terus terang. Kamu tenangkan diri dulu, lalu bic

    Last Updated : 2023-03-14
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Siapa calon konsumen baru Bima?

    Dahlia bersandar di dada Bima, sungguh aroma tubuh Bima menjadi sesuatu yang menenangkan dan selalu membuat Dahlia rindu. "Maafkan aku, Mas," bisik Dahlia. "Sudahlah, tapi katakan padaku sejujurnya, ada apa denganmu? Mengapa kamu berubah seperti tadi? Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Ceritakanlah padaku!" kata Bima. Dahlia menghela nafas, matanya kembali berkaca-kaca mengingat peristiwa tadi siang. Setiap perkataan Mama Bima masih terngiang di telinga Dahlia dan membuat dadanya terasa sesak. "Mas, apakah Mama masih membenci aku?" tanya Dahlia. Bima terkejut, keningnya sampai berkerut karena memikirkan ucapan Dahlia. "Mama? Mama sudah merestui hubungan kita. Kamu juga bisa melihatnya sendiri," jawab Bima. "Mama tadi datang kemari, dan memeriksa semuanya. Makanan, minuman, kamar kita, dan bicara tentang banyak hal," kata Dahlia sendu. "Lalu?" tanya Bima. "Intinya mama banyak mengkritik aku, karena aku sangat jarang memasak untukmu. Aku membiarkan kamu selalu makan di lua

    Last Updated : 2023-03-15
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Sinta merayu Bima

    "Selamat pagi, Mas," sapa wanita itu dengan penuh percaya diri. "Pagi, silakan duduk!" jawab Bima. Bima masih berusaha mengingat, dimana ia pernah bertemu dengan wanita itu. Wanita itu tersenyum, lalu duduk di hadapan Bima. "Mas tidak ingat ya? Kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Apa Nas secepat itu melupakan aku?" kata wanita itu dengan manja. "Maaf, saya tidak ingat," ucap Bima. "Saya Sinta, Mas. Kita pernah bertemu di pernikahan Aditya," jelas Sinta. "Oh, kamu mantan istri Aditya, benar kan?" tanya Bima. Bima berpikir sejenak, ternyata mantan istri Aditya terlihat cukup kaya dan modis. Tapi Aditya malah bekerja sebagai sopir, Aditya sedikit bingung dengan apa yang terjadi. "Iya, Mas. Saya di sini mewakili perusahaan papa saya untuk menjajaki kerjasama dengan perusahaan Mas Bima," kata Sinta sambil mengukir senyum terbaik di bibir merahnya. Sinta datang dengan karyawan senior perusahaan papanya. Perusahaan milik Papa Sinta memang tidak sebesar milik Bima. Papa Sinta hanya

    Last Updated : 2023-03-15
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Dipermalukan di acara keluarga

    Bima menghela nafas panjang melihat kepergian Sinta dan karyawannya. Sementara itu Pak Aris dan sekretarisnya menahan tawa. "Wah, Pak Bima hebat, sudah menikah juga masih punya penggemar," goda sekretaris itu. "Ah sudahlah, ayo kota kembali bekerja!" kata Bima. Bima dan Pak Aris kembali ke ruangan masing-masing untuk bekerja. Bima merasa pertemuan bisnis dengan perusahaan Sinta itu seperti membuang waktu belaka. Bima tidak terlalu mengharapkan hasil yang baik, karena nampaknya Sinta sangat kecewa. Sore harinya, Bima kembali pulang ke rumahnya. Dahlia sudah menunggunya dengan senyuman manis dan masakan di meja makan yang terlihat nikmat. "Hai, Sayang. Istriku sudah cantik dan wangi," kata Bima. "Suamiku, mau makan atau mandi dulu?" tanya Dahlia. "Aku lapar, boleh makan dulu, kan?" tanya Bima. "Oke," jawab Dahlia. Dahlia mengambilkan makanan yang dimasaknya sendiri untuk Bima. "Wah, kelihatannya enak, " kata Bima. "Cobain dulu, Mas. Enak atau tidak?" tanya Dahlia. Bima menyu

    Last Updated : 2023-03-15
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   (Terpaksa) Menuruti Kemauan Mertua

    Dahlia hanya diam dan mencoba tersenyum di depan semua orang yang ada di situ. Suasana yang semula penuh canda dan gurauan mendadak sepi. Sayangnya, Bima sedang tidak ada di ruangan itu dan tidak mendengar semua perkataan mamanya. Dahlia juga tidak mungkin akan berlari dan mengadu pada Bima seperti seorang anak kecil. Sebenarnya Mama Bima sudah mengantisipasi dengan memesan katering makanan, jika memang masakan Dahlia gagal. Mama Bima hanya ingin melihat Dahlia malu di depan semua orang yang hadir nanti. Dahlia hanya bisa menuruti kemauan Mama Bima, karena semua orang sedang memandangnya. Dahlia langsung melangkah ke dapur untuk memasak. "Jeng, apa perkataanmu tadi tidak keterlaluan? tanya seorang Tante Bima."Iya, aku cemas jika perkataanmu tadi menyinggung perasaan Dahlia," timpal yang lain. "Biar saja, kalian tahu bagaimana aku membesarkan Bima, kan? Sekarang Bima malah mendapatkan istri yang tidak becus mengurus dan merawatnya. Setiap hari membeli makanan di luar, itu tidak se

    Last Updated : 2023-03-16
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Menunjukkan Kemampuan

    Satu jam sebelum acara berlangsung, Dahlia sudah berhasil menuntaskan semua masakannya. Bibi kembali ke dapur dan terlihat lelah, karena sang nyonya memintanya melakukan banyak hal. Mama Bima sengaja memberikan banyak tugas lain untuk bibi, supaya tidak bisa membantu Dahlia yang sedang memasak. Mama Bima berharap dengan begitu Dahlia akan menyerah dan gagal menyajikan makanan untuk semuanya. Mama Bima sengaja membuat Dahlia merasa malu di depan semua orang. "Wah, Neng Lia hebat, semua sudah matang ya?" Bibi mengedarkan pandangannya dan melihat masakan Dahlia. "Bibi tolong cobain masakan saya, ya. Mungkin ada yang rasanya kurang sesuai dengan selera mama dan papa. Bibi koreksi saja misalnya ada yang kurang enak," kata Dahlia. Bibi mulai mencicipi makanan-makanan itu, dan ternyata semua terasa enak dan sempurna. "Hebat, semua enak. Selain itu semua menu masakan ini bisa selesai tepat waktu. Padahal tadi bibi saja ragu karena waktunya terbatas," puji bibi. "Ah, kebetulan saja, Bi.

    Last Updated : 2023-03-16
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kemarahan Ratih

    Ratih sedang merapikan berkas pekerjaannya hari itu dan bersiap untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba ponsel Ratih berdering dan ia terpaksa duduk kembali di kursinya. Ratih mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Ternyata Ibu Aditya yang menelepon Ratih kembali. 'Pasti masalah uang itu,' gerutu Ratih dengan kesal. Ratih enggan menjawab telepon itu, diletakkannya ponsel itu di meja, tapi terus berdering. Ratih menghela nafas panjang dan akhirnya menjawab telepon itu dengan terpaksa. "Halo, Ratih. Bagaimana masalah uang itu? Kapan kamu akan transfer ke Ibu?" tanya Ibu. "Ratih belum tahu, Bu," jawab Ratih. "Aduh, jangan begitu donk. Tetangga Ibu sudah menagih terus. Kemarin kamu sudah berjanji untuk memberikan uang itu pada Ibu, jadi Ibu sudah mengatakan pada tetangga akan membayar hutang itu. Ibu harus bagaimana kalau orang itu datang dan meminta uangnya?" ucap Ibu Aditya. "Iya, tapi Ratih harus menggadaikan perhiasan Ratih dulu, Bu. Tanggal gajian Ratih masih lama, dan Ratih tidak mun

    Last Updated : 2023-03-16
  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Godaan Sinta

    Sinta belum menyerah untuk mendapatkan hati Bima. Setelah Bima menolak mentah-mentah ajakan makan siangnya, Sinta terus memikirkan cara untuk mendapatkan kesempatan mendekati Bima. Pagi itu, Sinta kembali datang ke kantor Bima sendirian. Sinta datang dengan alasan akan memberikan jawaban mengenai rencana kerja sama antara perusahaan papanya dan perusahaan Bima. Sebelum turun dari mobil, Sinta kembali melihat riasannya di cermin. 'Dulu aku datang ke kantor ini sebagai istri Mas Aditya, dan harus pergi dengan rasa malu. Tapi sekarang, aku datang sebagai calon istri pemilik perusahaan ini,' batin Sinta sambil memoles bibirnya kembali dengan warna merah menyala.Sinta turun dari mobil dan melangkah penuh percaya diri. Customer service yang bernama Helen sempat terdiam beberapa saat dan berusaha mengingat, karena ia merasa sudah pernah berjumpa dengan Sinta. "Maaf, dengan Ibu siapa?" tanya Helen. "Saya Sinta," jawab Sinta dengan santai. "Baik, Ibu mau bertemu dengan siapa?" tanya Hel

    Last Updated : 2023-03-17

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Apakah masih ada harapan?

    Bima tersentak, ia juga terkejut karena baru mendengar kenyataan ini. "Jadi semua ini rencana Mama dan Sandra?" tanya Bima. "Maafkan Mama, Nak," bisik Mama Bima. "Mama.. Kenapa Mama membongkar semua ini?" teriak Sandra yang sudah berdiri di pintu masuk. Sandra terlihat marah dan kesal pada mama mertuanya itu, karena membongkar rahasia itu tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu. Semua mata beralih menatap Sandra. Sementara Sandra menghampiri Mama Bima dan berusaha meminta penjelasan. "San, Mama merasa waktu Mama tidak akan lama lagi. Mama harus mengatakan semua ini agar Mama bisa pergi dengan tenang. Sejujurnya Mama menyesal selama beberapa tahun ini, karena Mama telah menghancurkan hidup kalian semua," kata Mama Bima. Mama Bima terdiam sejenak, ia mengatur nafasnya yang sesak. Berbicara sejenak membuat ia sangat kelelahan. "Sekarang Mama menghancurkan hidupku. Mengapa Mama berbuat seperti itu?" tanya Sandra kesal. "Mama telah memisahkan Bima dengan Dahlia dan anaknya. Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kenyataan yang sebenarnya

    Bima akhirnya harus menikahi Sandra. Namun sejak hari itu hidup Bima berubah sepenuhnya. Ia hanya memberikan status pada Sandra sebagai seorang istri, tapi tidak pernah memberikan hatinya. Sandra tinggal dengan Mama Bima, sementara Bima tetap di Semarang. Ketika Sandra mengusulkan untuk tinggal di Semarang bersamanya, Bima menolak mentah-mentah. Bima memilih tidak serumah dengan Sandra. Sandra sadar, ia tidak pernah bisa memiliki hati dan cinta Bima saat dia dalam keadaan sadar. Bima tidak pernah mau menyentuh dirinya, atau tidur bersamanya. Hal itu membuat Sandra sangat terluka, ia melampiaskan rasa kesal dan bencinya pada Bima dengan berfoya-foya, menghabiskan uang pemberian Mama Bima. Semakin lama terlihat jelas sifat dan karakter Sandra yang sebenarnya. Ia tidak lagi menghormati Mama Bima seperti dulu. Sandra sering melampiaskan rasa kesalnya pada Bima dengan menyakiti hati mama mertuanya. Sementara itu, Dahlia berusaha kembali bangkit dan menata hatinya. Dahlia menghabiskan

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Memilih Berpisah

    Sambil menangis Dahlia memasukkan semua pakaian dan barang miliknya dan Nadine ke dalam koper. Ia tidak pernah menduga mimpi buruk itu akan datang kembali dalam hidupnya. Bima selama ini selalu penuh cinta, menyayangi, dan membela Dahlia di hadapan siapapun. Namun ternyata semua hanya kepalsuan, karena Bima menyakiti Dahlia begitu dalam. Dahlia menggantikan pakaian Nadine, lalu menggendong Nadine dengan kain gendongan. Tangan kanan Dahlia menarik kopernya. "Lia, aku tidak bisa hidup tanpamu dan Nadine. Tolong maafkan aku!" Bima memegang tangan Dahlia dan berlutut di hadapannya. "Seharusnya kamu pikirkan semua akibatnya sebelum bertindak, Mas! Kamu tahu kalau aku pernah terluka, dan tidak akan berkompromi pada masalah ini. Aku benci kamu, Mas! Silakan kamu nikahi dia! Aku tidak peduli! Aku tunggu surat cerai darimu," ucap Dahlia. "Nak, kamu bisa tetap menjadi istri pertama Bima. Biarlah Sandra menjadi istri kedua Bima. Bukankah pria bisa mempunyai lebih dari satu istri?" kata Mama

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Kembali Terluka

    Selama beberapa hari terakhir ini, Dahlia merasa suaminya banyak berubah. Bima sering melamun dan lebih pendiam. Berkali-kali Dahlia melihat raut wajah suaminya yang sendu. Dahlia mencoba bertanya apa yang sedang terjadi, tetapi Bima hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Bima belum mau menceritakan masalah yang terjadi. Dahlia berpikir suaminya mungkin hanya merasa lelah, atau ada masalah dalam pekerjaannya. Bima yang biasanya ceria, selalu memeluk Dahlia dengan hangat, bermain dengan Nadine, kini mendadak murung. Seperti ada beban yang berat yang sedang dialami oleh Bima. "Mas, koq malah melamun?" tanya Dahlia. Mereka sedang di meja makan untuk makan malam bersama. Dahlia sudah mengambilkan makanan untuk suaminya dan dirinya sendiri."Oh, tidak apa-apa, Sayang. Ayo kita makan!" jawab Bima. "Sebenarnya ada masalah apa, Mas? Biasanya Mas selalu menceritakan apapun padaku," kata Dahlia. "Hanya masalah pekerjaan, biasa saja koq. Kamu tenang saja, ya. Jangan cemas!" ujar Bi

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Firasat

    Bima meminum teh manis hangat yang dihidangkan oleh Sandra. Setelah itu ia kembali menghubungi mamanya, tetapi tidak ada jawaban. "San, aku pulang saja, ya. Nanti sampaikan pada mama kalau aku datang kemari," kata Bima. Bima baru saja akan bangkit berdiri, tetapi tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat berat dan sangat mengantuk. Detik terakhir ia melihat Sandra tersenyum dan mendekatinya. Bima tak sanggup membuka matanya lagi, ia terkulai di sofa. Sandra segera menopang tubuh Bima. "Mas, kamu kenapa? Kamu lelah, ya? Ayo aku bantu kamu ke kamar," bisik Sandra. Sandra melingkarkan tangan Bima di atas bahunya, lalu memapah Bima. Sandra menghempaskan tubuh Bima ke kasur, lalu sejenak memastikan bahwa Bima sudah benar-benar lelap. Sandra tersenyum senang, rencananya berhasil. Ia harus bergerak cepat sebelum Bima bangun dan sadar. Sandra melepas pakaian Bima, lalu pakaiannya sendiri. Sandra juga mengambil ponselnya dan mengambil foto yang menunjukkan seolah dirinya dan Bima tidur bersam

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Jebakan

    "Jangan bergurau, Ma! Bima tidak akan mau mengkhianati Dahlia," kata Bima. Mama Bima hanya diam dan melemparkan pandangan ke luar jendela mobil itu. "Ma, besok Bima tidak bisa mengantar Mama ke pemakaman Mama Sandra," ucap Bima. "Kenapa, Nak? Hubungan kita sangat dekat dengan keluarga Sandra. Kita harus menghadiri acara pemakaman itu," kata Mama Bima. Bima harus bekerja, Ma. Besok ada pertemuan penting dengan klien. Kalau Mama memang mau datang, Mama naik taksi saja," ucap Bima dengan nada suara yang mulai meninggi. Mama Bima kembali bungkam, ia sadar sepertinya percuma kalau ia memaksakan kehendak pada Bima. Bima dan mamanya akhirnya sampai di rumah."Ma, Bima langsung pulang, ya," kata Bima sebelum mamanya turun dari mobil. "Hati-hati, ya,"Sepanjang jalan Bima terus memikirkan semua yang terjadi, dan perkataan mamanya. Bima tak habis pikir, mengapa mamanya bisa memberikan ide padanya untuk menikahi Sandra. 'Itu tidak mungkin terjadi! Aku sudah punya Dahlia dan Nadine. Aku s

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Pesan Terakhir Mama Sandra

    Bima segera menuju ke rumah mamanya. Perjalanan agak tersendat karena ini adalah jam pulang kerja. Bima ingin sampai secepat mungkin ke rumah mamanya, supaya bisa pulang lebih cepat. "Ma, sudah siap? Ayo kita berangkat!" kata Bima. "Iya, Nak. Sebentar Mama ambil tas dulu," ucap Mama Bima. Lalu Bima dan mamanya naik ke mobil dan menuju ke rumah Sandra. Rumah Sandra sangat ramai dan dipadati oleh para pelayat. Jenazah Mama Sandra memang belum dimakamkan, karena menunggu Kakak Sandra yang masih dalam perjalanan dari luar negeri. Rencananya Mama Sandra akan dimakamkan besok pagi. Mama Bima segera mendekati Sandra dan memeluknya. Mama Bima memang terlihat sudah akrab dan mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Sandra. Sementara itu Bima memilih duduk agak jauh dan berbaur bersama para pelayat yang lain. Wajah Sandra terlihat pucat dan matanya sembab karena banyak menangis. Wajahnya nyaris tanpa riasan dan air mata masih membasahi wajahnya. Mama Bima mengusap lembut bahu Sandra. Sand

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Mama Sandra Meninggal Dunia

    Mama Bima dan Sandra baru saja meninggalkan rumah Bima. Dahlia langsung masuk ke kamar dan membaringkan Nadine yang sudah terlelap. Untuk sementara tempat tidur Nadine dipindahkan ke kamar Dahlia dan Bima. Sampai nanti Nadine sudah lebih besar dan bisa tidur sendiri. Dahlia tak berbicara sepatah katapun, tak bisa dipungkiri, hatinya sakit karena perkataan Mama Bima dan tingkah laku Sandra. Dahlia membaringkan tubuhnya dan menghadap ke dinding memunggungi Bima. Ia pura-pura memejamkan matanya dan tidur. Hanya dengan melihat ekspresi wajah Dahlia, Bima mengerti perasaan istrinya itu. "Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Bima. Dahlia tidak menjawab pertanyaan Bima itu. Ia tetap memejamkan matanya dan menahan diri sekuatnya agar tidak menangis. Bima mendekat dan memeluk Dahlia dari belakang. "Sayang, aku tahu kamu belum tidur. Sekalipun kamu diam, aku mengerti perasaanmu dan rasa sakit hatimu," kata Bima. Bima menghadapkan tubuh Dahlia ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapa

  • Wanita Simpanan Pilihan Mertua   Rencana Perjodohan Masa Kecil

    Hari demi hari berlalu dengan cepat. Bima dan Dahlia menikmati kebahagiaan sebagai orang tua. Mereka sangat bahagia melihat Nadine tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Pernikahan Dahlia dan Bima berjalan bahagia dan harmonis. Tanpa terasa, Nadine sudah berumur delapan bulan. Suatu hari, Mama Bima datang ke rumah bersama Sandra. Dahlia berusaha berpikiran positif dan menyambut mereka seperti tamu lainnya. Namun yang membuat Dahlia merasa tidak nyaman adalah ulah Sandra. Awalnya Sandra dan Mama Bima duduk seperti biasa di ruang tamu. "Bima mana, Lia?" tanya Mama Bima. "Oh, sebentar lagi pulang, Ma. Mungkin ini sedang di perjalanan," jawab Dahlia. Saat Dahlia mengambil minuman di dapur, ternyata Sandra masuk ke kamar Dahlia tanpa ijin dan menggendong Nadine yang sedang tidur. Sandra membawa Nadine ke ruang tamu. Dahlia terkejut dan merasa kesal, karena Nadine yang baru saja tertidur kini terbangun lagi dan rewel. Bukannya meminta maaf, Sandra malah tertawa-tawa dan menggend

DMCA.com Protection Status