“Mas Lukman, kok, gitu?” Anggi sangat kecewa.“Maaf, Nggi. Ini tugas mendadak. Restoran kedatangan tamu istimewa, makanya semua chef dilarang izin atau cuti dulu. Maaf banget, ya.” Suara Lukman di seberang telepon terdengar.“Aku bela-belain udah berangkat, ini lagi nunggu di tepi jalan kayak orang ilang. Eh, dengan entengnya Mas batalin gitu aja.”“Anggi, maaf banget sekali lagi. Kalau nggak percaya, tanya sama karyawan lain. Kamu pasti masih berhubungan sama mereka, kan?”“Ogah, buang-buang tenaga. Kenapa nggak bilang sebelum aku berangkat tadi cobak? Dasar pria!”“Maaf, Nggi. Sekali lagi maaf. Aku nggak bisa nolak titah bos.”Anggi mengembuskan napas kasar. Ia tadi berhenti sebab teleponnya terus berdering dan memutuskan mengangkatnya. Ternyata Lukman yang menelepon.“Mas Lukman jujur aja kalo gitu. Mas Lukman takut ketauan, kan?”“Ketauan apa maksudmu?”“Ketauan kalau sebenarnya Mas-lah yang pernah menggagahi Nilna. Makanya Mas nggak mau bantuin aku. Ingat, Mas, aku akan mengungka
Terakhir Diperbarui : 2023-03-16 Baca selengkapnya