Semua Bab Sepiring Talak di Pagi Hari: Bab 21 - Bab 30

131 Bab

Bab 21. Tamu Tidak Diundang

“Apaan teriak-teriak depan rumah orang? Gak ada akhlak!” Anggi keluar sambil berkacak pinggang.“Nilna mana? Ini ada jambu dersono. Biasanya orang hamil pegen makan ini!” Sri, tetangga kontrakan yang sudah sepuh dan telinganya sudah menurun daya dengarnya berbicara cukup keras. Wanita itu salah satu di antara orang yang peduli dengan Nilna dan Anggi.Saat melihat Sri, tampang marah Anggi berubah. Ia lalu menyengir setelah melihat kantong plastik yang dibawa wanita renta tersebut.“Eh, Mbah Sri. Mari masuk.” Anggi menghampiri.“Nggak usah. Langsung pulang saja. Ini tadi ada banyak di pohon, nyuruh cucu Mbah metik. Keinget Nilna. Makanya Mbah bawakan,” ujar Sri sambil menyerahkan kantong plastik.“Wuah, matur suwun, Mbah. Semoga Mbah panjang umur, sehat, tambah cantik, dan dapat cogan baru”“Co-cogan? Makanan apa itu?”Anggi tertawa. “Cogan itu cowok ganteng. Lelaki tampan.”Sri tertawa, lalu memukul pelan lengan Anggi.“Woh, bocah gemblung. Yowes, Mbah pulang. Kamu nggak boleh ikut mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-11
Baca selengkapnya

Bab 22. Tawaran Aneh Lukman

“Menggoda suaminya? Hah, ada-ada saja.” Nilna bergumam dan terus berjalan menuju mobil yang sudah menunggu.Tidak lama kemudian, Lukman menyusul dan duduk di kursi belakang, di samping Nilna.Mobil yang ditumpangi Lukman dan Nilna lantas berangkat, meninggalkan Anggi yang masih berdiri bersedekap sambil menatap Rosa tajam.“Heh, Lemper! Salah besar kalau kamu menuduh Nilna masih menggoda suamimu. Justru aku curiga suamimu yang masih mengharapkan Nilna.” Anggi jongkok di hadapan Rosa yang masih kesulitan berusaha berdiri.“Diam kamu, Wanita barbar! Dasar preman!” Rosa tidak mau kalah.“Ya, kamu memang datang ke sarang preman. Suami Nilna sudah kamu rebut dan itu berhasil. Sekarang justru menuduhnya menggoda suamimu? Kamu waras? Maumu apa lagi, sih? Belum puas bikin dia menderita?”“Belum! Sebelum si buruk rupa itu benar-benar pergi dari dunia ini!”“Hey! Dasar parasit, sun*dal bolong! Kira-kira kalau ngomong! Kamu ini kemaruk, ya! Sudah mendapatkan semuanya tapi masih saja mengusik hid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-12
Baca selengkapnya

Bab 23. Pernyataan Cinta

“Apa, Mas?” Nilna pura-pura bertanya.“Bukan apa-apa. Nggak penting.”Nilna mendesah kecewa. Di benaknya, ada rasa curiga seperti yang dirasakan Anggi.Entah apa yang mendasari Anggi justru meminta pria itu mengantarnya.“Lari dari amukan ulat bulu, Anggi menyuruhku masuk perangkap singa. Emang nggak konsisten pikiran anak itu.” Nilna membatin.**Beberapa saat kemudian, Nilna dan Lukman tiba di klinik. Keduanya duduk berdampingan karena masih antre menunggu giliran. Jika dilihat, mereka tampak seperti pasangan suami istri lain yang juga sedang periksa.“Nggi. Pake aja motorku ke mana aja kamu mau. Beri kesempatan buat aku sama Nilna berdua saja lebih lama.” Lukman mengirim pesan kepada Anggi.Anggi yang sudah sampai parkiran, mengerutkan dahi saat membaca pesan tersebut.“Bilang kek dari tadi biar aku nggak capek-capek nyusul.” Anggi membalas.“Ya udah, nanti aku kasih tip penghilang capek kalo udah di kontrakan. Sekarang cepet pulang lagi. Tapi inget, harus tutup mulut dari Nilna. C
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-13
Baca selengkapnya

Bab 24. Bertemu Samira

Saat mendengar perkataan orang itu, Nilna dan Lukman menoleh bersamaan. Keduanya mengembuskan napas panjang.Nilna mengepalkan tangan. Entah mengapa Rosa serupa lalat yang ada di mana-mana, selalu mengganggunya. Rosa terus berjalan melewati Nilna sambil sedikit terseok-seok. Bibir wanita itu menyungging sebelah, seolah-olah ekspresi jijik. Kakinya masih terasa sakit karena sempat terkilir tadi.“Mas, nyari tempat lain aja gimana?” ajak Nilna. Lukman mengangguk.“Kak Nilna!” Suara Samira menginterupsi dari arah kiri Nilna. Wanita hamil itu urung melangkah.“Samira? Tadi Rosa ....” Nilna berbicara sambil menunjuk ke dalam, syarat pertanyaan. Sebuah kode tanya apakah Samira datang bersama Rosa atau tidak.“Iya. Ada Ibu dan Bang Satria juga di sini. Dia siapa, Kak?” Dari nada suaranya, Samira sudah tidak marah lagi dengan Nilna. Samira menatap Lukman, meminta penjelasan.“Dia Mas Lukman. Teman kerja Kakak di restoran dulu,” jawab Nilna.Samira dan Lukman pun bersalaman sambil saling melem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-14
Baca selengkapnya

Bab 25. Tolong!

Nilna sangat tahu itu suara siapa. Namun, ia mengabaikannya. Pandangannya justru fokus kepada Maya. Nilna berdiri, matanya berkabut. Langkah kakinya pelan tetapi pasti, menghampiri sang mantan ibu mertua.Satria hendak membawa Maya pergi, tetapi dihadang Nilna. “Tolong beri aku satu kesempatan bicara sama Ibu. Sekali ini aja. Aku mohon, Bang.”Satria terdiam. Ia sejenak berpikir, lalu menatap Maya. Sang ibu mengangguk sambil menatapnya syarat permohonan. Dibalik sikap Satria yang kasar, kejam, dan dingin, sebenarnya ia berhati lembut. Apalagi jika menyangkut masalah sang ibu. Pria asli Bandung itu sangat menyayangi Maya dan bisa berbuat apa pun demi ibunya.Awalnya, Nilna berpikir pria yang mencintai dan hormat kepada sang ibu akan memperlakukan istri dengan baik pula. Ternyata Nilna salah. Cinta kepada orang tua dan kepada lawan jenis itu berbeda. Cinta tidak bisa tumbuh begitu saja meski sudah berusaha. Nilna tidak bisa merebut hati Satria yang sepenuhnya sudah terisi dengan nama Ro
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Bab 26. Usaha Anggi

“Mas Lukman, kok, gitu?” Anggi sangat kecewa.“Maaf, Nggi. Ini tugas mendadak. Restoran kedatangan tamu istimewa, makanya semua chef dilarang izin atau cuti dulu. Maaf banget, ya.” Suara Lukman di seberang telepon terdengar.“Aku bela-belain udah berangkat, ini lagi nunggu di tepi jalan kayak orang ilang. Eh, dengan entengnya Mas batalin gitu aja.”“Anggi, maaf banget sekali lagi. Kalau nggak percaya, tanya sama karyawan lain. Kamu pasti masih berhubungan sama mereka, kan?”“Ogah, buang-buang tenaga. Kenapa nggak bilang sebelum aku berangkat tadi cobak? Dasar pria!”“Maaf, Nggi. Sekali lagi maaf. Aku nggak bisa nolak titah bos.”Anggi mengembuskan napas kasar. Ia tadi berhenti sebab teleponnya terus berdering dan memutuskan mengangkatnya. Ternyata Lukman yang menelepon.“Mas Lukman jujur aja kalo gitu. Mas Lukman takut ketauan, kan?”“Ketauan apa maksudmu?”“Ketauan kalau sebenarnya Mas-lah yang pernah menggagahi Nilna. Makanya Mas nggak mau bantuin aku. Ingat, Mas, aku akan mengungka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Bab 27. Sebab Masa Lalu Anggi

“Jon, kamu oke?” tanya Anggi setelah melihat ekspresi tidak biasa Joni.“I-iya, aku oke.”“Tapi, kok, kayak terkejut gitu?” cecar Anggi.“Enggak. Hanya keinget seseorang. Aku pernah menyukai seseorang dengan nama mirip itu. Sayangnya, aku di-PHP.”“Serius?”Joni mengangguk mantap.“Gimana nggak PHP, aku kenalan dia saat malem namanya Nina. Ternyata kalau siang dia berubah jadi Nino. Nyebelin, kan?” Joni tertawa karena berhasil mengerjai Nilna.Krik, krik. Waktu berjalan hening sebelum akhirnya Anggi terbahak-bahak.“Bercandamu meski garing boleh juga. Huft, hampir aja jantungku geser ke jok belakang.”Giliran Joni yang tertawa.“Sekarang serius. Katamu, suaminya temenmu itu orang berada. Dia bisa jadi punya kuasa dan bisa saja menghilangkan barang bukti. Gimana coba?” tanya Joni.“Kita nyari keajaiban. Mungkin aja setidaknya masih ada bukti meski kemungkinannya kecil. Usaha dululah.”Anggi juga bercerita kalau awalnya ada Lukman yang akan membantu, tetapi dibatalkan.“Trus kalo terung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Bab 28. Penyesalan Satria

Di kediaman Satria, setiap hari Rosa marah-marah tidak jelas. Samira dan Maya selalu menjadi santapan empuknya. Dulu, rumah itu terasa damai dan tenteram. Namun, semenjak kedatangan Rosa, suasananya berubah drastis.Jika Nilna seumpama angin yang bertiup lembut, Rosa seperti guntur yang suaranya membuat gaduh telinga dengan amarah dan bentakannya. Dua hal yang sangat jauh berbeda.“Lama amat bikin jus aja!” bentak Rosa kepada Samira siang itu.“Tadi masih ganti popok Ibu, Kak. Beliau BAB. Makanya dahuluin Ibu karena kasihan nanti beliau nggak nyaman,” jelas Samira.Jus yang sudah hampir diseruput, langsung dibuang Rosa beserta gelasnya. Bunyi pecahan terdengar, membuat Samira terlonjak.“Kamu berani bikinin aku jus setelah nyentuh kotoran? Nggak ngotak kamu, ya!”“Maaf.”“Maaf-maaf mulu bisanya. Haaah!”“Kalau Kakak nggak cocok sama bikinanku, buat sendirilah. Percuma juga aku buatin kalau akhirnya dibuang!” Samira tidak terima.“Aku tuh, jijik tau! Habis pegang kotoran Ibu, kamu biki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Bab 29. Rosa Sang Penguasa

Seorang wanita duduk sendirian di sebuah kafe sambil menikmati langit senja. Wanita bertubuh sempurna yang berbalut gaun selutut warna nude itu sesekali menyesap jus tanpa gula. Ia terus menatap semburat jingga, takut nanti tiba-tiba hilang begitu saja.Rosa Diandra namanya. Wanita yang hidupnya serba mewah dan berkecukupan. Ia bergelimang harta. Meski begitu, sering kali ia merasa kesepian.Mamanya Rosa istri siri, simpanan seorang pejabat dan pebisnis sukses. Permainan mereka sangat rapi hingga istri sah sang pejabat tidak tahu dan tidak terendus pihak luar. Untuk menutupi, ada seorang sopir yang selalu datang bersama pejabat itu. Sopir itulah yang diakui sebagai suaminya di lingkungan sekitar.“Pa, Oca kangen Papa,” ujar Rosa saat masih SD dulu selalu diingatnya. Ia sedang melakukan video call. Saat itu, Rosa sakit dan ingin dipeluk sang papa.“Papa masih sibuk, Sayang,” jelas sang papa.“Ayolah, Mas. Ke sinilah. Dia sepertinya kangen sama kamu. Badannya panas, ngigo manggil kamu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Bab 30. Nilna Hilang

“Sekali lagi makasih banyak, Jon. Sungguh, kamu itu pahlawan buatku. Pahlawan kesorean,” ujar Anggi sesaat setelah kakinya menginjak tanah di pekarangan kontrakannya.“Makasihmu nggak tulus, Nggi. Tapi sama-samalah. Semoga temanmu segera mendapat keadilan,” sahut Joni sungguh-sungguh.Anggi mengangguk. “Aamiin.”“Aku balik dulu. Kalau ada apa-apa lagi, mohon sungkan meminta bantuan dari aku.”Anggi mencebik.“Bercanda. Kalau butuh bantuan lagi, aku bakal bantu kalau bisa. Ya udah, aku cabut dulu. Assalamualaikum.” “Waalaikumussalam. Sampein makasih juga buat masmu.” Anggi tersenyum simpul.Joni mengangguk, lalu bergegas tancap gas.Dengan langkah ringas tetapi hati berdebar tak karuan, Anggi ingin segera bertemu Nilna untuk mengatakan semua yang tadi dilihatnya. Entah bagaimana nanti kelanjutan yang ingin Nilna tempuh. Yang pasti, bukti sudah ada di tangan meski sangat samar. Pemikirannya benar bahwa bukti CCTV sudah disabotase pelaku tindakan k*ji tersebut.Anggi segera mengambil se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status