All Chapters of Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa : Chapter 71 - Chapter 80

201 Chapters

BAB 71

Pukul 4 dini hari, mobil Yuda memasuki gerbang komplek yang dijaga cukup ketat oleh satpam. Begitu melihat plat mobilnya, dua satpam dengan sigap membuka gerbang.Yuda menginjak rem saat hampir seluruh mobilnya sudah masuk gerbang, matanya memicing melihat orang dengan tas di pundaknya sedang berdiri di pojok gerbang.Cepat-cepat Yuda melepas sabuk pengamannya dan segera turun."Bapak? Bapak ngapain di sini?"Melihat dirinya menghampiri laki-laki tua itu, dua satpam saling bertatapan sebelum akhirnya mendekati Yuda."Kapan bapak datang?" tanya Yuda."Jam 12 tadi, Nak. Tapi kata satpam semua orang sudah tidur, jadi saya tidak bisa bertamu malam-malam."Yuda langsung menatap sengit dua satpam yang berdiri tak jauh darinya. "Dia mertua saya. Kenapa gak di kasih masuk?" bentak Yuda."Maaf, Pak. Tadi kami tidak berani kasih beliau masuk. Saya suruh tunggu dulu sampai pagi biar bisa konfirmasi dulu."Di mana otaknya dua orang ini. Orang sudah tua di suruh menunggu sampai pagi."Harusnya ka
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

BAB 72

"Sayang." Dinar merasakan hidungnya di pencet-pencet. "Mmm. . . .""Bangun."Lagi-lagi ia merasakan pipinya di cubit-cubit gemas."Kenapa sih, Mas?" gerutunya dengan mata terpejam.Rasanya baru berapa jam ia tidur, sudah di bangunkan lagi. Setelah hampir semalaman ia bolak balik kamar mandi memuntahkan isi perut yang bahkan setelah perutnya kosong pun perutnya tetap mual."Dinar cape, Mas. Semalaman Dinar mual-mual terus."Ia merasakan tangan hangat seperti sedang memeriksa suhu tubuhnya. "Kita ke dokter?""Gak usah. Dokter mah jawabnya gitu aja pasti. Aku bisa tahan kok."Ia malas sekali kalau harus di infus lagi. Saat ini yang ia butuhkan adalah tidur pulas."Saya harus berangkat kerja lagi, Din. Kamu gak apa sendirian? Saya minta Syafira atau Bulan nemenin kamu ya?""Nanti Dinar yang telpon mereka aja kalau udah baikan."Demi apapun, ia sedang tidak ingin di temani. Ia cuma mau tidur dengan tenang.****Yuda mengurungkan Niatnya memberitahu Dinar ke datangan Bapak. Mungkin nanti
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

BAB 73

"Mau sampai kapan kaya gini, Mas?"Yuda berbalik menatap Dinar yang duduk dipinggir ranjang sambil menatap dirinya yang sedang bersiap pergi kerja.Dua jam lalu ia pulang, dan akhirnya ia juga harus berangkat lagi karena masih ada pekerjaan yang harus di urus.Ia mendekati Dinar, ikut duduk di samping istrinya ini. "Pulang dua jam yang lalu, berangkat kerja lagi. Gimana anak kita nanti kalau tiba-tiba ketemu kamu dan gak kenal siapa kamu?""Kok kamu ngomongnya gitu, Sayang?" Pertama kalinya Dinar sangat ketus padanya. "Kamu kesal aku harus berangkat kerja lagi? Aku kerja buat kita, Sayang. Biar kehidupan anak-anak kita terjamin.""Selain jaminan kehidupan, anak juga butuh kasih sayang, Mas.""Iya. Aku tau. Tapi untuk sekarang aku perlu fokus mencari uang. Kalau aku punya uang kamu juga enakkan, Sayang?"Di usapnya pelan bahu sang istri. Dengan lembut Yuda membenarkan rambut Dinar yang sedikit berantakan karena habis bangun."Kerja di maskapai aja udah cukup menurutku, Mas. Aku juga g
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

BAB 74

Deretan baju-baju mahal dibawakan ibu untuk menantu ke sayangannya. Dan yang bertugas membereskan baju-baju itu ke lemari adalah Sania."Kau butuh apa bilang padaku, Dinar. Biar tercukupi semuanya. Aku tau Yuda sekarang sedang sibuk sekali."Dinar tersenyum tipis. Sejujurnya dari semua yang ia butuhkan, yang paling Dinar inginkan adalah kehadiran Yuda. Di malam hari saja setidaknya ia bisa memeluk laki-laki itu."Iya, Bu. Makasih baju-bajunya."Ibu menatap dirinya cukup lama. Beliau meraih tangan Dinar. Kedua tangan beliau mengusap tangannya lembut."Aku pernah di posisi kau, Dinar. Meskipun Togar dan Yuda memiliki pekerjaan yang berbeda. Kuharap kau menjaga dengan baik anak kalian. Aku tidak mau kalian berdua berakhir seperti kakaknya Amir.""Kakaknya Bang Amir, Bu?"Amir punya kakak? Berarti ibu harusnya punya dua anak kandung."Putra pertamaku, meninggal seminggu setelah di lahirkan." Ibu tampak mengenang masalalunya. "Aku menyalahkan Togar yang sangat tidak perhatian padaku dulu.
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

BAB 75

[Mas. Bawain Dinar makanan di restoran bandara ya?]Dinar menyandarkan kepalanya di atas meja sambil menatap layar handphonenya dari samping.Sudah hampir setengah jam pesannya terkirim, tapi tidak kunjung di baca setelah pesannya di laporkan masuk ke handphone Yuda.Ia mendengus tak kunjung mendapatkan dua centang biru dan balasan dari sang suami."Paket!" Dinar mendongak menantap tukang paket yang berdiri di depan rumahnya heran. Di samping tukang paket itu ada satpam yang sepertinya menunjukkan rumah Dinar."Paket apa?" tanya Dinar sambil berjalan malas ke hadapan tukang paketnya.Perasaan ia tidak memesan barang online."Ini untuk, Bu Dinar."Ia menerima paket itu lalu membaca pengirim dan penerimanya. Siapa tau salah orang."Silahkan tanda tangan, Bu Dinar."Dinar menandatangani setelah memastikan ini memang paket untuk dirinya. Lalu Dinar kembali ke kursinya dan membuka paket kiriman itu.Sebuah surat berada paling atas saat ia membuka surat itu.[Ini baju yang kamu inginkan it
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

BAB 76

Berkali-kali Hasyim mengumpat tiap panggilannya hanya di jawab operator telpon. Bolak-balik berjalan ke sana kemari dengan perasaan risau."Aku sudah menyuruh orang mencari Yuda. Sekarang kau duduk dulu." Devandra yang sejak tadi sudah pusing melihat Hasyim yang tidak tenang menegur.Ia juga tak habis pikir kenapa Yuda sangat sulit di hubungi. Hasyim tak menjawab, tidak juga duduk seperti yang Devandra sarankan. Sekali lagi ia mencoba mencari tau dari kaca keadaan Dinar.Sejak di jalan juga Hasyim terus mendesaknya mengendarai mobil lebih cepat. Ragu-ragu Devandra mendekati Hasyim."Apa yang terjadi dengan Gina, tidak akan terjadi dengan Dinar. Tenanglah sedikit."Hasyim menatap dirinya setelah perkataannya itu. Cukuo mudah bagi Devandra mengetahui apa yang Haysim pikirkan. Entah kapan Hasyim bisa melupakan kisah masalalunya."Kau tidak akan tau rasanya," desis Hasyim."Memang. Aku mengerti itu. Tapi tenangkan dirimu. Sebaiknya duduk dulu."Hasyim seolah mengindahkan kata-katanya. Ia
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

BAB 77

Tepat pukul 12 malam, Yuda sampai di rumah sakit. Seolah tak lagi merasakan tubuh lelah setelah bekerja, ia langsung ke kamar inap Dinar.Sudah 3 hari Dinar di rawat dan kemungkinan besok dokter sudah memperbolehkan Dinar pulang. Namun ada rasa yang mengganjal di hatinya saat ini. Rasa bingung dan rindu yang menjadi satu.Yuda berdiri di depan jendela kaca kamar inap Dinar. Memantau sang istri dari sana. Ia masih belum bertemu langsung dengan Dinar. Entahlah karena ia ingin mengikuti saran ibu angkatnya untuk tidak menemui Dinar dulu, atau rasa takut di tanyai alasan di balik foto itu.Apapun alasan yang ia katakan, pasti akan sangat menyakitkan untuk Dinar. Meski alasan itu bohong atau jujur sekalipun."Kenapa belum tidur, Sayang?"Sangat ingin Yuda masuk ke dalam sana dan bertanya sambil memeluk tubuh itu.Kenapa Dinar masih duduk bersandar ditengah malam seperti ini?Seolah ada dorongan untuk memberanikan diri menekan gagang pintu dan menemui Dinar secara langsung.Cukup lama ia be
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

BAB 78

Dinar meneguk air putih mencoba mendinginkan perasaan yang terus memanas di dadanya. Bohong kalau ia bisa menerima dengan tenang dan lapang dada hal yang terjadi pada suami dan adiknya."Mbak!"Suara tinggi bernada bentakan itu tak langsung di respon Dinar. Ia memejamkan mata sembari mengatur nafas lalu berbalik menatap Sania."Karena mbak juga udah tau, Sania mau sejujurnya aja sama, Mbak. Tolong izinin Mas Yuda sama aku."Lama Dinar tidak menanggapi kata-kata yang ternyata sangat mulia milik seorang perempuan yang bertrasformasi menjadi pelakor dalam pernikahannya, yang sialnya adalah adiknya sendiri.Dinar tersenyum tipis pada adiknya. Di belainya lembut rambut Sania yang sudah tak secantik dulu lagi. Rambut adiknya tak lagi terawat. Tapi sikapnya masih seperti perempuan paling cantik di dunia ini."Kejahatan apa yang Mbak lakukan sampai kamu tega sama Mbak?" tanya Dinar tenang. "Intinya, apa kurang semua yang mbak korbankan selama ini?"Kasih sayang orang tua, pendidikan, calon su
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

BAB 79

"Bisa selesai besok ya?"Seorang pria berpakaian rapi datang membawa sebuah bungkusan berlapis kresek yang tentunya berisi pakaian yang harus di cuci."Bisa, Pak. Kami akan usahakan besok sebelum jam 12 siang sudah bisa di ambil.""Bapak? Emangnya saya keliatan tua?" protesnya.Dinar terdiam dengan mata berkedip-kedip. "Eee. . . . cuma kata biar lebih hormat aja, Pak. Maaf.""Gak. Saya gak mau di panggil pak. Saya ini masih muda."Dinar tersenyum renyah mau tidak mau mengiyakan. Gimana lagi. Ia tidak mungkin adu argument dengan pelanggan."Kalau gitu, parfumnya mau apa?" tanya Dinar lagi."Rahasia Cinta?""Mau yang rahasia cinta?""Ini nama parfum?"Dinar mengangguk kecil."Unik," komentarnya singkat."Kalau boleh rekomendasi, snappy atau light blue lebih di gemari orang-orang. Kalau rahasia cinta baunya lebih disukai bapak-bapak," ujar Dinar menilai penampilan necis lelaki itu. Dan yang katanya dia tidak mau di panggil bapak.Gimana bisa milih parfum dengan namanya. Orang biasa denga
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

BAB 80

Yuda mengendarai mobil tak tentu arah. Mau kemana juga dia bingung. Kalau bicara soal kerjaan, pekerjaannya menumpuk dan harus di selesaikan hari ini.Tapi bagaimana ia bisa bekerja dengan tenang dan cepat, kalau di hadapannya dua orang yang pernah bersama selama bertahun-tahun seperti merajut kembali apa yang pernah mereka miliki dulu.Jujur, Yuda jadi merasa posisinya terancam melihat Danu berhasil menemui Dinar.Niatnya untuk mengecek ruko-ruko milik Bapa yang di amanahkan padanya, jadi buyar oleh rasa takutnya.Hal pertama dalam hidup Yuda mengesampingkan pekerjaan hanya untuk sebuah rasa takut yang tidak pasti terjadi."Mas gak kaget liat mas Danu bebas?"Ia melirik kecil pada Dinar. Setelah sekian lama mereka dima-diaman, akhirnya Dinar lebih dulu bicara."Udah dua minggu ini," balas Yuda."Kok bisa?""Permainan kotor. Biasalah. Ada uang, semua lancar."Mereka terdiam lagi beberapa saat.1"Kok gak bilang Dinar?""Ngapain? Emangnya kamu masih mau tau mantan calon suami kamu itu?"
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
DMCA.com Protection Status