All Chapters of Wanita Kampungan itu Ternyata Calon Istri Bos: Chapter 81 - Chapter 90

122 Chapters

MALU, MALU, MEMALUKAN

Tabitha mondar-mandir sejak beberapa menit yang lalu. Gadis Itu tampak sangat kebingungan hari itu. Pembicaraannya dengan Irene sebelumnya membuat dirinya benar-benar merasa bimbang.Sejujurnya, dia memang sangat menginginkan untuk menjadi Nyonya Abimanyu dan menguasai semua miliknya. Siapa orangnya yang tidak mau hidup enak menjadi istri seorang pengusaha sukses? Benar-benar impian yang sangat sempurna dalam pikiran Tabitha. Tetapi, Tabitha tidak yakin dia bisa melakukan rencananya. "Kamu nggak usah bingung, Bitha. Apa yang dikatakan teman kamu itu benar. Kalau kamu nggak mau bergerak cepat, rencana kita untuk menjadikan kamu istrinya Abimanyu nggak akan bakalan tercapai," kata ibunya melalui sambungan telepon.Tabitha sempat menceritakan pertemuannya dengan Irene kepada Fenny–sang ibu. "Tapi aku takut, Ma. Gimana kalau bakalan ketahuan nantinya? Di rumah ini ada CCTV, loh. Dan aku yakin banget Mas Abi nggak akan bakalan tinggal diam, kalau ada yang menyakiti keluarganya.""Belaja
Read more

OMA OMA KEPEDEAN

Sementara itu di tempat lain, Bu Ratih terlihat sedang sangat sibuk. Hari itu dia memang berencana untuk datang ke rumah Kemala bersama dengan Keenan.Bahkan wanita itu sudah mempersiapkan banyak oleh-oleh untuk cucunya. Dari mulai makanan sampai mainan yang bagus-bagus untuk Abiya yang sudah sangat lama tak ditemuinya itu.Bukan tanpa alasan Bu Ratih melakukan hal itu. Tentu saja dia ingin membuat Kemala membuka hatinya lagi untuk Keenan. Dia bahkan sudah tak memikirkan lagi perasaan menantunya saat ini.Namun tiba-tiba saja saat keduanya hendak berangkat, terdengar suara Irene di depan rumahnya."Ada apa kamu pagi-pagi sekali ke sini, Ren? Kami mau pergi!" kata Bu Ratih ketus."Aku datang ke sini pagi-pagi bukan ingin bertengkar, Mi. Aku datang untuk bertemu dengan Mas Keenan yang sudah tidak pulang berhari-hari," lantang wanita itu."Buat apa suami kamu pulang kalau setiap hari kerjaanmu cuma ngomelin dia saja? Selama ini, Keenan nggak pernah kamu urusin dengan benar kan?" kata Bu
Read more

KERAS KEPALA

Kemala yang saat itu sedang sibuk mengurusi Bu Rosmala hanya bisa memijit kepalanya saat melihat chat dari Mbok Narti. Bagaimana bisa Keenan dan Bu Ratih datang ke rumahnya lalu bersikap seolah-olah mereka ikut andil membesarkan Abiya. Kepala Kemala rasanya mau pecah memikirkannya."Biarkan saja mereka mengantarkan Abiya sekolah, Mbok. Tapi, Mbok juga ikut dengan mereka. Jangan biarkan Abiya sendirian dibawa," kata Kemala akhirnya saat kemudian memutuskan untuk menelpon asisten rumah tangganya itu."Baik, Bu. Kalau begitu saya pergi dulu bersama Bu Ratih dan Pak Keenan. Saya tutup dulu teleponnya."Kemala menghela nafas panjang perlahan. Lalu ia pun bermaksud kembali menuju ke ruang makan. Tetapi, saat membalikkan tubuh, dia dikejutkan dengan Bu Rosmala yang sudah berdiri di ambang pintu."Lebih baik kamu pulang aja sekarang. Nggak usah repot-repot ngurusin aku. Kamu lagi ada masalah kan dengan anakmu? Urusin aja anak kamu," kata Bu Rosmala."Saya udah biasa kok menghadapi masalah sep
Read more

BUJUKAN UNTUK KEMBALI

Sepulangnya dari rumah Bu Rosmala, Kemala memutuskan untuk menelepon Denok. Dia memberitahu jika hari itu dia tidak bisa ke apotek. Tak bisa berhenti memikirkan apa yang diceritakan oleh Mbok Narti, Kemala merasa jika dirinya harus segera ke sekolah putrinya. Dia ingat, jika Keenan atau Bu Ratih mungkin sedang ada di sekolah Abiya saat ini. Kemala merasa harus menyelesaikan masalah itu secepatnya.Rupanya benar, Bu Ratih ternyata masih menunggu di sekolah bersama dengan Mbok Narti. Keduanya sedang duduk-duduk di taman bagian depan sekolah."Ibu ke sini? Tapi Non Abiya belum pulang," lapor Mbok Narti saat melihat kedatangan Kemala.Saat melihat kehadiran Kemala, Bu Ratih pun langsung tersenyum pada mantan menantunya itu."Mala, kamu sehat? Maaf ya tadi pagi mami datang ke rumah dan langsung mengantarkan Bia ke sekolah tanpa minta izin kamu dulu. Mami pikir sudah saatnya Bia tahu kalau dia masih punya nenek. Boleh kan mami menghabiskan waktu sampai sore di rumah kamu? Mami ingin menebu
Read more

KERIBUTAN DI KOMPLEKS

Kemala begitu terkejut mendengar pengakuan ceplas ceplos Bu Ratih. Dia sama sekali tidak menyangka jika mantan ibu mertuanya itu bisa mengatakan hal seperti ini. Menyuruhnya rujuk dengan Keenan? Yang benar saja."Rujuk? Maksud Mami saya dan Mas Keenan rujuk?" tanya Kemala meyakinkan tujuan Bu Ratih."Sepertinya perkataan mami cukup jelas, Kemala. Kalian harus rujuk demi Abiya. Apakah kalian tidak kasihan Abiya seperti ini terus? Abiya itu memerlukan sosok Ayah dan Ibunya," kata Bu Ratih tanpa rasa bersalah.Abiya yang sejak tadi mendengarkan perkataan ibu dan neneknya, itu tentu merasa sangat bingung."Rujuk itu apa sih, Nek? Kenapa nenek minta supaya papa dan mama rujuk?" tanya polos anak itu."Rujuk itu, artinya papa dan mama bisa satu rumah lagi," jelasnya dengan penuh percaya diri.Kemala hanya bisa menarik napas panjang dan berusaha untuk mengontrol emosinya."Mi, sebaiknya kita nggak bicarain hal ini di depan Abiya. Abiya masih terlalu kecil untuk mengerti hal-hal seperti ini,"
Read more

KECOLONGAN

Abimanyu melangkah dengan kesal naik ke ruang kerja Tabitha siang itu. Beberapa kali Tabitha selalu membuat kesalahan dalam pekerjaannya.Namun, tiba-tiba saja langkahnya dihentikan oleh seorang pemuda. “Maaf, Anda mau ke mana, Pak? Ibu Tabitha sedang di ruangannya dan Anda-“ “Kamu ini siapa? Berani-beraninya melarang saya. Saya pemilik perusahaan ini dan saya belum pernah melihat kamu sebelumnya,” kata Abimanyu dengan muka memerah.“Ma-afkan saya, Pak. S-saya memang pegawai baru di sini. Ibu Tabitha yang merekrut saya sebagai asistennya," kata pemuda itu dengan suara gemetaran.Abimanyu mengerutkan dahinya. Baru dua minggu Tabitha bekerja di kantornya, tapi bahkan sudah sangat berani mempekerjakan orang tanpa bicara dengannya? Sungguh keterlaluan. "Silahkan masuk, Pak! Maafkan saya sekali lagi," ucapnya kemudian dengan penuh penyesalan.Namun Abimanyu mengacuhkannya. Dia langsung melangkah masuk bersama asistennya ke ruang kerja Tabitha, bahkan tanpa mengetuk pintunya sama sekali.
Read more

TEPAT WAKTU

Tabitha menyeringai pada Heni setelah kepergian Abimanyu dari ruangannya. Akhirnya dia pun memang harus memilih untuk memecat Rangga. Tidak masalah untuknya jika Rangga diberhentikan. Yang penting dia bisa menguasai ruangannya sendiri. Alasan utama dia memecat Heni adalah, karena dia berada satu ruangan dengannya. Tabitha tidak akan bebas jika harus melakukan kecurangan pada data-data yang merupakan tanggung jawabnya. Untuk itu, dia akan berusaha membujuk Abimanyu untuk memisahkan ruangannya dengan Heni.*****Sesampai di ruangannya, tiba-tiba saja ponsel di saku Abimanyu berbunyi. Lelaki itu pun langsung menghembuskan napas dengan kasar begitu mengetahui siapa yang menelpon. Namun begitu, dia segera bergegas keluar lagi dari ruangan."Ada apa, Ma? Aku sedang sibuk sekali di kantor. Mama harus tahu juga kalau Tabitha tuh yang udah bikin aku pusing. Dia bikin ulah di kantor.""Berulah bagaimana sih, Bi? Anak itu kan anak yang pintar. Nggak mungkin dong dia berbuat kesalahan dalam peker
Read more

RAPUH

"Kamu lelah, Sayang?" Lelaki itu menggandeng kekasihnya yang terlihat letih."Iya, Mas. Capek banget sama semua ini. Juga soal ibumu. Rasanya aku ingin menyerah saja. Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi sikap ibumu kepadaku tidak berubah sedikitpun," kata Kemala. Abimanyu menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Dia tahu jika sikap ibunya masih saja sama pada Kemala. “Please Mala, bertahanlah. Aku yakin mama akan berubah, asalkan kita bersabar sedikit lagi. Kamu masih mencintaiku, kan?” Lelaki itu menatap Kemala lekat. Berusaha membujuk agar wanitanya tak menyerah saat ini. Dia masih begitu berharap jika sang ibu akan bisa luluh berkat kesabaran mereka.“Tadi ibumu memintaku untuk tidak datang lagi, Mas. Apa masih akan ada gunanya aku bertahan?” tanya Kemala dengan nada putus asa. “Aku mohon, Sayang. Abaikan dulu apapun yang dikatakan mama. Meski hanya sebentar, kamu harus tetap datang ke rumah,” pinta Abimanyu. “Tapi Mas …,“ “Om Abiii!”Pembicaraan di antara
Read more

TAGIHAN YANG MEMBENGKAK

“Ada apa ini?” Tiba-tiba terdengar suara memecah tangisan Irene.Kedua wanita itu pun kemudian menoleh. Ternyata Keenan yang datang.“Ka-mu kok sudah pulang, Nan?” tanya Bu Ratih sedikit gugup. Hari memang masih lumayan siang untuk lelaki itu pulang dari kantor. Tentu saja hal itu tidak seperti kebiasaannya. Hari itu Keenan memang meminta izin pulang karena hendak menemui Irene yang dia tahu sedang bersama dengan ibunya. “Kemala tadi memberitahuku kalau kalian ribut-ribut di rumahnya. Apa itu benar?!" tanya Keenan dengan gusar. Bu Ratih menghela napas panjang, dia merasa sangat kesal karena rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa kacau gara-gara kelakuan Irene.“Dia bikin rusuh dan bikin Mami sangat malu dengan kelakuan istrimu itu, Nan. Dia bahkan tadi berteriak-teriak di halaman rumah Kemala dan mengatai Kemala pelakor. Gara-gara dia, Mami jadi batal bermain sama cucu mami,” jawab Bu Ratih dengan muka ditekuk.Mendengar perkataan sang ibu, emosi Keenan semakin memuncak. Ia pu
Read more

TUMPUKAN PEKERJAAN

Pagi itu, Irene yang merasa bersalah kepada Keenan, mencoba untuk meluluhkan hati suaminya lagi dengan memasak makanan kesukaannya. Dia menyiapkan sarapan untuk Keenan. “Sebentar lagi pasti akan ada angin ribut,” sindir Keenan. “Maafkan aku, Mas.” Irene memang masih sangat berat jika harus kehilangan Keenan. Apalagi dengan kondisinya saat ini yang kehilangan pekerjaan. Dan semenjak menikah dengan Keenan, Irene memang tidak pernah berkunjung ke rumahnya karena keluarga Irene memang tidak menerima Keenan. “Nanti malam, kamu pulang ya, Mas. Aku punya kejutan untukmu. Dan ... ini ATMku. Di dalamnya ada uang yang bisa membantumu membayar tagihan kartu kreditmu,” kata Irene.Setelah berpikir semalaman, wanita itu memutuskan untuk merelakan tabungannya untuk membantu Keenan membayar kartu kredit. Dia tidak mau Keenan marah terus kepadanya. Tetapi di luar dugaan, Keenan tidak menyentuh kartu itu sama sekali. “Aku masih sanggup membayarnya. Simpan saja ATMmu. Tapi, jangan sekali-se
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status