Home / Romansa / The Billionaire's Bride / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of The Billionaire's Bride: Chapter 21 - Chapter 30

49 Chapters

Should She Be Doing It?

Pagi itu, tidak ada perasaan mengantuk ketika Rhea yang tengah duduk di kloset menatap bercak darah di celananya. Oh tidak. Ini bukanlah hal yang dia inginkan.“Crap,” dia berbisik sebelum mengambil pembalut.Karena ini hari pertama haidnya, suasana hati Rhea menjadi buruk. Dia membiarkan Ibnu mengantarnya ke Putik dan dia beristirahat memejamkan mata di kursi belakang.Sesampainya di Putik, dia melihat gerombolan rekan-rekannya. Jika sudah begitu, Rhea sangat tahu mereka pasti sedang bergosip. Di saat dia akan melewati mereka, dia bisa mendengar obrolan samar-samar mereka yang membahas pernikahan Andini. Dia hendak berbelok namun suara seseorang membuatnya berhenti melangkah.“Oh Rhea sudah datang!”Rhea memejamkan mata, mendesah pelan, dan membatin. Oh please. Jangan hari ini ….Andini mendekatinya dan memeluk tangan Rhea dengan semangat. “Ayo tanya apa yang kami bahas di sana.”“Tidak perlu.”“Kami membicarakan tentang pernikahanku. Dan sekarang, ayo bahas tentang suamimu!” Andini t
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Not Up to His Standards

Bantuan? Bayaran? Atau apa?Di luar gedung kantor, Enzo mengeluarkan salah satu rokok dari bungkusnya kemudian menyalakannya dengan pemantik.Dahinya berkerut dalam mencoba untuk mencari tahu apakah ada maksud tersembunyi dari Maven yang mengakuisisi Raya Finance. Apa karena dia kasian dengan istrinya? Takut perusahaan itu diambil alih oleh paman Rhea?Tapi bagaimana jika bukan itu?Menatap pohon rindang di depannya, ia mengembuskan asap sekali.“Bagaimana jika bukan?” Enzo tanpa sadar menggumamkan isi pikirannya.Ia kemudian merogoh saku celana dan menghubungi Andini. Dan tak butuh waktu lama, wanita itu segera mengangkat panggilannya.“Ya, Sayang? Kamu melupakan sesuatu?”“No. Aku hanya ingin menanyakan kabarmu. Kamu baik-baik saja kan di tempat kerjamu?”“Tentu saja!” Andini di seberang telepon tersenyum lebar. Suaminya sangat perhatian dengannya padahal mereka baru berpisah sebentar. “Bagaimana denganmu?”Menjentikkan abu rokok, Enzo menjawab singkat, “Ya. Lalu bagaimana dengan hub
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Two Deadly Seconds

"... Di Celadon, saya ingin para penjual terobsesi dengan pelanggan daripada fokus dengan pesaing, semangat untuk penemuan, komitmen untuk keunggulan operasional, dan pemikiran jangka panjang mereka. Karena itu, saya memiliki strategi baru yang didasarkan pada satu tujuan ambisius: untuk memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan pengalaman yang unggul." Enzo berbicara sangat penuh percaya diri dan lancar di ruang rapat. Di ruang tersebut, sudah ada dewan direksi beserta Maven yang menjabat sebagai CEO dan Tony selaku Komisaris Utama TW Group. Semua orang memandang layar panel datar interaktif di depan dengan perasaan tertarik dan fokus. Akan tetapi tidak untuk Maven. Pria itu dengan tenang hanya menatap agenda di depannya. Itu sudah biasa. Enzo sering kali melihat Maven seperti ini. Pria itu bukannya tidak suka dengan presentasi karyawannya, hanya saja baginya membaca dari makalah rapat secara langsung lebih efektif agar mempersingkat waktu. Ketika pria itu memba
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

What Kind of Person Is He?

Hari sudah sangat malam ketika Maven kembali. Begitu dia masuk ke rumah, kepala pelayan yang seorang wanita berumur 40-an segera menghampirinya dengan langkah lebar dan cepat. Namanya Yana.“Anda pulang cukup larut, Pak.”“Hm.” Maven memberikan jasnya kepada Yana.“Apa Anda ingin makan malam atau kopi?” Yana sudah tahu kebiasaan Maven. Tiap pulang, pria ini tidak akan langsung istirahat melainkan mengurung dirinya di ruang kerja seolah pekerjaannya tidak pernah ada habisnya.“Aku sudah makan malam dengan klien. Kopi saja.” Maven kemudian melihat arloji di pergelangan tangan yang hampir pukul sebelas malam. “Rhea sudah tidur?”“Bu Rhea ada di ruang santai lantai atas, masih bekerja saya rasa.”Maven mengangguk singkat. “Bawakan kopiku ke sana.”Yana tersenyum dan menunduk sopan kepada Maven yang menaiki anak tangga. “Baik.”Di lantai tiga, sesuai perkataan Yana, Rhea ada di ruang santai yang posisinya berada di antara kamar mereka. Kedua kaki jenjangnya ditekuk di atas sofa dengan tubuh
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

He's Here

Rhea menyentuh kelopak bunga yang basah lalu tersenyum. “Wow, ternyata Kakek benar-benar pandai merawat tanaman!”Dia sedang berada di kebun Tony dan membantunya untuk menyiram tanaman di sana. Kegelisahan Rhea beberapa hari lalu sepertinya telah didengar Tuhan. Henry tidak datang hari ini.Tony berkata bahwa Henry jarang kemari karena anak mereka masih kecil. Namun terkadang dia akan datang sepulang kerja membawa istri dan anaknya.“Tentu saja! Aku belajar dari ahlinya.” Tony tersenyum lebar merasa bangga. Kemudian mendesah lambat. “Mendiang istriku sangat suka menanam bunga hias. Dia akan menghabiskan waktunya di sini. Dan aku akan membantunya, yah walaupun awalnya aku terlalu banyak membuat masalah pada bunga-bunga kesukaannya. Lalu, setelah dia tiada, aku yang mengurusi mereka semua.”Pandangan Tony menatap jauh seolah mengenang masa lalu sambil tersenyum lembut. Membuat Rhea ikut tersenyum. Hanya dengan pembahasan singkat tentang kebersamaan mereka, dia bisa merasakan kehangatan d
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

MPMP 26 Kedatangan seorang penyanyi

“Oh astaga. Pantas saja kau tidak mau membicarakan tentang suamimu ketika kami berkumpul dan bergosip.”Rhea tersentak kaget dan menoleh ke belakang di mana Ayu dan Dania menatapnya dengan tatapan jahil.Selain Rhea, Andini pun kaget. Dia dengan cepat memperbaiki raut wajahnya sebelum menoleh ke arah kedua wanita yang menghampiri mereka.“Melihat interaksi Andini dan suamimu, Rhea, ternyata kalian sedekat itu ya, An?”Andini ingin sekali mengangguk dan membusungkan dadanya dengan bangga, jika dia tidak melihat kemesraan singkat yang sepasang suami-istri itu lakukan di depan mata kepalanya sendiri. Belum lagi bagaimana Dania menatapnya dengan tatapan aneh. Oh tentu saja, Andini tahu arti dari tatapan wanita itu. Dia pasti bertanya-tanya apakah Andini tidak canggung melihat kemesraan di depan matanya langsung tadi. Jelas sekali bukan jawabannya?Menanggapi ucapan Ayu, Andini hanya tersenyum singkat lalu membuang wajahnya.Kembali pada Rhea, Ayu berseru, “Kau benar-benar rakus, Rhea. Bis
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

MPMP 27 Klub Miliarder

Rhea tersenyum menatap Naomi. “Thanks. Jika tidak ada kau, mungkin mereka akan tetap mengerumuniku.”Naomi tersenyum miring. Mereka bersandar di dinding bersama dan memperhatikan Joaquin.“Jadi, dia kekasihmu?”Naomi mengangguk santai. “Hmm.”Jawaban ringan itu sungguh membuat Rhea kaget. Dia pikir Naomi bercanda tentang mencium seorang selebriti. Tapi ternyata, orang itu memang kekasihnya?!“Sepertinya hanya aku saja di sini yang tidak tahu. Maafkan aku.”“Tidak ada yang tahu.” Naomi menoleh sekilas. “Hanya saja, karena mereka tahunya aku yang suka bercanda, jadi mereka tidak pernah menganggap serius perkataanku ketika aku tidak berbohong.”Rhea terkekeh pelan. Dia menatap Joaquin yang berfoto dengan Dania dan Ayu. Kemudian banyak wanita yang menyadari kehadirannya pun ikut mendekatinya hingga dia kewalahan. Rhea mengasihani pria itu. Naomi sungguh kejam menggunakan kekasihnya hanya untuk membebaskan Rhea dari Ayu dan Dania.Joaquin yang dikerumuni dan berfoto dengan fans, menatap Na
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

MPMP 28 Klub Miliarder II

Rhea menggamit lengan Maven untuk menarik perhatian pria itu. Lalu berkata dengan suara manis, “Aku akan memesan minuman di sana.”Tiba-tiba saja Cade tertawa dan seketika suasana kaku menghilang. Dia menyadari maksud Rhea agar ketegangan di sana terputus dengan kehadirannya. “Jangan pedulikan para pria tua ini. Hal seperti ini sudah biasa terjadi.”Rhea tersenyum bagaimana ramahnya Cade. “Aku akan mengingatnya.” Maven mengajak Rhea mendekati bartender. Kemudian dia menarik kursi untuk istrinya.Rhea menggumamkan terima kasih untuk Maven lalu memesan mocktail. “Tunggu di sini sebentar. Aku tidak akan lama.”Rhea mengangguk dan memperhatikan Maven yang mendekati Zade kembali.“Ada yang ingin aku tanyakan.”Zade bersandar di meja billiard. Tatapannya yang memang tajam masih ada, namun tidak seperti sebelumnya.“Cade bilang, kau mengenal Pak Lukman Ameesh.”Zade mengerutkan dahinya samar. “Lukman Ameesh? Pemilik maskapai penerbangan itu?”Maven mengangguk.“Ya, beliau teman main ayahku.
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

MPMP 29 Makan malam bersama

Tidak langsung pulang, Maven mengajak Rhea untuk makan di hotel tersebut. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka. Pelayan pria tersebut bersikap sopan ketika menyapa mereka berdua. Tidak seperti Maven yang tidak menjawab, Rhea mencoba membalas sikap sopannya dengan singkat.“Apa signature menu di sini pasta?” tanya Rhea ketika membuka menu.“Bukan, Bu.” Pelayan tersebut dengan sigap menjawab dan menjelaskan menu unggulan mereka.“... Anda bisa menambahkan citrus soya sauce with grated radish chili, atau extra virgin olive oil.”“I see.” Setelah berpikir singkat, Rhea menggeleng. “Tapi, saya ingin memesan pasta saja.”“Kami memiliki ....” Pelayan tersebut lagi-lagi menjelaskan jenis menu pasta mereka secara rinci.“Baiklah, saya akan memesan itu saja.” Membiarkan pelayan mencatat pesanannya, Rhea menatap Maven. “Apa yang ingin kamu pesan?”“Samakan saja.”Rhea mengangguk dan menyampaikannya kepada pelayan.“Baiklah, mohon tunggu sebentar. Kami akan menyiapkan makanannya s
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

MPMP 30 Menjadi gila

“T-tunggu sebentar, Mav—” Sebuah erangan lolos dari mulutnya yang kecil. Kepala Rhea tersentak ke belakang ketika Maven mendorong ketebalannya di dalam Rhea.Pria itu mendesah nyaman. Selalu menyenangkan berada di dalam kehangatannya. Perasaan itu sungguh mengagumkan. “Kita sedang di dalam mobil.” Rhea mengingatkannya.Jika dia masih ingat, sekarang bukan jam mereka berhubungan intim.“Memangnya kenapa? Aku sudah tidak tahan, kenapa kita tidak bisa melakukannya di mobil?”“Bagaimana jika banyak orang yang melihat?Maven menggeram pelan ketika Rhea tiba-tiba mengepalkan miliknya di bawah sana. “Istriku mesum juga ternyata. Apa kamu sangat semangat tentang kita yang dilihat ketika melakukan ini?”Rhea secara refleks menggeleng. Dia menegang dan panik. “Kita pulang dulu, ya. Atau pesan kamar di sini.”“Tidak akan ada yang memperhatikan kita karena jendela mobil cukup gelap. Jadi, bergeraklah.” “Maven ....” Rhea menatapnya memohon. Dan bukannya menyetujui permintaan istrinya, Maven mala
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status