Home / Romansa / The Billionaire's Bride / MPMP 30 Menjadi gila

Share

MPMP 30 Menjadi gila

Author: Riri Lidya
last update Last Updated: 2023-07-23 12:44:10

“T-tunggu sebentar, Mav—” Sebuah erangan lolos dari mulutnya yang kecil. Kepala Rhea tersentak ke belakang ketika Maven mendorong ketebalannya di dalam Rhea.

Pria itu mendesah nyaman. Selalu menyenangkan berada di dalam kehangatannya. Perasaan itu sungguh mengagumkan.

“Kita sedang di dalam mobil.” Rhea mengingatkannya.

Jika dia masih ingat, sekarang bukan jam mereka berhubungan intim.

“Memangnya kenapa? Aku sudah tidak tahan, kenapa kita tidak bisa melakukannya di mobil?”

“Bagaimana jika banyak orang yang melihat?

Maven menggeram pelan ketika Rhea tiba-tiba mengepalkan miliknya di bawah sana. “Istriku mesum juga ternyata. Apa kamu sangat semangat tentang kita yang dilihat ketika melakukan ini?”

Rhea secara refleks menggeleng. Dia menegang dan panik. “Kita pulang dulu, ya. Atau pesan kamar di sini.”

“Tidak akan ada yang memperhatikan kita karena jendela mobil cukup gelap. Jadi, bergeraklah.”

“Maven ....” Rhea menatapnya memohon. Dan bukannya menyetujui permintaan istrinya, Maven mala
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nur Aina Abdullah
next please... lamanya
goodnovel comment avatar
Nur Aina Abdullah
next please
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Billionaire's Bride   Billionaire's Club II

    Rhea yang berdiri di sebelah Maven bisa merasakan situasi mencekam di antara pria ini. Dia pun menjadi canggung.Sebenarnya, situasi macam apa ini? Memangnya pertemanan para pria seperti ini?Rhea menggamit lengan Maven untuk menarik perhatian pria itu. Lalu berkata dengan suara lembut, “Aku akan duduk di sana.”Tiba-tiba saja Cade tertawa dan seketika suasana kaku menghilang. Dia menyadari maksud Rhea agar ketegangan di sana terputus dengan kehadirannya. “Jangan pedulikan bocah-bocah bodoh ini. Hal seperti ini sudah biasa terjadi.”Rhea tersenyum bagaimana ramahnya Cade. “Aku akan mengingatnya.”Maven mengajak Rhea mendekati bartender. Kemudian dia menarik kursi untuk istrinya.Rhea menggumamkan terima kasih untuknya dan memesan mocktail.“Tunggu di sini sebentar. Aku tidak akan lama.”Rhea mengangguk dan memperhatikan Maven yang mendekati Zade kembali.“Ada yang ingin aku tanyakan.”Zade bersandar di meja biliar. Tatapannya yang memang tajam masih ada, namun tidak seperti sebelumnya

    Last Updated : 2024-10-09
  • The Billionaire's Bride   A Chat About Him

    Mereka pun memasuki restoran di hotel itu. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka. Pelayan pria tersebut bersikap sopan ketika menyapa mereka berdua. Rhea pun mencoba membalas sikap sopannya dengan singkat.“Apakah signature menu di sini?” tanya Rhea ketika membuka menu.Pelayan tersebut dengan sigap menjawab dan menjelaskan menu unggulan mereka, “... Anda bisa menambahkan citrus soya sauce with grated radish chili, atau extra virgin olive oil.”Setelah berpikir singkat, Rhea menggeleng. “Bagaimana dengan pasta?”“Kami memiliki ....” Pelayan tersebut lagi-lagi menjelaskan jenis menu pasta mereka secara rinci dan Rhea memilih. Setelahnya pelayan pelayan mencatat pesanannya.Rhea menatap Maven. “Apa yang ingin kamu pesan?”“Sama.”Rhea mengangguk dan menyampaikannya kepada pelayan.“Baiklah, mohon tunggu sebentar

    Last Updated : 2024-10-11
  • The Billionaire's Bride   Sulking

    Oke, jika Rhea ingat-ingat, mungkin usia hotel ini sekitar 9 atau 10 tahun. Bagaimana cara mereka membangun usaha sebaik ini?“Koneksi dan kemampuan,” ujar Maven seolah bisa mendengar pertanyaan batin Rhea. “Selain modal, kami juga membutuhkan koneksi dan kemampuan. Lalu selain itu, yang paling penting adalah komitmen.”Ah benar juga. Komitmen itu sangat sulit dipertahankan. Apalagi jika dilakukan bersama-sama.Tetapi serius, pria muda mana yang mampu mendirikan sebuah hotel lalu berkembang pesat hingga sekarang?!Hotel ini merupakan salah satu hotel bagus dan mewah di Indonesia. Tidak hanya dari segi infrastruktur, tapi juga pelayanannya. Rhea beberapa kali menginap di sini karena pelayanannya yang memuaskan seperti hotel-hotel besar milik keluarga konglomerat di ibu kota. Haah Rhea lupa nama keluarga itu.Selang beberapa menit terdiam, Rhea mengerjapkan matanya. “... Wow.”Rhea sungguh tidak tahu jika ini hotel dari para pria jutawan.“Cade yang memegang hotel ini. Bukan berarti kam

    Last Updated : 2024-10-15
  • The Billionaire's Bride   His Wife

    Malam itu juga di sebuah penthouse, Andini menggigit kukunya yang rapi. Dia duduk dengan tidak sabar menunggu kepulangan suaminya. Ini sudah pukul dua pagi namun Enzo masih belum pulang. Dia sudah menghubungi dan mengirim banyak pesan sejak sore dan pria itu hanya menjawab singkat, 'Aku lembur'.Dia sangat heran, kenapa Enzo selalu lembur setiap hari? Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mendengar curahan hatinya.Berdecih, ia mengusap rambutnya hingga terdengar suara pintu terbuka. Dia mendongak dan melihat kedatangan Enzo dengan jas yang disampirkan di lengannya. Secara naluriah dia beranjak dari sofa dan mendekati suaminya.“Kamu belum tidur?” Enzo bertanya. Wajahnya terlihat lelah.“Bagaimana bisa aku tidur saat kamu saja belum pulang.”Enzo tersenyum mengetahui bahwa istrinya mengkhawatirkannya. Dia membuka lebar tangannya. “Kemarilah. Kamu bisa tidur se—”Perkataannya terhenti begitu Andini meraba-raba tubuhnya tanpa terlewatkan sedikit pun.“Sayang, aku benar-benar lelah. Kita

    Last Updated : 2024-10-19
  • The Billionaire's Bride   Crying for Myself

    Rhea dan Enzo duduk berseberangan di sebuah kedai kopi tidak jauh dari TW Group. Dia dipaksa pria ini dengan alasan ada hal penting yang perlu mereka bicarakan. Entahlah hal penting apa yang masih ada di antara mereka, dia bahkan tidak repot-repot memikirkannya selain kebencian teramat dalam di hatinya.Sementara di sisi lain, Enzo merasa bahwa Rhea berbeda dari sebelumnya. Seolah-olah mantannya ini berubah lebih mengagumkan setelah lama tidak bertemu. Setelah pertemuan di pernikahannya, mereka tidak pernah bertemu lagi. Dia sangat sibuk sampai tidak sempat menjemput istrinya. Dan sekarang wanita ini datang dengan banyak perubahan di matanya.Tidak. Bukan hanya matanya, tetapi segalanya hingga atmosfer di sekelilingnya,“Sudah lama ya, Rhe? Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”Selain mengenai tadi malam. “Luar biasa.”“Ini mengejutkan. Aku tidak mengira akan melihatmu di sini. Apa kamu ingin bertemu Maven?”“Ya.”“Aku dengar pameran saat ini cukup ramai peminat.”“Hmm.” Rhea melirik ja

    Last Updated : 2024-10-24
  • The Billionaire's Bride   This Is Normal, Isn't It?

    “Apa yang kalian bicarakan?”“Tidak ada yang penting. Bagaimana dengan mobilku?”Tidak ada yang penting? “Lalu mengapa mengobrol sangat lama?”“Apa? Kami tidak. Tunggu, mobilku—”“Ibnu akan datang mengambilnya.”“Sudah kubilang kamu tidak perlu repot-repot. Kamu pasti sibuk pagi ini.”“Tidak ada urusan mendesak yang perlu ditangani. Jadi, pembicaraan tidak penting apa yang kalian bicarakan?”Dengan tangannya yang digenggam ketika mereka berjalan di basement, Rhea mendadak berhenti hingga Maven ikut terhenti.Rhea membasahi bibirnya. “Lihat, ini benar-benar membingungkanku. Apa kamu marah? Tingkahmu sangat aneh sejak tadi malam. Memangnya apa kesalahan yang telah aku lakukan?”Maven memejamkan mata, menghela napas samar dan dalam, lalu berbalik.Rhea berujar lagi, “Kamu tahu betapa takutnya aku tadi malam? Setidaknya bicara dulu dan katakan apa masalahmu supaya aku tahu garis mana yang tidak boleh kulewati.”“Mau berapa banyak orang lagi yang perlu aku peringatkan?”“… Apa yang kamu bi

    Last Updated : 2024-10-30
  • The Billionaire's Bride   Vacation

    Setelah hari-hari padat bekerja, akhirnya akhir pekan datang. Dan mereka sudah menyiapkan kebutuhan untuk bersenang-senang. Awalnya Naomi terkejut begitu tahu bahwa Maven benar-benar akan bergabung, namun dia tidak berkomentar banyak. Rhea dan Naomi berbelanja hingga spa bersama sebelum hari liburan mereka. Hubungan mereka semakin dekat dengan itu hingga bisa kompak cekikikan untuk hal remeh.Begitu sampai, Rhea menatap villa bergaya modern dua lantai di depannya. Villa yang dikelilingi pohon-pohon dan ada pantai! Oh, perjalanan panjang mereka sepertinya terbayarkan dengan pemandangan indah di sini.Saat masuk bersama, Maven menjelaskan, “Ada 5 kamar, tiga di bawah dan dua di atas. Kolam renang indoor dan outdoor, kalian bisa gunakan yang mana pun. Hanya beberapa menit ke pantai di sisi barat dengan jalan kaki.”“Di dekat pantai cukup ramai tadi, sepertinya ada festival. Ingin ke sana?” Dalam perjalanan mereka kemari, dia memandang area pantai yang banyak tenda.“Festival musik,” ujar

    Last Updated : 2024-11-06
  • The Billionaire's Bride   Vacation II

    “Ingin keripik lagi?” tanya Joaquin dan Naomi menggeleng.“Aku merasa perutku akan meledak sekarang.”“Yah, ini benar-benar seperti pesta makan besar.” Rhea menjilat jari-jarinya sebelum menoleh ke arah suaminya. “Bagaimana dengan—”Melihat tatapan intens Maven padanya, dia secara naluriah mengalihkan wajahnya.“Aku juga kenyang,” Maven berujar disambung Joaquin.“Aku pun sama.”“Well, saatnya membersihkan kekacauan yang kita buat.”“Setuju.”“Aku akan mengemasi peralatan di sana.”“Aku akan bantu.” Naomi berdiri, mengikuti Maven.“Biarkan aku membawa botol-botol ini.”Rhea tersenyum pada Joaquin. “Oke.”Sepeninggalan Rhea dan Joaquin, Naomi merasa ini waktu yang tepat dan dia berdeham untuk menarik perhatian Maven. “Uhm … thanks.”Maven meliriknya.“Awalnya aku khawatir Joaquin akan merasa buruk pada dirinya sendiri jika bertemu dengan Kakek. Kau tahu seperti apa cara bicaranya jika tidak menyukai seseorang. Tapi, aku menjadi lega setelahnya. Entah apa yang kau bicarakan dengan kakek

    Last Updated : 2024-11-09

Latest chapter

  • The Billionaire's Bride   A Bold and Outspoken Young Girl

    Mau update kemarin tapi wi-fi lelet banget. Gagal terus buka wattpad di laptop. Selamat baca loves!________________________________“Apa kalian sadar? Sepertinya kita jarang sekali mengobrol. Bukan hanya dengan kalian sebetulnya, aku juga tidak dekat dengan pria lain di Putik. Aku penasaran kenapa tidak ada yang mengajakku mengobrol atau diam-diam mengeluhkan atasan kita di belakang.”Sambil berjalan bersama, para pria ini diam saja membuatnya tidak sabar. Dia butuh obrolan agar mengalihkan kekesalannya. Dia perlu menjaga kewarasannya.“Uh, apa kau ingin mendengarnya?”Cukup jawab saja! “Aku bersikap menyebalkan untuk menjadi teman kalian, ya?”“Tidak sama sekali. Hanya saja ….” Mereka saling pandang.“Kami terlalu malu,” celetuk salah satunya tertawa.“Kau terlalu tinggi untuk tipe kami. Apalagi saat itu kau berpacaran dengan pria berkelas sepertimu. Harapan para pria di Putik segera pupus saat itu.”Rhea berhenti melangkah seketika. Bukan jawaban seperti itu yang ia harapkan. Dia

  • The Billionaire's Bride   Annoying

    Wanita asing ini mulai berbalik dan ikut menatap Rhea. Sepertinya, wanita ini pun tampak bingung seolah bertanya-tanya, ‘Who on earth is she?’.Rhea mencoba untuk berusaha tetap tenang. “Aku pun tidak tahu kamu di sini.”Dia kemudian menatap wanita di sebelah Maven terang-terangan sambil tersenyum. Dan Maven menyadarinya.“Ini teman lamaku, Alicia. Dan Lili, ini istriku, Rhea.”Alicia membawa rambut panjang hitamnya ke belakang telinga sebelum mengulurkan tangan. “Halo, Rhea.”Teman lama ditambah panggilan seperti itu, Rhea menarik napas dalam dan mengembuskannya dengan perlahan dan diam-diam. Dia kemudian menjabat tangan indah itu dan membalas singkat sapaannya, “Hai.”Tanpa sadar pandangannya melirik tangan Alicia lain yang tidak menggunakan perhiasan apa pun di jari-jarinya. Rhea mengatur napasnya teratur dan lambat. Dia perlu tetap tenang dan berperilaku. Dinginkan kepala dan tenangkan pikiran. Apa yang perlu ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya, ya?Haa, tangannya yang mengepa

  • The Billionaire's Bride   That Was My Line

    “… Ini sudah larut dan aku tidak punya energi untuk bergagumen hal kecil seperti ini.”Ucapan Enzo pada malam itu membuat Andini mendiamkannya. Tentu dia lebih marah karena tidak menyangka suaminya menganggap kecemasannya sebagai ‘hal kecil’. Suaminya itu bahkan tidak tahu betapa terluka perasaannya.Di saat bersiap ke kantor, Enzo berkata, “Aku sepertinya akan pulang malam lagi hari i—”“Lakukan saja apa yang kamu mau,” potong Andini yang segera mengambil tasnya. Dia selalu pulang sangat malam, jadi untuk apa mengatakan ‘hal kecil’ itu?Gerakannya yang memasang dasi terhenti seketika. Enzo kemudian melihat kepergian Andini. Tepat hari itu suaminya menyadari perang dingin yang dibuatnya. Terima kasih untuk kesibukan Enzo beberapa minggu berikutnya, perang dingin itu semakin menyesakkan dada.Suasana hatinya menjadi buruk dari hari ke hari. Bahkan di tempat kerjanya. Andini beberapa kali nyaris kehilangan kendali dirinya. Dia akui, hal kekanakkan yang ia lakukan ini pun menyakiti dirin

  • The Billionaire's Bride   Not Her?

    Di salah satu restoran jepang, Maven dan Zayden saling pandang dengan ekspresi datar.Lalu, Cade tertawa memecahkan suasana aneh di sekeliling mereka. “Demi Tuhan, kali ini sungguh kebetulan! Jadi berhentilah memasang ekspresi saling membunuh. Kalian menakutiku, tahu?”Melirik Alex yang juga terkejut membuat Maven percaya, Dan jika pertemuan kebetulan seperti ini terjadi, ini bukan hal yang menyenangkan untuk mereka berempat.Alex mengembuskan napas dengan mata terpejam. “Sial, keberuntunganku tahun ini hilang gara-gara kalian. Karena urusanku di sini telah selesai, aku akan pergi lebih dulu. Dan jangan temui aku beberapa hari ke depan.”“Aku juga berharap tidak bertemu denganmu untuk sementara waktu.” Cade masih tertawa lalu pergi juga bersama asistennya.“Aku hanya pergi buang air. Sebentar lagi urusanku di sini berakhir,” kata Zade setelah mendapatkan ekspresi menuntut Maven.Mendesah, Maven mengusap wajahnya. Mereka pun berjalan beriringan di lorong menuju ruang pribadi masing-mas

  • The Billionaire's Bride   On That Day

    Menggigit rotinya, Rhea sesekali menatap pria di seberang yang meminum kopi dengan tenang sambil membaca laporan di iPad. Ini sangat tenang seolah tidak ada masalah yang berarti malam sebelumnya, hingga rasanya canggung.“Anda ingin tambah lagi, Bu?” Yana sudah berada di sampingnya mengisi cangkir Rhea yang kosong, membuatnya tersadar dari lamunannya.“Tidak perlu, terima kasih, Yana.”Yana hanya tersenyum sebelum pergi. Dan Rhea menghabiskan minumannya sebelum mengelap sudut bibir.“Sudah selesai?” tanya Maven dan Rhea mengangguk. “Ayo pergi.”Sambil berjalan di belakangnya, Rhea memandang punggung lebar suaminya. Maven tampak biasa saja, tidak marah atau kesal. Ketika makan juga tidak ada keanehan. Apa hanya dia saja yang berlebihan?Di perjalanan pun Rhea masih mencuri pandang diam-diam hingga Maven menoleh mantap ke arahnya tepat ketika ia sedang menatapnya.“Kamu ingin mengatakan sesuatu?”Lihat, cara bicaranya juga tidak ada yang berbeda.Rhea membersihkan tenggorokannya sebelum

  • The Billionaire's Bride   Torture

    Keluarga besar Tony Williams berkumpul di rumahnya, termasuk orang tua Naomi dan Rhea. Mereka mengobrol dan makan malam bersama dengan perasaan hangat dan kebersamaan. Rhea dan Maven membagikan oleh-oleh dari Swiss untuk mereka, tanpa terkecuali. Ya, Gemma dan keluarga kecil Henry pun ikut mendapatkannya. Tentu saja awalnya Maven mengatakan tidak perlu, namun dia tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.Rhea tahu, Gemma tidak akan peduli dengan pemberian mereka dan dia pun tidak mempermasalahkan itu. Sementara untuk keluarga Henry, dia menyerahkannya lewat Vexia.“Ow, how cute! Lihatlah baju ini, ini terlalu cantik untuk anak kami! Terima kasih banyak, Rhea,” Vexia, istri Henry berseru gembira. “Henry pun pasti merasa senang dengan pemberian kalian.”Bicara tentang Henry, pria itu sedang berkumpul bersama Tony, Maven, Gemma, Ivanka, dan orang tua Naomi di meja tamu. Sedangkan mereka bertiga berbincang ringan di meja lain yang tidak jauh.Rhea membalas senyuman Vexia tak kalah tul

  • The Billionaire's Bride   It Won't Work Out

    Kembali dari liburan, seperti biasa Maven mengantarnya ke galeri dan membukakan pintu untuknya. “Setelah selesai aku akan menjemputmu. Kita perlu mengunjungi Kakek dan Mama.”Rhea bergumam ketika menyampirkan tali tas di bahu setelah melepas seat belt. Dia keluar bersamaan dengan kedatangan Naomi.“Hei, di sana,” sapa Naomi.Rhea tersenyum. “Hai, Naomi.”“Hai,” balas Maven pendek. “Naomi, pulang nanti ikutlah dengan kami ke rumah kakek.”Naomi mengangkat alisnya tinggi. “Apa ini tentang oleh-oleh yang kalian bawa?”Dia kemudian menjerit senang setelah Maven mengangguk singkat dan Rhea yang tertawa kecil.Tidak ingin membuat Maven terlambat sampai di kantornya, Rhea mengecup cepat bibir suaminya. “Aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa.”“Hm, sampai jumpa nanti,” Maven bergumam. “Sampai jumpa, Naomi.”“Ya, sampai jumpa!” Naomi melambaikan tangannya pada Maven begitu pria itu mengendarai mobilnya, di bawah tatapan penuh pengertian dari Rhea. “What?”Tertawa pelan, Rhea mengajaknya m

  • The Billionaire's Bride   The Last Day

    Mendongak kuat, menatap langit-langit hotel dengan lampu gantung indah, Rhea mendesah panjang. Tangannya yang mencengkeram erat sprei tiba-tiba tenggelam di dalam genggaman besar Maven. Suaminya bergerak kasar, tajam, dan kuat. Dan tatapannya yang membara terus tertuju padanya. Sensasi penuh dan sesak di bawah sana semakin meningkatkan kenikmatannya.“Sangat baik. Rasamu sangat luar biasa, Baby. Astaga ….”Geraman rendah di telinganya membuatnya bergidik dan kenikmatan yang luar biasa melandanya. Ia mengeluarkan erangan putus asa dan secara naluriah melilitkan kedua kaki jenjangnya di pinggang suaminya.Dikala dia mengatur napasnya, dia mendengar umpatan pelan Maven. Ketika suaminya mengusap titik sensitifnya, dia gemetar hebat. “Wait, Maven—”Dia menjadi lebih sensitif setelah klimaks dan pria ini kembali mengisinya dengan perlahan membuat mereka sama-sama mengerang. Maven kemudian menarik tubuhnya.“Bagaimana ini, Rhe? Aku tidak bisa berhenti menikmati tempatmu. Kamu sangat lembut.”

  • The Billionaire's Bride   The Kiss

    Swiss, negara yang kaya sejarah dan dipenuhi dengan bangunan abad pertengahan yang indah. Salah satunya Bern, pusat kota mereka. Arsitekturnya terawat dengan baik, jalan-jalannya menawan, serta kota ini sebagian besar tidak berubah sejak abad ke-12, hingga memberikan suasana bersejarah yang unik.Rhea dan Maven mengunjungi landmark paling terkenal di Bern, yaitu menara jam abad pertengahan. Kemudian ke museum seni yang menyimpan koleksi karya menakjubkan dari abad pertengahan hingga seni kontemporer. Karena sangat banyak intitusi budaya yang luar biasa, Rhea sampai bingung ingin memilih salah satu di antara tempat-tempat itu. Tak lupa mereka pun pergi ke Einsteinhaus, sebuah museum yang dulunya pernah menjadi tempat tinggal Albert Einstein. Hanya sebuah apartemen sederhana, namun saat mereka berkeliling Rhea bisa merasakan bagaimana fisikawan terkenal itu hidup jika dilihat furnitur dan barang pribadi yang masih di sana. Banyak foto-foto hingga dokumen yang berkaitan dengan kehidupann

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status