Share

Sulking

Author: Riri Lidya
last update Last Updated: 2024-10-15 15:55:11

Oke, jika Rhea ingat-ingat, mungkin usia hotel ini sekitar 9 atau 10 tahun. Bagaimana cara mereka membangun usaha sebaik ini?

“Koneksi dan kemampuan,” ujar Maven seolah bisa mendengar pertanyaan batin Rhea. “Selain modal, kami juga membutuhkan koneksi dan kemampuan. Lalu selain itu, yang paling penting adalah komitmen.”

Ah benar juga. Komitmen itu sangat sulit dipertahankan. Apalagi jika dilakukan bersama-sama.

Tetapi serius, pria muda mana yang mampu mendirikan sebuah hotel lalu berkembang pesat hingga sekarang?!

Hotel ini merupakan salah satu hotel bagus dan mewah di Indonesia. Tidak hanya dari segi infrastruktur, tapi juga pelayanannya. Rhea beberapa kali menginap di sini karena pelayanannya yang memuaskan seperti hotel-hotel besar milik keluarga konglomerat di ibu kota. Haah Rhea lupa nama keluarga itu.

Selang beberapa menit terdiam, Rhea mengerjapkan matanya. “... Wow.”

Rhea sungguh tidak tahu jika ini hotel dari para pria jutawan.

“Cade yang memegang hotel ini. Bukan berarti kam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • The Billionaire's Bride   His Wife

    Malam itu juga di sebuah penthouse, Andini menggigit kukunya yang rapi. Dia duduk dengan tidak sabar menunggu kepulangan suaminya. Ini sudah pukul dua pagi namun Enzo masih belum pulang. Dia sudah menghubungi dan mengirim banyak pesan sejak sore dan pria itu hanya menjawab singkat, 'Aku lembur'.Dia sangat heran, kenapa Enzo selalu lembur setiap hari? Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk mendengar curahan hatinya.Berdecih, ia mengusap rambutnya hingga terdengar suara pintu terbuka. Dia mendongak dan melihat kedatangan Enzo dengan jas yang disampirkan di lengannya. Secara naluriah dia beranjak dari sofa dan mendekati suaminya.“Kamu belum tidur?” Enzo bertanya. Wajahnya terlihat lelah.“Bagaimana bisa aku tidur saat kamu saja belum pulang.”Enzo tersenyum mengetahui bahwa istrinya mengkhawatirkannya. Dia membuka lebar tangannya. “Kemarilah. Kamu bisa tidur se—”Perkataannya terhenti begitu Andini meraba-raba tubuhnya tanpa terlewatkan sedikit pun.“Sayang, aku benar-benar lelah. Kita

    Last Updated : 2024-10-19
  • The Billionaire's Bride   Crying for Myself

    Rhea dan Enzo duduk berseberangan di sebuah kedai kopi tidak jauh dari TW Group. Dia dipaksa pria ini dengan alasan ada hal penting yang perlu mereka bicarakan. Entahlah hal penting apa yang masih ada di antara mereka, dia bahkan tidak repot-repot memikirkannya selain kebencian teramat dalam di hatinya.Sementara di sisi lain, Enzo merasa bahwa Rhea berbeda dari sebelumnya. Seolah-olah mantannya ini berubah lebih mengagumkan setelah lama tidak bertemu. Setelah pertemuan di pernikahannya, mereka tidak pernah bertemu lagi. Dia sangat sibuk sampai tidak sempat menjemput istrinya. Dan sekarang wanita ini datang dengan banyak perubahan di matanya.Tidak. Bukan hanya matanya, tetapi segalanya hingga atmosfer di sekelilingnya,“Sudah lama ya, Rhe? Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”Selain mengenai tadi malam. “Luar biasa.”“Ini mengejutkan. Aku tidak mengira akan melihatmu di sini. Apa kamu ingin bertemu Maven?”“Ya.”“Aku dengar pameran saat ini cukup ramai peminat.”“Hmm.” Rhea melirik ja

    Last Updated : 2024-10-24
  • The Billionaire's Bride   This Is Normal, Isn't It?

    “Apa yang kalian bicarakan?”“Tidak ada yang penting. Bagaimana dengan mobilku?”Tidak ada yang penting? “Lalu mengapa mengobrol sangat lama?”“Apa? Kami tidak. Tunggu, mobilku—”“Ibnu akan datang mengambilnya.”“Sudah kubilang kamu tidak perlu repot-repot. Kamu pasti sibuk pagi ini.”“Tidak ada urusan mendesak yang perlu ditangani. Jadi, pembicaraan tidak penting apa yang kalian bicarakan?”Dengan tangannya yang digenggam ketika mereka berjalan di basement, Rhea mendadak berhenti hingga Maven ikut terhenti.Rhea membasahi bibirnya. “Lihat, ini benar-benar membingungkanku. Apa kamu marah? Tingkahmu sangat aneh sejak tadi malam. Memangnya apa kesalahan yang telah aku lakukan?”Maven memejamkan mata, menghela napas samar dan dalam, lalu berbalik.Rhea berujar lagi, “Kamu tahu betapa takutnya aku tadi malam? Setidaknya bicara dulu dan katakan apa masalahmu supaya aku tahu garis mana yang tidak boleh kulewati.”“Mau berapa banyak orang lagi yang perlu aku peringatkan?”“… Apa yang kamu bi

    Last Updated : 2024-10-30
  • The Billionaire's Bride   Vacation

    Setelah hari-hari padat bekerja, akhirnya akhir pekan datang. Dan mereka sudah menyiapkan kebutuhan untuk bersenang-senang. Awalnya Naomi terkejut begitu tahu bahwa Maven benar-benar akan bergabung, namun dia tidak berkomentar banyak. Rhea dan Naomi berbelanja hingga spa bersama sebelum hari liburan mereka. Hubungan mereka semakin dekat dengan itu hingga bisa kompak cekikikan untuk hal remeh.Begitu sampai, Rhea menatap villa bergaya modern dua lantai di depannya. Villa yang dikelilingi pohon-pohon dan ada pantai! Oh, perjalanan panjang mereka sepertinya terbayarkan dengan pemandangan indah di sini.Saat masuk bersama, Maven menjelaskan, “Ada 5 kamar, tiga di bawah dan dua di atas. Kolam renang indoor dan outdoor, kalian bisa gunakan yang mana pun. Hanya beberapa menit ke pantai di sisi barat dengan jalan kaki.”“Di dekat pantai cukup ramai tadi, sepertinya ada festival. Ingin ke sana?” Dalam perjalanan mereka kemari, dia memandang area pantai yang banyak tenda.“Festival musik,” ujar

    Last Updated : 2024-11-06
  • The Billionaire's Bride   Vacation II

    “Ingin keripik lagi?” tanya Joaquin dan Naomi menggeleng.“Aku merasa perutku akan meledak sekarang.”“Yah, ini benar-benar seperti pesta makan besar.” Rhea menjilat jari-jarinya sebelum menoleh ke arah suaminya. “Bagaimana dengan—”Melihat tatapan intens Maven padanya, dia secara naluriah mengalihkan wajahnya.“Aku juga kenyang,” Maven berujar disambung Joaquin.“Aku pun sama.”“Well, saatnya membersihkan kekacauan yang kita buat.”“Setuju.”“Aku akan mengemasi peralatan di sana.”“Aku akan bantu.” Naomi berdiri, mengikuti Maven.“Biarkan aku membawa botol-botol ini.”Rhea tersenyum pada Joaquin. “Oke.”Sepeninggalan Rhea dan Joaquin, Naomi merasa ini waktu yang tepat dan dia berdeham untuk menarik perhatian Maven. “Uhm … thanks.”Maven meliriknya.“Awalnya aku khawatir Joaquin akan merasa buruk pada dirinya sendiri jika bertemu dengan Kakek. Kau tahu seperti apa cara bicaranya jika tidak menyukai seseorang. Tapi, aku menjadi lega setelahnya. Entah apa yang kau bicarakan dengan kakek

    Last Updated : 2024-11-09
  • The Billionaire's Bride   He's the Worst

    Jemari ringkih Rhea gemetar ketika berpegangan pada pinggiran kolam renang. Dia membelakangi suaminya yang bergerak penuh hasrat hingga air di sekeliling mereka berombak. Ditambah lagi mereka saat ini bukan berada di ruang pribadi malah menambah kegelisahannya.“Tunggu, Maven. Aku baru datang.”Di tengah-tengah kegelisahan dan gairah Rhea, Maven mencoba menenangkannya dengan cara memberi kecupan panas di punggungnya.“Tidak apa-apa, Rhe. Pintunya tertutup.”Rhea gemetar mendengar bisikan itu. Ia menggigit bibir memandang pintu yang tertutup. Pada cobaannya untuk menahan erangan, dia berusaha berbicara normal, “Kamu mengunci—”Ketika merasakan tubuh Maven mendorong tajam di bawah sana, erangan lolos dari bibir kecilnya. Dia segera menutup mulutnya sebelum menunduk. “Maven, ini benar-benar aneh. Airnya—”“Sshhh, jangan pedulikan hal lain, Sayang. Rasakan saja aku.”Maven mencubit lembut dagu istrinya sebelum menangkap bibir manis itu dan membawanya ke ciuman yang panjang. Tangannya yang

    Last Updated : 2024-11-30
  • The Billionaire's Bride   A Coincidence

    Di pagi hari, Rhea telah siap dengan pakaian rapi melangkah ke ruang makan. Dan alangkah terkejutnya dia mengetahui bahwa Maven duduk di kursi kepala hingga ia berhenti di tempatnya sebentar.Suaminya mengalihkan pandangannya pada iPad di tangannya. “Kemarilah, sarapan bersama.”“… Ya.” Rhea mendekatinya dan duduk di kursi kosong sisi kanan Maven. Saat mengambil roti, dia bertanya, “Uhm, kenapa kamu belum pergi ke kantor? Biasanya kamu berangkat sangat awal.”“Tidak ada pekerjaan mendesak di pagi hari.”“… Oh.”“Pergi bersamaku setelah kamu menghabiskan sarapanmu.”Sontak saja Rhea meliriknya. “Oke ….”Menggigit roti isinya, Rhea merasa udara di sekelilingnya terasa hangat.Tiba di depan kantornya, Maven berbicara, “Hubungi aku jika sudah selesai. Aku akan menjemputmu.”Dia yang baru selesai melepaskan seat belt bertanya, “Bukankah itu akan mengganggu jam kerjamu?”Mereka memiliki jam masuk dan pulang kerja yang berbeda.“Tidak ada pekerjaan yang mendesak.”Rhea tidak bisa berkata-kat

    Last Updated : 2024-12-07
  • The Billionaire's Bride   Mrs. Williams

    “Nah sekarang mari makan, Semua.”Panggilan Alex membuatnya tersadar dan segera memandang hidangan di atas meja.“Jadi, apa yang terjadi pada kalian?” tanya Maven. “Aku mengenal kalian. Kalian tidak pernah datang ke tempat seperti ini.”Alex tersenyum polos. “Apa maksudmu? Hei, jangan mencurigai kami. Kami memang ingin makan di sini.”“Ucapanmu terdengar mencurigakan. Sejauh yang kukenal, kalian akan memesan ruang pribadi alih-alih salah satu meja di tempat terbuka seperti ini.”Mereka terdiam sejenak menyatakan bahwa itu benar membuat Maven mengumpati mereka pelan.Lalu Cade tertawa. “Suasana baru lebih segar, kau tidak tahu? Toh kami sudah merencanakan ini sejak lama.”“Kapan tepatnya?”“Minggu.”“Jumat?”“Tanggal 26.”Ketiganya menjawab serempak membuat Rhea dan Maven tidak dapat berkata-kata. Rhea yang mencoba menahan tawa berbanding terbalik dengan Maven yang ingin menenggelamkan mereka jika dilihat dari wajah dinginnya. Dia mengecek tanggal dari ponselnya yang ternyata hari Rabu

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • The Billionaire's Bride   That Was My Line

    “… Ini sudah larut dan aku tidak punya energi untuk bergagumen hal kecil seperti ini.”Ucapan Enzo pada malam itu membuat Andini mendiamkannya. Tentu dia lebih marah karena tidak menyangka suaminya menganggap kecemasannya sebagai ‘hal kecil’. Suaminya itu bahkan tidak tahu betapa terluka perasaannya.Di saat bersiap ke kantor, Enzo berkata, “Aku sepertinya akan pulang malam lagi hari i—”“Lakukan saja apa yang kamu mau,” potong Andini yang segera mengambil tasnya. Dia selalu pulang sangat malam, jadi untuk apa mengatakan ‘hal kecil’ itu?Gerakannya yang memasang dasi terhenti seketika. Enzo kemudian melihat kepergian Andini. Tepat hari itu suaminya menyadari perang dingin yang dibuatnya. Terima kasih untuk kesibukan Enzo beberapa minggu berikutnya, perang dingin itu semakin menyesakkan dada.Suasana hatinya menjadi buruk dari hari ke hari. Bahkan di tempat kerjanya. Andini beberapa kali nyaris kehilangan kendali dirinya. Dia akui, hal kekanakkan yang ia lakukan ini pun menyakiti dirin

  • The Billionaire's Bride   Not Her?

    Di salah satu restoran jepang, Maven dan Zayden saling pandang dengan ekspresi datar.Lalu, Cade tertawa memecahkan suasana aneh di sekeliling mereka. “Demi Tuhan, kali ini sungguh kebetulan! Jadi berhentilah memasang ekspresi saling membunuh. Kalian menakutiku, tahu?”Melirik Alex yang juga terkejut membuat Maven percaya, Dan jika pertemuan kebetulan seperti ini terjadi, ini bukan hal yang menyenangkan untuk mereka berempat.Alex mengembuskan napas dengan mata terpejam. “Sial, keberuntunganku tahun ini hilang gara-gara kalian. Karena urusanku di sini telah selesai, aku akan pergi lebih dulu. Dan jangan temui aku beberapa hari ke depan.”“Aku juga berharap tidak bertemu denganmu untuk sementara waktu.” Cade masih tertawa lalu pergi juga bersama asistennya.“Aku hanya pergi buang air. Sebentar lagi urusanku di sini berakhir,” kata Zade setelah mendapatkan ekspresi menuntut Maven.Mendesah, Maven mengusap wajahnya. Mereka pun berjalan beriringan di lorong menuju ruang pribadi masing-mas

  • The Billionaire's Bride   On That Day

    Menggigit rotinya, Rhea sesekali menatap pria di seberang yang meminum kopi dengan tenang sambil membaca laporan di iPad. Ini sangat tenang seolah tidak ada masalah yang berarti malam sebelumnya, hingga rasanya canggung.“Anda ingin tambah lagi, Bu?” Yana sudah berada di sampingnya mengisi cangkir Rhea yang kosong, membuatnya tersadar dari lamunannya.“Tidak perlu, terima kasih, Yana.”Yana hanya tersenyum sebelum pergi. Dan Rhea menghabiskan minumannya sebelum mengelap sudut bibir.“Sudah selesai?” tanya Maven dan Rhea mengangguk. “Ayo pergi.”Sambil berjalan di belakangnya, Rhea memandang punggung lebar suaminya. Maven tampak biasa saja, tidak marah atau kesal. Ketika makan juga tidak ada keanehan. Apa hanya dia saja yang berlebihan?Di perjalanan pun Rhea masih mencuri pandang diam-diam hingga Maven menoleh mantap ke arahnya tepat ketika ia sedang menatapnya.“Kamu ingin mengatakan sesuatu?”Lihat, cara bicaranya juga tidak ada yang berbeda.Rhea membersihkan tenggorokannya sebelum

  • The Billionaire's Bride   Torture

    Keluarga besar Tony Williams berkumpul di rumahnya, termasuk orang tua Naomi dan Rhea. Mereka mengobrol dan makan malam bersama dengan perasaan hangat dan kebersamaan. Rhea dan Maven membagikan oleh-oleh dari Swiss untuk mereka, tanpa terkecuali. Ya, Gemma dan keluarga kecil Henry pun ikut mendapatkannya. Tentu saja awalnya Maven mengatakan tidak perlu, namun dia tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.Rhea tahu, Gemma tidak akan peduli dengan pemberian mereka dan dia pun tidak mempermasalahkan itu. Sementara untuk keluarga Henry, dia menyerahkannya lewat Vexia.“Ow, how cute! Lihatlah baju ini, ini terlalu cantik untuk anak kami! Terima kasih banyak, Rhea,” Vexia, istri Henry berseru gembira. “Henry pun pasti merasa senang dengan pemberian kalian.”Bicara tentang Henry, pria itu sedang berkumpul bersama Tony, Maven, Gemma, Ivanka, dan orang tua Naomi di meja tamu. Sedangkan mereka bertiga berbincang ringan di meja lain yang tidak jauh.Rhea membalas senyuman Vexia tak kalah tul

  • The Billionaire's Bride   It Won't Work Out

    Kembali dari liburan, seperti biasa Maven mengantarnya ke galeri dan membukakan pintu untuknya. “Setelah selesai aku akan menjemputmu. Kita perlu mengunjungi Kakek dan Mama.”Rhea bergumam ketika menyampirkan tali tas di bahu setelah melepas seat belt. Dia keluar bersamaan dengan kedatangan Naomi.“Hei, di sana,” sapa Naomi.Rhea tersenyum. “Hai, Naomi.”“Hai,” balas Maven pendek. “Naomi, pulang nanti ikutlah dengan kami ke rumah kakek.”Naomi mengangkat alisnya tinggi. “Apa ini tentang oleh-oleh yang kalian bawa?”Dia kemudian menjerit senang setelah Maven mengangguk singkat dan Rhea yang tertawa kecil.Tidak ingin membuat Maven terlambat sampai di kantornya, Rhea mengecup cepat bibir suaminya. “Aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa.”“Hm, sampai jumpa nanti,” Maven bergumam. “Sampai jumpa, Naomi.”“Ya, sampai jumpa!” Naomi melambaikan tangannya pada Maven begitu pria itu mengendarai mobilnya, di bawah tatapan penuh pengertian dari Rhea. “What?”Tertawa pelan, Rhea mengajaknya m

  • The Billionaire's Bride   The Last Day

    Mendongak kuat, menatap langit-langit hotel dengan lampu gantung indah, Rhea mendesah panjang. Tangannya yang mencengkeram erat sprei tiba-tiba tenggelam di dalam genggaman besar Maven. Suaminya bergerak kasar, tajam, dan kuat. Dan tatapannya yang membara terus tertuju padanya. Sensasi penuh dan sesak di bawah sana semakin meningkatkan kenikmatannya.“Sangat baik. Rasamu sangat luar biasa, Baby. Astaga ….”Geraman rendah di telinganya membuatnya bergidik dan kenikmatan yang luar biasa melandanya. Ia mengeluarkan erangan putus asa dan secara naluriah melilitkan kedua kaki jenjangnya di pinggang suaminya.Dikala dia mengatur napasnya, dia mendengar umpatan pelan Maven. Ketika suaminya mengusap titik sensitifnya, dia gemetar hebat. “Wait, Maven—”Dia menjadi lebih sensitif setelah klimaks dan pria ini kembali mengisinya dengan perlahan membuat mereka sama-sama mengerang. Maven kemudian menarik tubuhnya.“Bagaimana ini, Rhe? Aku tidak bisa berhenti menikmati tempatmu. Kamu sangat lembut.”

  • The Billionaire's Bride   The Kiss

    Swiss, negara yang kaya sejarah dan dipenuhi dengan bangunan abad pertengahan yang indah. Salah satunya Bern, pusat kota mereka. Arsitekturnya terawat dengan baik, jalan-jalannya menawan, serta kota ini sebagian besar tidak berubah sejak abad ke-12, hingga memberikan suasana bersejarah yang unik.Rhea dan Maven mengunjungi landmark paling terkenal di Bern, yaitu menara jam abad pertengahan. Kemudian ke museum seni yang menyimpan koleksi karya menakjubkan dari abad pertengahan hingga seni kontemporer. Karena sangat banyak intitusi budaya yang luar biasa, Rhea sampai bingung ingin memilih salah satu di antara tempat-tempat itu. Tak lupa mereka pun pergi ke Einsteinhaus, sebuah museum yang dulunya pernah menjadi tempat tinggal Albert Einstein. Hanya sebuah apartemen sederhana, namun saat mereka berkeliling Rhea bisa merasakan bagaimana fisikawan terkenal itu hidup jika dilihat furnitur dan barang pribadi yang masih di sana. Banyak foto-foto hingga dokumen yang berkaitan dengan kehidupann

  • The Billionaire's Bride   Tony's Concern

    Memasuki ruang kerja Maven, dia membantu Rhea melepaskan coat panjangnya dan menggantungnya bersama jasnya. Kemudian mata indah Rhea mengitari segala penjuru ruangan luas tersebut.“Kamu tampak bahagia,” ujar Maven setelah sejak dari aula memperhatikan istrinya. Wanitanya tidak berhenti tersenyum dan sekarang senyuman itu semakin lebar.“Benarkah?”Maven bersandar di pinggiran meja kerjanya dan tersenyum samar. “Sudah kubilang untuk menggunakanku lebih sering.”Rhea tertawa kecil. “Aku sedikit menyesal tentang itu. Namun, melihat dari ekspresinya tadi sepertinya dia tidak akan betah terlalu lama di sini ….”Enzo akan mengundurkan diri dari Celadon dan kesenangannya akan berhenti saat itu juga.“Tidak akan. Tetapi aku yang akan memecatnya.”Rhea melirik Maven yang berjalan mendekat dan duduk di sofa. Suara pria ini cukup lembut dan santai, tetapi entah kenapa terdengar tegas dan yakin.“Maaf kita harus makan siang di sini.”Perubahan topik itu membuat Rhea menghela napas diam-diam. Lag

  • The Billionaire's Bride   Mrs. Williams

    “Nah sekarang mari makan, Semua.”Panggilan Alex membuatnya tersadar dan segera memandang hidangan di atas meja.“Jadi, apa yang terjadi pada kalian?” tanya Maven. “Aku mengenal kalian. Kalian tidak pernah datang ke tempat seperti ini.”Alex tersenyum polos. “Apa maksudmu? Hei, jangan mencurigai kami. Kami memang ingin makan di sini.”“Ucapanmu terdengar mencurigakan. Sejauh yang kukenal, kalian akan memesan ruang pribadi alih-alih salah satu meja di tempat terbuka seperti ini.”Mereka terdiam sejenak menyatakan bahwa itu benar membuat Maven mengumpati mereka pelan.Lalu Cade tertawa. “Suasana baru lebih segar, kau tidak tahu? Toh kami sudah merencanakan ini sejak lama.”“Kapan tepatnya?”“Minggu.”“Jumat?”“Tanggal 26.”Ketiganya menjawab serempak membuat Rhea dan Maven tidak dapat berkata-kata. Rhea yang mencoba menahan tawa berbanding terbalik dengan Maven yang ingin menenggelamkan mereka jika dilihat dari wajah dinginnya. Dia mengecek tanggal dari ponselnya yang ternyata hari Rabu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status