Home / Romansa / MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU: Chapter 31 - Chapter 40

151 Chapters

Pernyataan Cinta

Tadinya dia merasa akan kesulitan mengobrol saat bersama Wisnu malam ini. Tapi ternyata tidak. Semuanya berjalan dan mengalir begitu saja. Mereka sudah sering mengobrol sebelum ini. Jadi apa yang dikhawatirkan Amanda sama sekali tidak terjadi. “Mas Wisnu pasti malu karena makan di tempat seperti ini?” Amanda melihat pria ini menunduk tadi saat dia datang, jadi dia berpikiran seperti itu. “Tidak! Tanya saja sama temanmu, Dion. Aku bahkan sering ngopi di warkop!” sanggah Wisnu tidak terima dibilang malu makan di tempat seperti ini. “Benarkah? Mas Wisnu ngopi sambil ngrokok di warkop bareng bapak-bapak gitu?” pikir Amanda yang setahunya warkop itu tempat bapak-bapak ngrumpi. "Apa kau yang malu ketahuan kencan denganku di sini?" tanya Wisnu mengabaikan topik tentang warkop. Diteruskan pun Amanda gak bakal nyambung bahasan warkop. Amanda sampai terbatuk mendengar kata terahir Wisnu. KENCAN??? Dia pikir kata itu hanya dalam pikirannya saja. Tapi ternyata Wisnu pun merasa ini adalah kenc
Read more

Telpon Dari Papa

Mobil Wisnu sudah sampai di depan kontrakan Amanda dan mereka merasa jarak terasa lebih pendek dari biasanya. Keduanya bahkan masih anteng di dalam mobil dan belum ingin beranjak terlebih dahulu. Sampai Amanda merasa dia memang harus turun. "Aku turun dulu ya, Mas?" ucapnya malu-malu pada pria yang kini sudah diterima di hatinya sebagai kekasihnya itu. "Jangan!" Wisnu menjawab dan keduanya tertawa kecil. "Sudah malam, besok kan aku harus dampingin Om Purwa terapi" "Baiklah, aku akan menjemputmu pagi-pagi" "Tidak usah!" "Aku sudah bilang aku tidak terima penolakan!" "Oke -- baiklah" Amanda menyerah pada pria keras kepala ini. dan saat kata itu berhasil diucapkannya dia lagi-lagi mendapat ciuman dari Wisnu. Sangat cepat hingga Amanda tak tahu cara menghindarinya. Astaga! "Selamat malam, dan terima kasih atas traktirannya!" ujar Wisnu tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mencuri cium lagi pada gadis itu. "Iya sama-sama, selamat malam!" ujar Amanda keluar dari mobil Wisnu de
Read more

Izin

Setelah menjalani terapi, Purwa merasa kakinya sungguh sakit. Amanda bingung harus bagaimana. Dia mencoba menghubungi Wisnu tapi hanya terdengar nada sibuk. Ahirnya dia pun merelakan pulang malam demi menunggui dan menemani Purwa yang sejak tadi terus mengeluh. Lagipula dia ingin membicarakan sesuatu pada Wisnu. "Aku sudah bilang, kalau aku tidak bisa jalan lagi ya sudah. Tidak perlu dipaksa-paksa! Jadi begini kan, sakit!" Purwa uring-uringan. Ujang sudah terbiasa dengan sikap Purwa, tapi Amanda jadi serba salah dan tidak tahu harus bagaimana? "Pak, itu artinya syaraf dan otot-ototnya mulai terangsang. Tunggu sebentar mungkin akan mereda, therapisnya juga bilang efeknya tidak lama," ucap Ujang mencoba menenangkan. "Terangsang apa? Pakai merangsang-merangsang segala, ngomongin apa sih kamu!" malah mendapat omelan, Ujang memilih diam. "Ambilkan obat nyerinya Amanda" Purwa meminta tolong pada Amanda. Saat berbicara pada gadis itu dia tidak bisa berkata dengan keras. Jadi Purwa harus
Read more

Dirja Ke Jakarta

Ada seseorang yang harus ditemui Wisnu malam ini, karena itu selepas mengantar Amanda dia langsung memutar mobilnya ke tempat janjian.“Gue sudah mau pulang lho, kemana saja sih, lu?” tukas Tito, pria yang menyepas rokoknya.“Bagaimana?” Wisnu mengambil rokok di meja itu dan ikut menyesapnya.“Fix, memang seperti ada kesengajaan pria itu melakukan hal ini. Tapi aku belum mengetahui apa motifnya” tukas Tito--dia adalah intelejen perusahaan yang memang ditugaskan untuk menyelidiki masalah-masalah terkait perusahaan. Tapi terkadang Wisnu juga sering memintanya untuk menyelidiki hal di luar perusahaan.“Aku juga baru mendengar namanya, apa dia arsitek baru?”“Ya, namanya Dirja Wiyatmoko, usianya baru 48 tahun, tinggal di Surabaya. Sepertinya single parents. Karena aku searching identitasnya hanya ada dua nama di KK nya. Yakni, dirinya sendiri dan nama seorang perempuan yang usianya baru sekitar 22 tahun keterangannya parent. Sebelumnya dia seorang konsultan di perusahaan Bramastya tapi en
Read more

Amanda Dan Dirja

Dirja tersenyum melihat anak gadisnya yang cantik datang. Dia bangkit dan merentangkan tangan untuk menyambut putri tercintanya. Mereka saling berpelukan.“Papa bilang datangnya tadi pagi, kok sampe sore? Mana di telpon tidak diangkat lagi?” ujar Amanda manja masih bergelanyut di pelukan papanya.May yang melihat itu tampak iri. Amanda yang cantik memiliki seorang papa yang ganteng dan menawan. Mereka terlihat tampak serasi sekali. Kalau orang lain yang tidak tahu mereka bisa-bisa dikira pasangan kekasih yang beda umur saja. Bukannya anak dan papa.“Iya, tadi papa harus segera ke kantor dulu,” tukas Dirja mengusap rambut putrinya. Lalu mereka ijin ke kontrakan Amanda saja biar bicaranya lebih leluasa.“Papa berapa hari di Jakarta?” tanya Amanda sambil menyiapkan makanan yang baru dibelinya tadi.“Nanti malam Papa sudah balik”“Lho kok langsung balik?”“Iya, Ada banyak hal yang harus Papa selesaikan” tukas pria itu dengan kurang bersemangat.Amanda mengetahui hal itu lalu duduk di samp
Read more

Cincin

Amanda sedang rehat di kamar. Dia sedikit bosan karena lebih banyak menganggurnya daripada bekerja. Sering dia memaksa membantu di dapur atau sekedar merapikan tanaman. Tapi para pembantu itu dengan kompak tidak membiarkannya. Salah satu yang membuatnya betah hanya keramahan dan canda lucu mereka saat kumpul di belakang. Tapi mereka kan juga harus mengerjakan pekerjaannya dan tidak melulu ngrumpi di belakang.Dia mulai menscroll layar HP-nya melihat-lihat medsos dan aplikasi lainnya. Terbentik dalam benaknya ingin mengirim pesan pada Wisnu. Tapi pria itu pasti sedang sibuk. Amanda segan menganggunya.Tiba-tiba pesan itu muncul begitu saja.[Apa kau merindukanku?]Pesan dari Wisnu membuat mata Amanda yang tadinya sudah mengantuk melebar lagi. dia pun membalas, [Eh, tidak sibuk Mas?][Ini sedang meeting, tapi aku merasa kau merindukanku jadi aku kirim pesan padamu]Amanda reflek melihat tiap sudut atas ruangan mencari apakah ada CCTV di dalam kamarnya ini? tapi tentu tidak ada. Dia han
Read more

Jangan Macam-Macam

Wisnu baru pertama ini melihat seorang perempuan seperti Amanda yang selalu tampak keberatan jika dirinya memberikan sesuatu padanya. Jujur, itu sangat membuatnya tampak diremehkan sekali. Setiap wanita yang pernah dekat dengannya pasti akan bahagia jika dirinya memberikan sesuatu. Gadis ini memang aneh! “Tapi …” Amanda bingung dan menatap cincin itu bergantian dengan menatap Wisnu mencoba meminta penjelasan. “Just say thank you!” ujar Wisnu. “Bukan begitu, aku…” Amanda masih keberatan. Pria ini royal sekali padanya. Pertama liontin itu, HP, dan sekarang cincin ini. Dia tahu, cincin ini pasti sangat mahal. Belum lagi kemarin Ujang juga memberikan Amanda kartu ATM katanya dari Wisnu agar ketika dia butuh sesuatu untuk keperluan perawatan Purwa dia bisa menggunakannya. Padahal niatnya bekerja di rumah Wisnu untuk menebus liontinnya. Kenapa justru pria ini membelikannya barang-barang mahal? “Aku tidak bisa menerima ini Mas. Ingat ya, hutangku saja belum lunas, bagaimana bisa Mas Wi
Read more

Bella dipecat

Mendengar issu tentang Annisa yang akan menggeser posisinya, Bella naik pitam. Wanita itu langsung menemui Annisa dan menggebrak meja kerjanya.“Dasar tukang cari muka! Baru kerja di sini sudah mau geser posisiku” Bella menatap tajam ke arah Annisa yang sedang sibuk dengan pekerjaannya itu.“Maaf, saya tidak berusaha menggeser posisi anda,” sanggah Annisa“Cih, munafik kamu! Apa kamu tahu, sebelum ini aku juga pernah bertemu gadis menyebalkan sepertimu, dan kau tahu bagaiamana nasibnya? Dia keluar dari kantor ini. Dan jika kau masih mencoba menyinggungku! Aku pastikan kau juga segera angkat kaki dari kantor ini!”“Aku tidak merasa melakukan hal buruk, untuk apa aku angkat kaki dari kantor ini?” Annisa tampak mencoba mempertahankan dirinya.“Jangan kurang ajar ya!” Bella menunjuk Annisa dengan tatapan mengancam.Annisa yang sejak tadi duduk langsung berdiri dan beranjak membuka pintu agar Bella keluar ruangannya dan tidak menganggunya. Rekan kerjanya yang lain juga sepertinya sudah ter
Read more

Bella Hendak Mengadu

Bella tentu tidak terima dengan pemecatan itu. Bagaimanapun dirinya harus menemui Purwa untuk mengadu. Kemarin setelah pemecatan itu dia shock dan harus mencari pelampiasan ke bar agar dirinya tidak meledak-ledak. Akhirnya baru hari ini dia akan menemui Purwa. Meski emosinya masih belum bisa mereda. “Mbak Bella? Cari Pak Wisnu?” tanya Damar menghampiri“Bukan, aku mau bertemu Om Purwa. Dimana dia?” jawab Bella tak ramah pada pembantu itu. Damar sangat tidak menyukai wanita ini setiap kali dia berkunjung ke rumah. Sikapnya sungguh arogan.“Maaf Mbak, Pak Purwa-nya masih ada repot di samping. Jadi Mbak Bella tunggu sebentar ya?” Damar berusaha menahan Bella.“Apa? kau memintaku menunggu? Apa kau tahu aku sudah menyempatkan waktuku untuk mengunjunginya, seharusnya kau punya sopan santun dengan tidak menyuruhku menunggu!” ucap Bella ketus.Damar menghela nafas dengan sikap wanita ini. Dalam hati dia berujar, siapa juga yang suruh datang? tidak datang juga lebih bagus. Dasar nenek sihir!
Read more

Papa Amanda

Amanda sedang memikirkan papanya. Dia sudah menelponnya beberapa kali sejak dua hari yang lalu tapi tidak juga diangkat. Di-chat juga tidak dibalas. Mamanya hanya mengatakan bahwa papanya masih sibuk menyelesaikan urusannya tapi tidak bilang apa-apa selain hal itu.“Sedang mikirin apa?” tanya Wisnu yang menggugah lamunan Amanda. gadis itu sampai sedikit berjingkat karena saking terkejutnya. “Astaga, maaf-maaf, aku mengagetkanmu ya?”“Mas Wisnu, ah!”“Ada apa sih?” tanya Wisnu menatap Amanda dan menelisik apa yang sedang dipikirkan gadis ini.“Tidak apa-apa”“Jangan bohong, kau sedang memikirkan sesuatu. Katakan saja, aku akan membantumu,” ujar Wisnu menarik tangan Amanda dan menggenggamnya.“Tidak usah, Mas. Aku malu selalu membuat repot …” kalimat Amanda terpotong melihat tatapan tak suka Wisnu karena lagi-lagi dirinya selalu keberatan jika Wisnu membantunya.Wisnu dengan gemas meraihnya dan hendak mencium namun Amanda yang sudah belajar menghindari pria ini segera melepaskan diri.W
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status