Home / Romansa / MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU: Chapter 21 - Chapter 30

151 Chapters

Tawaran Wisnu

Dokter Rasyid tidak salah lihat. Itu memang Amanda teman keponakannya. Dan dia bulan lalu beberapa kali datang ke rumah sakit ini meminta data untuk kepentingan penyusunan proposal penelitiannya."Wah, kamu di sini Amanda?" tanya Rasyid keheranan ada Amanda di ruangan Purwa. Sebagai dokter keluarga Dinata, Rasyid tentu tahu bahwa di keluarga itu hanya ada Purwa dan Wisnu. Lalu siapa Amanda?Purwa dan Wisnu yang ada di ruangan itu saling heran karena Rasyid mengenal Amanda."Iya dok, saya hanya mengunjungi Pak Purwa," jawab Amanda sedikit kikuk."Kau hebat sekali Amanda, Pak Purwa sudah mau makan sekarang. Beliau tidak mau makan apa-apa sejak kemarin," ujar Rasyid sambil melempar senyum pada Purwa."Coba kalau kemarin rumah sakit buatin bubur sumsum, aku pasti makan kok," Purwa menutupi malunya."Haha, Bapak harus makan yang sehat, minum obatnya, kendalikan emosinya biar tidak hypertensi lagi. Dan yang pasti, hati-hati lho pak, jangan sampai jatuh lagi atau terpeleset. Takutnya stroke
Read more

Resign

Amanda meminta waktu beberapa hari sebelum ahirnya memutuskan untuk bekerja di rumah Wisnu. Wisnu pun merasa tidak keberatan dan memberi Amanda waktu seperlunya. Saat ini Amanda sedang membicarakan rencananya itu dengan temannya, Lesti."Aku senang kau mau resign, kau benar-benar tidak cocok jadi OG, Say!" ujar Lesti saat Amanda menceritakan rencananya."Lagipula beberapa bulan lagi kau juga akan resign kan? Jadi aku curi start dulu," Amanda tertawa sambil mencomot donat yang dipesannya."Ya aku juga mikir lah, masa jadi OG terus. Sebentar lagi aku lulus kuliah, coba-coba nglamar pekerjaan yang sesuai jurusanku lah," tukas Lesty."Bagus! Aku mendukungmu, siapa tahu kamu jadi sutradara film terkenal.""Amiin, by the way setelah ini kau ke mana, pulang kampung atau kerja?""Hemm, kerjalah!"Amanda menimbang-nimbang apakah memberitahu Lesti sekarang atau nanti saja? Tapi akhirnya diutarakannya juga."Les, sebenarnya yang bantuin tebus liontin itu adalah PAK WISNU!"Lesti menghentikan keg
Read more

Insecure

Wisnu melihat Amanda berdiri bengong seperti sedang melamun. Lalu dia tersenyum menghampirinya. ‘Apakah gadis ini sudah menerima tawarannya?’ dia menduganya."Kau sudah menunggu lama?" Wisnu menggugah lamunan Amanda."Oh, tidak juga," ujar Amanda yang tergugah dari lamunannya."Ayo!" Wisnu mengajak."Kemana?"Wisnu menatap gadis itu sambil tersenyum kecil karena sudah melupakan apa yang jadi tujuan mereka bertemu. Yang ditatap hanya menundukan kepalanya sambil berpikir adakah yang salah dengan pertanyaannya.Benar kata Lesti, dia memang kadang-kadang lola."Kau mau bicara disini?" Wisnu akhirnya harus mengingatkannya. Lagipula di lobby masih banyak karyawan berlalu lalang hendak pulang."Eng, tidak!" jawab Amanda sambil menyeringai kecil karena dia tampak kurang fokus.Wisnu berjalan menghampiri mobilnya dan Amanda mengambil jarak dibelakangnya. Saat itu Bella berjalan tergesa menghampiri Wisnu."Wisnu, aku numpang mobilmu saja ya, mobilku masih di bengkel?" ujar Bella sembari memegan
Read more

Bekerja Di Rumah Wisnu

Wisnu mengantar Amanda ke rumahnya yang megah dan indah. Dia hendak membawanya untuk bertemu Purwa. Namun sepertinya Purwa masih beristirahat di kamarnya. Wisnu pun mengumpulkan orang rumah dan mengenalkannya pada Amanda."Ini Amanda, dia ahli gizi yang akan membantu merawat Om Purwa. Jadi jika dia butuh sesuatu, bantulah dia!" tukas Wisnu pada para ART-nya di rumah. Kemudian mereka mengangguk paham.Dia bahkan belum menyelesaikan tugas akhir, bagaimana bisa pria ini mengenalkannya sebagai ahli gizi? Amanda seolah keberatan dengan sebutan itu. "Halo? Saya Amanda, senang berjumpa dengan Bapak Ibu!" Amanda menyapa mereka terlihat sangat formal."Tidak perlu seformal itu." Wisnu tersenyum merangkul bahu Amanda dan tentu Amanda terkejut karena ulah pria ini. Apalagi dilakukannya di depan para ART-nya. Amanda bahkan bisa melihat mereka juga terkejut tapi berusaha menyembunyikannya. "Ini Bik Titik, dia sudah lama bekerja di keluarga kami sejak aku masih kecil. Ini Ujang yang biasa selalu
Read more

Album Keluarga

Ini hari pertamanya bekerja di kediaman Dinata. Dia tak mendapatkan kesulitan yang berarti. Di rumah ini ada beberapa ART yang baik hati. Satpam yang selalu membukakan gerbang untuknya, supir yang sering menawarkan untuk mengantar pulang meskipun Amanda menolak, dan beberapa lagi yang lain seperti dirinya yang hanya datang untuk melakukan pekerjaan dan pulang setelah pekerjaannya selesai. Mereka semua sangat baik pada Amanda. beberapa hari bekerja di rumah itu sudah membuat Amanda sangat akrab dengan mereka. Suasana di rumah Wisnu sangat jauh berbeda dengan suasana di kantor. Orang-orang di sini begitu hormat dan menghargainya. "Ini harus dimasak setengah matang ya, Bik. Biar nutrisinya tidak hilang," tukas Amanda memberitahu Titik. "Oh, Iya Mbak." Titik mengikuti arahan Amanda. “Mbak Amanda kan ahli gizi, kira-kira makanan apa ya mbak yang bisa bikin kulit glowing?” Damar yang kebetulan membantu di dapur ikut bertanya. Amanda melirik Damar sesaat, pria ini masih muda mungkin seus
Read more

Istri Purwa

Amanda merasa tidak enak melihat raut muka sedih terpancar di wajah Purwa saat dirinya menyinggung soal istrinya. Purwa meyadari perasaan tidak enak Amanda kemudian menggeleng dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja."Kami ada sedikit masalah, dia hanya pergi untuk mengunjungi keluarganya. Bilangnya hanya beberapa hari, tapi sampai sekarang aku menunggu dia tak kunjung datang."Purwa berkaca-kaca terkenang istrinya yang sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya. Dia memang sudah mendapat laporan bahwa nama istrinya tercatat didaftar korban yang dikuburkan secara massal di Aceh. Tapi batinnya terus menyangkal hal itu dan percaya bahwa istrinya masih hidup. Oleh sebab itu dia tidak pernah mau menziarahi tempat pemakaman masal itu.Beberapa kali dia pernah memutuskan menikah lagi, tapi rasa bersalahnya pada istrinya itu membuatnya terkungkung dalam kenangan sampai saat ini. Istrinya sedang mengandung anak, buah hati mereka yang sudah lama ditunggu-tunggu. Tapi naasnya mereka terp
Read more

Hampir Saja

Setelah memastikan Purwa tidak mendapat masalah lagi, Amanda bergegas menuju kamarnya di rumah Wisnu. Mengechek hp-nya apakah ada telpon atau pesan masuk dari papanya? Pasalnya sejak kemarin papanya tidak bisa dihubungi, tidak membalas pesannya, juga tidak menghubunginya balik. Mudah-mudahan memang papanya itu sedang sibuk. Begitu yang diharapkan Amanda menyingkirkan kekhawatirannya.Sudah malam dan Amanda mengambil tasnya untuk bersiap pulang. Dia memesan kendaraan dari aplikasinya. Dirapikan dirinya sebentar lalu bangkit keluar kamar."Kau sudah mau pulang?" suara yang dirindukannya itu terdengar ditelinga."Oh, Pak Wisnu? Sudah balik dari Singapura?" sapa Amanda. Dia melihat pria ini hanya tersenyum padanya karena merasa tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Tentu saja dia sudah balik, memangnya siapa sekarang yang sedang berdiri di depannya?Amanda jadi berdebar mendapat senyuman itu. Beberapa hari ini dia memang merindukan Wisnu. Tiba-tiba melihatnya sudah ada di depannya, tentu j
Read more

Curhat

Lesti baru pulang saat mendapati Amanda duduk melamun di dekat meja samil memainkan gelas kosong. Dia baru saja hendak menyapanya ketika Amanda mengangkat gelas itu dan meminumnya--masih dengan wajah melamun yang dibarengi senyum tipis di bibirnya. Lesti segera menduga pasti sesuatu terjadi pada temannya itu hingga melamun dan senyum-senyum sendiri."Kau kenapa sih?" tanya Lesti heran."Apa?" Amanda terhenyak oleh sapaan Lesti. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran temannya itu."Hemm, melamun dan senyum-senyum sendiri? Apakah sesuatu terjadi di antara kalian?""Melamun? Siapa yang melamun?" Amanda buru-buru mengaktifkan mode sadarnya."Tuh gelas udah kosong tapi masih diminum juga, apa artinya kalau bukan sedang melamun?" Lesti menunjuk gelas kosong Amanda."Ehh, tadi masih ada airnya!" sanggah Amanda heran dan buru-buru meletakkan gelas kosongnya di meja."Jiaaah, ngeles saja lu, emang habis ngapain sih sama Pak Wisnu sampai terbayang-bayang gitu?" goda Lesti."Enggak, tadi aku—aku …
Read more

Janji Kencan

Amanda tampak terburu-buru masuk ke rumah Wisnu pasalnya dia kesiangan. Semalam dia baru bisa memejamkan matanya sekitar jam 01.00 dini hari, dan tak tahunya saat terbangun matahari sudah bersinar terang. Dia pasti sangat malu sekali karena sudah telat. Purwa pasti sudah menantikan menu sarapan paginya hari ini. Ini karena hp-nya rusak sehingga tidak ada alarm yang membangunkannya. "Bik Titik, maaf, aku terlambat. Apa Om Purwa sudah dibuatkan sarapan?" "Sudah, Mbak" "Oh!" Amanda tampak bersalah sekali. "Tidak perlu cemas Mbak, saya kasih Bapak menu yang seperti Mbak bilang kemarin. Saya masih ingat, kok!" tukas Titik. "Ya sudah, aku akan temui Om Purwa dulu," ujar Amanda dan bergegas menemui Purwa yang ada di halaman samping bersama Ujang. "Hey, Amanda?" sapa Purwa dengan raut terkejut. "Wisnu tadi pagi bilang semalam kau kurang enak badan jadi tidak masuk hari ini, apa kau sudah baikan?" Amanda tercenung mendengar pernyataan Purwa. Mungkin Wisnu mengira dirinya masih shock kar
Read more

Kencan

Amanda menepuk-nepuk pipinya karena baru sadar bahwa dia sudah membuat janji dengan Wisnu. Apakah ini adalah kencan? Ya, ini adalah kencan pertama mereka. Aduh, dia begitu grogi hingga bingung mau pakai baju yang mana? Bahkan Amanda merasa penampilannya sangat berantakan meski sudah berulangkali merapikan dan menghias dirinya. Huft! Amanda sepertinya harus menenangkan diri dulu. Gluk! Gluk! Gluk! Segelas air putih sudah diteguknya dan dia merasa sedikit tenang. Ahirnya dia memutuskan memakai dress selutut dengan riasan tipis dan rambut yang terurai di bahu. Maunya dia ingin terlihat sempurna, tapi setelah dipikir-pikir dia perlu tampil nyaman agar tidak tampak memalukan di depan Wisnu. Dia beruntung karena Wisnu sudah menyukainya. Jadi apapun yang dia pakai pasti tidak akan jadi soal. Sekarang dia tampak gelisah karena bingung harus bagaimana nanti ketika bersama Wisnu. Apa yang akan dia bicarakan dan bagaimana kalau dia hanya bisa mengatakan oh, hehe, ahh, ya, baiklah. Itu pas
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status