Home / Romansa / MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU: Chapter 51 - Chapter 60

151 Chapters

Perdebatan

Amanda berdiri membeku ketika melihat Wisnu sudah ada di hadapannya.“Dari mana?” tanya pria itu dengan tatapan yang menusuk jantung hati Amanda.Setelah apa yang sudah pria kejam ini lakukan masihkah dia punya hak untuk menatapnya seperti itu? seharusnya dirinyalah yang bertanya begitu.“Dari mall” jawab Amanda datar mengabaikan kemarahan yang terbungkus wajah dingin itu.“Siapa tadi?”“Teman”“Hemm, bagus! Aku pikir kau kenapa-kenapa karena HP-mu tidak aktif, ternyata malah asyik jalan-jalan ke mall dengan pria itu!”Pria? Dia tahu di dalam mobil itu pria?Amanda tidak lupa pria ini yang sudah membuat perasaannya kalang kabut. Karena itu dia benci sekali melihat keberadaannya di depan mata sekarang.“Sudah malam, aku mau istirahat!” Amanda berjalan masuk mengabaikan Wisnu. Bahkan saat Wisnu akan meraih lengannya dia justru menampiknya dan tetap meninggalkannya. Tidak peduli! Dia tidak akan peduli lagi! Itu yang kini dirasakan Amanda.“Amanda?!” Panggil Wisnu sekali lagi sebelum meli
Read more

Mengambil Keputusan

Amanda sudah di rumah Wisnu lebih pagi dari biasanya demi bisa bertemu dengannya untuk bicara sebelum dia berangkat ke kantor. Tapi sepertinya Wisnu tidak di rumah.“Mas Wisnu hanya pulang sebentar kemarin sore dan keluar lagi,” jawab Ujang untuk pertanyaan Amanda.“Tidak pulang?” Amanda mengernyitkan keningnya. Jika tidak pulang biasanya dia ke mana?“Den Wisnu kan punya banyak apartemen, Mbak. Mungkin lagi pengen nginep di salah satu apartemennya,” sahut Titik.“Mbak Amanda ada perlu dengan Mas Wisnu?” tanya Ujang.“Eng, iya.” Amanda lupa mereka tidak mengetahui hubungan antara dirinya dan Wisnu.“Ditelpon saja, Mbak!” Titik menyarankan.“Baiklah, nanti aku akan menghubunginya.” Amanda menyudahi pembicaraan tentang Wisnu.Sambil mengiris wortel Amanda melamun. Pikirannya jadi macam-macam. Bisa jadi karena sakit hati atas sikapnya semalam Wisnu mencari pelampiasan di luar sana? Bagaimana kalau dia menghabiskan malam bersama wanita lain? Atau, mereka memang sedang bersama semalaman? A
Read more

Bertengkar Dengan Bella

Wisnu memejamkan matanya sambil menghembuskan napas panjangnya. Dia baru sadar sudah melakukan kesalahan.“Sial!” Umpat Wisnu pada dirinya sendiri. Kenapa dia justru membuat gadis itu terdengar sedih dengan ucapannya.Jemarinya sudah siap menghubungi Amanda namun dia khawatir akan berkata yang dingin lagi pada gadis itu. Akhirnya dia hanya bisa mengirimkan pesan saja.[Baiklah, kau mau kita bicara di mana?]Pesan itu baru di jawab setelah 10 menit kemudian.[Di Kafe Mas Murni saja][Ada satu meeting lagi setelah ini, aku akan menjemputmu sore nanti][Kita ketemu di kafe saja]***Amanda sudah menghabiskan Jus jeruknya segelas, namun Wisnu tidak kunjung datang. Ingin menelponnya namun tidak jadi. Dalam hati terus menyemangati diri sendiri untuk tetap tenang dan sabar. Hatinya yang sedari tadi meradang, berdarah dan diperparah dengan telpon yang ternyata di angkat Annisa membuatnya sangat tidak berdaya.Dia sudah tidak butuh penjelasan apapun lagi. Tekadnya sudah bulat mengakhiri semua
Read more

Perkelahian

Amanda hanya terdiam di dalam mobil Ardi sembari melihat tetesan air yang mengalir di kaca jendela. Hujan mulai turun dan bertambah lebat. Bahkan cuaca hari ini sama dengan suasana hatinya. “Hujan semakin lebat, kau tidak masalah kan kalau kita berhenti di depan sana?” tanya Ardi pada Amanda yang sejak tadi tidak bergeming.Amanda hanya mengangguk saja. Saat dia turun barulah dia bertanya-tanya di mana ini?“Sepertinya hujannya akan lama, kita tunggu dulu sampai hujan reda. Ikuti aku!” Ardi menggandeng tangan Amanda agar mengikutinya.Amanda sepertinya merasa keberatan digandeng. Karena itu dia menarik tangannya dari Ardi. Pria itu hanya tersenyum memaklumi. Mereka masuk dalam lift dan saat keluar mereka sudah ada di depan pintu apartemen Ardi. Sebenarnya itu apartemen temannya.Kenapa malah ke apartemen?“Masuklah!” tukas Ardi setelah membuka pintu apartemen dengan menekan kode keamanan.“Eng… tapi” Amanda tampak ragu.“Sebentar saja kok, setidaknya sampai hujan reda. Aku akan meng
Read more

Cemburu

Ting!Lift terbuka dan Wisnu masih menggandeng lengan Amanda membuka pintu apartemen dan masuk ke dalamnya.“Mas Wisnu mau apa?” Amanda menyentak lengannya hingga terlepas dari Wisnu dan menatapnya dengan panik. Pria itu seolah akan menelannya mentah-mentah.“Kenapa?” Wisnu menjawab dengan dingin sembari melangkah memepet tubuh gadis itu ke dinding.Melihat Amanda semalam diantar Ardi saja sudah membuatnya geram, apalagi tadi dia melihat Ardi mencoba menciuminya. Hatinya panas hingga kalap memukuli pria itu bertubi-tubi. “Kau tidak suka aku menyentuhmu tapi membiarkan pria lain menyentuhmu, hah!?” Wisnu mencengkeram bahu Amanda dan menariknya ke pelukannya.“Mas, sakit!” keluh Amanda berharap pria ini tidak keterlaluan. Amanda benar-benar sangat takut.Wisnu tak bisa menahan dirinya yang masih dikuasai emosi itu. Tangannya yang besar itu mencengkeram rahang tirus Amanda kemudian melumat bibir itu dengan rakus. Menautkan lidahnya dengan lidah Amanda. Dan tak memberinya jedah sedikitpu
Read more

Pamit

Amanda menemani Purwa berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah. Sepanjang itu Purwa bercerita namun Amanda sedang banyak pikiran hingga sering tidak nyambung saat membalas obrolan.“Ada apa, Amanda?” tanya Purwa setelah duduk santai.Amanda tahu Purwa pasti melihatnya bimbang, karena itu sekalian saja Amanda mengatakannya sekarang.“Om, Amanda senang Om sudah semakin membaik dan sehat, karena itu mungkin ini saatnya Amanda pamit.”Purwa tercenung. Namun kemudian tersenyum penuh arti pada Amanda.“Emangnya kamu mau kemana?”“Pulang Om, Amanda kangen sama Mama dan Papa”“Bagaimana dengan kuliahmu?”“Masih lama, aku bisa pulang dulu”“Kau sudah mengatakannya pada Wisnu?”Amanda hanya mengangguk. Sebenarnya masih tampak sedih jika teringat pria itu dan cintanya yang harus diakhiri di saat lagi sayang-sayangnya. Tapi sudahlah, dia tidak ingin memikirkannya lagi. Tekadnya sudah bulat dan papanya sudah senang sekali mendengar keputusannya untuk pulang dan bertemu dengan calon suaminya.“Apa
Read more

Kemarahan Purwa

Wisnu menghampiri Bella yang sedang dugem dan mabuk di sebuah bar. “Oh, kau disini?” tukas Bella sempoyongan. “Aku kasih tahu ya, gadis itu sudah kurang ajar padaku. Aku pastikan dia akan menyesal sudah menamparku! Dasar pelacur murahan!”Wisnu menggelengkan kepalanya atas sikap buruk wanita itu. Jika dia seorang pria maka Wisnu sudah pasti mengajaknya berantem.“Kau masih belum berubah juga, Bella!” Wisnu tahu Bella belum begitu mabuk dan masih bisa mendengarnya dengan baik. “Aku sudah tahu semua rencanamu, jadi dengarkan aku! Jika aku masih melihatmu belum berangkat ke Amerika besok, aku akan mencabut surat rekomendasiku!”“Hah! Jangan sok ngatur hidupku, aku belum membalas dendam pada gadis itu. Aku tidak mau pergi dulu!”Wisnu meletakan tangannya pada pipi Bella dan mengelusnya dengan lembut. Untuk sesaat Bella merasa terbuai. Dia menatap Wisnu dengan berharap.“Kau dulu tidak begini, aku heran apa yang membuat sikapmu menjadi sangat buruk seperti ini?”“Aku hanya merasa semua or
Read more

Pulang

Amanda mengemasi barang-barangnya dan tidak berdaya teringat tentang liontin yang harus ditinggalnya. Dia bekerja dan melakukan banyak hal untuk mendapatkan liontin itu kembali. Dia rela direndahkan dan diremehkan karena liontin itu. Tapi kenyataannya dia tidak mendapatkan apapun. Hanya luka dan pengalaman pahit cintanya.“Ambil tiket kereta jam berapa?” tanya Lesti membantu Amanda beres-beres.“Pagi,” jawab Amanda singkat karena dadanya masih terasa sesak. Tak sanggup berkata-kata panjang.“Kalau begitu aku akan minta ganti shift biar bisa antar kamu”“Tidak perlu juga, Les.”“Aku khawatir saja sama kamu”“Aku bisa berangkat sendiri. Kamu kan baru di tempatmu kerja. Nanti malah dapat masalah”Lesti terdiam, sebenarnya dia memang sulit meminta ijin atau paling tidak ganti shift kerja. “Ya lihat besok sajalah, mudah-mudahn sih boleh!”Keduanya terlihat minum teh bareng di ruang tamu tapi hanyut dalam pikiran masing-masing. Lesti jadi cemas karena Amanda lebih banyak diam dan melamun
Read more

Ulah Lesti

~*Kota Batu, sebulan kemudian*~Uap panas mengepul di atas mangkuk yang berisi sup buatan Amanda. Moana mengambil sendok dan mencicipi sup itu. Bibirnya terkembang dan tangannya mengacungkan jempol pada putrinya itu.“Mantap!” ujarnya lalu duduk di meja berhadapan dengan Amanda. “Sejak kapan kamu jadi suka masak? Sedap-sedap lagi!”“Jurusanku kan gizi, Ma. Jadi harus bisa olah makanan juga kan?” tukas Amanda menyendok sup itu ke mulutnya. Sebenarnya dia intens belajar masak sejak bekerja di rumah Wisnu. Setiap malam dia searching tentang menu-menu makanan sehat dan mempraktikannya. Kalau begini jadi teringat Purwa, apa kabar orang tua itu? apa sudah lebih sehat sekarang? Dan apa kabar pria itu? sudah menikah dia?“Kok nglamun?” Moana melihat Amanda bengong.“Eh, enggaaaak!”“Papamu tadinya mau datang hari ini, tapi karena tantemu besok juga datang dari Paris aku minta sekalian datang besok saja biar bisa jemput dan bareng Marina”“Oh, tante datang juga?” Amanda antusias.“Nanti tolo
Read more

Moana Sakit

Moana dan Amanda berbelanja bersama. Mereka memilih buah dan sayuran segar untuk dimasukan ke keranjang. Moana masih menawar harga saat penjual itu memberikan harga.“Ma, itu udah murah. Jangan ditawar lagi!” bisik Amanda menyenggol bahu mamanya.“Mahal itu, kamu mana pernah sih belanja beginian!”“Ya pernah lah, Ma! Di Jakarta harga segitu murah banget”“Ish! Ini di Kota Batu, sayur dan buah dari kebun sekitar saja. Jangan samakan harga Jakarta dengan harga di sini!”“Ya tapi jangan apa-apa di tawar dong, Ma! Dasar emak-emak!”“Orang seperti Mama harus pake nawar biar bisa irit belanjanya, emang kamu yang tiap bulan masih dapat jatah dari papa kamu!” ujar Moana sambil berlalu memilih belanjaan lainnya.Amanda tercenung dan sedih dengan ucapan mamanya. Dia seperti tersindir atas ucapan itu. Mamanya memang harus bekerja untuk kebutuhan hidupnya sendiri karena sudah bercerai dari papanya. Di usianya ini harusnya dia sudah bekerja dan bisa meringankan beban mamanya, bukannya malah bikin
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status