Semua Bab MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU: Bab 71 - Bab 80

151 Bab

Panggilan Mendesak

Purwa dalam perjalanan pulang dengan rombongannya. Mereka sudah transit di Istanbul dan harus terhenti karena cuaca buruk. Memutuskan beristirahat di hotel saja sembari menunggu penerbangan kembali di buka. Sambil rebahan Purwa tak sabar ingin melihat-lihat video dan foto pernikahan keponakannya. Bibirnya menyunggingkan senyum melihat Amanda dan Wisnu memamerkan surat nikah mereka dan tersenyum bahagia.Beberapa foto tampak terlewat dari pandangan Purwa namun sekilas Purwa melihat seseorang yang tampak familiar. Dia mengulang beberapa slide dan menahannya. Awalnya dia hanya mencoba melihat lebih jelas, bahkan membesarkan salah satu sudut foto tepat pada seorang wanita. Dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Tangannya bergetar hingga menjatuhkan gelas di nakas saat ingin meminum air untuk menenangkan diri.Ujang mendengar keributan segera menghampiri Purwa.“Apa yang terjadi, Pak?”“Ujang!” teriak Purwa. “Sambungkan panggilan ke Wisnu!”Ujang menuruti permintaan tuannya, takut ada
Baca selengkapnya

Dugaan Purwa

Wisnu tertawa mendengar ucapan Purwa yang sangat yakin bahwa Amanda adalah putrinya. Pria itu masih saja berhalu bahwa istrinya masih hidup. “Anak kurang ajar! Kau malah tertawa seolah semua ini lucu?!” Purwa marah. Sejenak Wisnu terdiam karena Purwa tidak bisa dibecandai jika menyangkut istrinya. “Begini, Om. Amanda usianya bahkan belum genap 22 tahun. Om ingat kan bencana itu sudah terjadi 24 tahun yang lalu. Artinya, kalaupun Mama Moana itu memang istri Om, tapi Amanda sudah dipastikan bukan putri Om. Lagipula, Amanda punya papa” Wisnu masih mencoba membuat Purwa berpikir dengan logika. “Aku merasa harus tahu kejelasannya dulu dan kemungkinan itu tetaplah ada. Dia bisa mengubah namanya, bisa saja dia juga mengubah data Amanda” Wisnu tidak berdaya dengan keras kepala Purwa yang sangat yakin bahwa istrinya masih hidup. “Wisnu! kau masih mendengarku?” Purwa bertanya karena suara Wisnu tidak terdengar. “Iya, Om!” “Jangan sentuh Amanda dulu sebelum semua jelas. Aku serius itu!”
Baca selengkapnya

Masa Lalu Moana

Marina melihat mobil Wisnu masuk halaman segera menyambut pengantin baru itu. Dia segera menghampiri Amanda sementara Wisnu membawa buah yang tadi mereka beli di jalan ke dalam rumah.“Bagaimana malam pertamamu?” goda Marina“Apaan sih tante!”“Sudah belum?” Marina masih menggoda.“Mas Wisnu masih sibuk” Amanda tak memperpanjang pembahasan dan segera masuk ke dalam. Marina kecewa, harusnya dia bisa menggoda ponakannya itu.“Kebetulan Mama sudah masak, kita sarapan dulu” Moana menyambut mereka.“Ma, kan aku sudah bilang Mama gak boleh capek-capek!” Amanda protes.“Jangan terlalu berlebihan menghawatirkan Mama, aku baik-baik saja,” tukas Moana tersenyum menunjukan dirinya sehat.Wisnu memperhatikan wanita itu sambil berpikir apakah dia mengenalinya sebagai tantenya? Tapi ingatannya memang buruk. Mudah-mudahan Purwa hanya salah kira saja.“Sayang, aku ke kamar dulu,” ucap Amanda pada Wisnu.“Iya, aku akan bicara pada Mama sebentar,” tukas Wisnu dan Moana yang masih di tempat hanya tersen
Baca selengkapnya

Gara-gara Disumpahi Purwa

Setelah menemani Moana, Amanda termenung sejenak di depan pintu kamar mamanya itu. ada banyak hal yang terlintas di kepalanya. Masa lalu orang tuanya dan juga hubungannya dengan Wisnu. dia tidak habis pikir apa yang terjadi selama ini ternyata relate dengan hubungan mereka. Perjuangan menebus liontin itu, kisah cintanya dengan Wisnu, dan sekarang mereka sudah menikah.Sekilas terbentik di kepalanya, akankah Purwa dan Moana kembali bersama? Amanda tahu, Purwa sangat mencintai istrinya, dan Amanda juga ingat, Moana sangat menjaga liontin itu sampai-sampai marah saat Amanda menghilangkannya. Bisa jadi keduanya memang masih saling mencintai.Lalu bagaimana dengan Dirja? Teringat tentang papanya yang hingga sekarang belum menemukan pendamping hidup, Amanda jadi kepikiran lagi. Ah, sudahlah. Biarkan saja semua berjalan sesuai takdir mereka.Amanda berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Melihat Wisnu yang berdiri di balkon, lalu menghampirinya.“Mama baik-baik saja?” tanya Wisnu saat Amand
Baca selengkapnya

Cerita Moana

Pagi itu Wisnu bangun dan melihat pemandangan yang indah dari atas balkon kamar Amanda. tinggal di daerah pegunungan memang sangat tenang. Jauh dari kebisingan dan polusi kota yang sering memicu stress.Di bawah sana, dia melihat Moana yang sepertinya hendak jalan-jalan pagi. Dia ingin banyak mengobrol dengan Moana. Karena itu dia pun bergegas turun dan mengikutinya.Moana tersenyum melihat menantunya berlari-lari menyusul di belakangnya. Sekarang dia melihatnya bukan hanya sekedar menantu, tapi juga keponakannya. Keponakan dari mantan suaminya dulu. Masih teringat, betapa anak ini sangat lucu dan menggemaskan saat kecilnya dulu. Sekarang sudah segede ini.Sembari berjalan-jalan, Moana menceritakan tentang banyak hal setelah berpisah dengan Purwa.“Saat itu aku sedang menemui seorang teman di kota lain, tiba-tiba ada berita tentang bencana tsunami. Sambungan komunikasi juga transportasi terhenti total. Aku bahkan tidak tahu bagaimana nasib keluargaku. Keesokan harinya aku baru mendapa
Baca selengkapnya

Mantan Suami dari Mantan Istri

Wisnu mendapat panggilan dari Ujang yang menyampaikan mereka sudah ada di Surabaya. Rencananya mereka datang besok pagi-pagi, namun diluar perkiraan sore ini sudah tiba di Surabaya.Wisnu mencari istrinya untuk pamit karena harus segera menjemput Purwa. Lagi pula ada banyak hal yang harus dia bicarakan dulu dengan Purwa sebelum pria itu bertemu dengan Moana.“Bukannya Mas Wisnu bilang, Om Purwa datang besok?” tanya Amanda heran karena tiba-tiba saja mendengar Purwa sudah di Surabaya.“Mungkin, Om ambil penerbangan tercepat, tahu sendiri kan bagaimana dia kalau punya keinginan?”“Tunggu sebentar, aku ganti baju dulu.” Amanda bergegas membuka lemari untuk berganti baju.“Sayang, sebaiknya kamu di rumah saja. Biar aku saja yang menjemputnya. Kau temani mama saja” “Oh, begitu?”Amanda tahu Mamanya tentu kepikiran di detik-detik dia harus bertemu dengan mantan suaminya dulu. Amanda tidak boleh membiarkan Moana stress, karena itu dia menyetujui ucapan suaminya. Lagi pula pasti ada banyak
Baca selengkapnya

Menjadi Istri Keponakan Mamaku

Amanda mengetuk kamar Moana sebelum masuk. Moana masih duduk termenung di tempat tidur. Dia bahkan belum menggenakan jilbabnya. Amanda jadi mencemaskannya. Dia duduk di samping Moana.“Ma, kalau Mama kurang enak badan, aku akan sampaikan pada Mas Wisnu. Kita bisa undur pertemuannya kok!”“Tidak, aku tidak apa-apa,” ujar Moana bangkit mengambil jilbab segiempat dan menggenakannya. Tanganya terlihat sedikit bergetar.“Sini, Ma. Aku pakaikan” Amanda menghampiri Mamanya dan membantunya menggenakan jilbab. Dia berusaha mengalihkan pikiran Moana yang tegang. “Mas Wisnu bilang, seharusnya aku seperti Mama, pakai hijab biar tidak mengumbar aurot.”Moana menatap wajah cantik putrinya itu, dia kemudian mengangguk membenarkan. “Iya, Suamimu benar,” hanya itu katanya.“Ma?” Amanda menatap Moana yang risau itu lalu memeluknya. “Aku akan bersama Mama terus, kalau ada yang membuat Mamaku sedih dia harus berhadapan denganku. Tidak peduli siapapun itu.”“Eh, kau ini! Mama tidak apa-apa, Mama hanya sed
Baca selengkapnya

Noktah Merah**

Amanda merasa lega karena semua sudah selesai hari ini. Mamanya sudah pulang dan memintanya menginap saja di hotel menemani Wisnu yang saat ini ada kesibukan yang harus dikerjakannya dari hotel. Moana menyadari, bagaimanapun mereka sudah menjadi suami istri. Tidak baik jika sering terpisah di awal pernikahan mereka. “Mama yang tidak enak sama Wisnu, kalau kamu masih juga pulang bareng Mama,” tukas Moana saat Amanda keberatan Moana memilih pulang sendiri. “Kalau begitu aku anter Mama pulang, deh!” Amanda menawarkan, Moana menggeleng. “Tidak usah, tadi Pak Purwa menawarkan untuk anter pulang dan aku menolaknya. Kalau kamu harus anter Mama, jadi tidak enak kan nanti!” tolak Moana. “Semua baik-baik saja, kan, Ma?” Moana mengangguk dan tersenyum tapi sulit ditebak. Membuat Amanda jadi bertanya-tanya. “Ya sudah, Mama balik dulu.” Amanda tidak bisa membujuk Moana, akhirnya membiarkan saja Moana berlalu di ikuti Abim. Dia hanya menatap punggung Moana dengan harapan semua baik-baik saja.
Baca selengkapnya

Gara-Gara Kado Lesti

“Ya ampun, apa itu?!”Amanda terkejut melihat noktah itu, dengan segera bangkit dan berlari ke kamar mandi mengunci pintunya. Dia memeriksa bagian bawahnya dan melenguh kecewa karena tamunya datang saat dia tidak ingin menerimanya.“Amanda, kau baik-baik saja?” terdengar Wisnu berteriak dari balik pintu.“Eng, I-iya Mas…!”“Buka pintunya dulu, jangan buat aku cemas!” masih Wisnu mengetuk pintu kamar mandi.Amanda mencari-cari pembalut di rak. Dia selalu membawa benda itu jika pergi kesuatu tempat karena tidak tahu kapan pastinya mesntruasi. Siklus bulanannya memang sering maju mundur.Selesai menggenakannya dia segera mengambil bathrobe di lemari.“Sayang?!” Wisnu sepertinya masih menunggunya, padahal dia sudah berusaha berlama-lama.Akhirnya dengan tidak enak Amanda beranjak membuka pintu. Jujur, dia masih malu sekali pada Wisnu. Dia bahkan tidak sanggup menampakkan wajahnya saat membuka pintu itu.“Ada apa?” Wisnu melihat Amanda menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.“Ma
Baca selengkapnya

Membeli Rumah Baru

Purwa berjalan-jalan di sekitar hotel dan terkenang dulu pertama kali dia datang ke kota ini untuk menghadiri undangan walikota—yang merupakan teman lamanya. Melihat kota sejuk dan indah ini, dia teringat istrinya yang berharap bisa menghabiskan masa tua di daerah pegunungan. Karena itu Purwa membangun hotel ini. Awalnya Hotel ini dinamakan sesuai nama istrinya—HAMIDA—tapi untuk beberapa alasan nama hotel ini berubah menjadi Hotel Esther. Purwa tidak berhenti keheranan, orang yang menjadi inspirasi di bangunnya hotel ini ternyata juga tinggal di kota yang sama. Jalan takdir itu memang unik. “Selamat pagi, Pak?” sapa seseorang dengan menunduk sopan. “Pagi? Siapa kamu?” “Saya Arik, manajer hotel ini. Maaf tidak bisa menyambut kehadiran Bapak kemarin karena masih ada meeting di Bandung” Purwa menatap dan menilai Arik, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. “Jadi kau tahu di mana Amanda tinggal?” Purwa bertanya pada Romi, salah seorang pegawai hotel yang diminta untuk men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status