Beranda / Pernikahan / Kaulah Jodohku / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Kaulah Jodohku: Bab 21 - Bab 30

110 Bab

KEHILANGAN

Sejak itu, hati Safa menjadi tak karuan. Padahal, baru semalam tidak melihat Azril, tetapi terasa sepi bahkan biasanya saling berdebat kini hampa sekali.Termenung dalam lamunan hingga tak enak mengerjakan apa pun. Niat untuk menyelesaikan naskah pun harus tertunda karena pikirannya yang tak bersahabat.Safa sendiri berusaha mengalihkan dan menyibukkan, tetapi rasanya percuma. Bayangan Azril muncul dalam benaknya.“Argh, kenapa jadi begini, sih?” teriak Safa dalam hatinya. Sedari tadi sibuk dengan ponselnya pun tak membuahkan kesal. Entah mengapa pria itu tiba-tiba menghilang.Mendengar suara deruan mobil membuat Safa turun dari kamar. Wanita itu berlari, berharap Azril datang dan ternyata justru sang ayah hadir di hadapannya.“Kamu kenapa, ko cemberut begitu lihat Ayah datang!” Marlan mengernyit heran melihat sikap Safa yang lesu.Wanita itu tertunduk lesu. “Ayah tahu di mana keberadaan Azril?” Terpaksa bertanya pada ayah karena pasti ayah mengetahuinya.“Loh, memangnya Azril tidak a
Baca selengkapnya

MENYADARINYA

Safa mengerjap saat sentuhan itu terasa nyata di lengannya. Matanya diberanikan terbuka dan benar nyata dan jelas adanya.“Kamu ... kamu benar Azril?” tanya Safa memastikan.Azril mengernyit bingung. “Iya, aku Azril, suamimu.”Mata Safa berkaca, tak kuasa menahan tangis hingga akhirnya langsung merengkuh tubuh kekar suaminya tanpa permisi.“Alhamdulillah kamu pulang. Maafin aku, Ril, maafin. Jangan tinggalin aku,” isak Safa mengeratkan dekapannya kuat.Pria itu heran sendiri menerima sikap Safa yang tak biasa. Pertama kalinya sang istri memeluk tanpa diminta bahkan dengan tangis yang seolah tidak ingin kehilangan.“Safa, ada apa? Kamu kenapa?” Rentetan pertanyaan tenggelam dalam benaknya. Ia baru pulang, tiba-tiba melihat Safa histeris begini.Tanpa ragu pun Azril membalas dekapan dan memberi ketenangan untuknya. Kemudian, membawa wanitanya ke sofa untuk menceritakan apa yang terjadi.“Please jangan tinggalin aku lagi,” lirih Safa menatap lekat wajah sang suami.“Aku tidak akan ningga
Baca selengkapnya

HIDUP BARU DIMULAI

Azril berhasil menangkap Safa yang membuat wanita itu merengek dilepaskan. Namun, ia tidak akan membiarkan wanitanya kembali kabur.“Lepasin, Mas, aku tidak bisa napas ini.” Safa melawan atmosfer dalam tubuhnya untuk mengatakan hal itu.Pria itu pun termangu hingga wanitanya dapat terlepas. Sepertinya telinganya tidak salah mendengar dengan ucapan Safa barusan.“Kamu manggil aku apa tadi?” Langkahnya mendekat seolah meminta Safa untuk kembali memperjelas.“Mas, Mas Azril,” bisik Safa di telinganya. Wajahnya tersipu malu dan memerah padam bagai kepiting rebus.Azril merasa gemas hingga kembali mendekat dengan mengunci tubuh wanitanya. “Kamu bisa manis juga ternyata, ya!”Ia pikir Safa akan menjadi wanita dingin yang tak bisa mencair dan ternyata wanita itu bisa berubah yang justru membuat seluruh raganya memanas.“Eh, tetapi aku tuh bukan orang jawa, Safa. Kenapa harus dipanggil ‘Mas’?” Azril berkomentar heran.Safa tahu itu, bahkan masih satu adat dengannya. Ia tahu panggilan yang pan
Baca selengkapnya

KASIH SAYANG YANG BESAR

Tubuh Safa bergetar karena mendapat pelukan hangat dari sang mertuanya. Ada rasa haru dalam hatinya yang ternyata ibu Azril menyambutnya sepenuh hati.“Kamu kenapa menangis, Nak?” Hamidah mengusap wajah cantik Safa.“Maafin Safa, ya, Bu, baru bisa bertemu dengan Ibu.” Sedikit merasa bersalah karena pernah menolak ajakan Azril.Hamidah mengangguk tersenyum. “Tidak apa, Nak, Amih paham. Azril juga sudah menjelaskan.”Memang sudah lama Hamidah menantikan kedatangan istri Azril dan ternyata sekarang baru terealisasikan. Putranya memang pintar mencari, terlihat Safa sangat cantik seperti namanya yang tersemat.Sempat berdecak kagum hingga terasa semua hanya mimpi. Sedangkan pria di belakangnya tersenyum menatap dua wanita kecintaannya yang saling mengakrabkan.“Amih, Azril tinggal keluar, ya.” Pria itu melirik ke arah Safa meminta izin dan memberi ruang kepada keduanya, terlebih Safa yang bisa nyaman bersama Amih.Ia tahu betul, Safa telah kehilangan seorang ibu. Berharap kehadiran Amih bi
Baca selengkapnya

MELAYANI

"Haish, kamu ini kenapa hobby sekali mukul suami sendiri," ujar Azril tak terima. Tangannya mengusap bahu yang dipukul oleh Safa."Lagian kamu tidak mengenal tempat. Kamu balik kanan ada Pak Darmo di sana," tegas Safa melirik ke arah Pak Darmo yang mungkin melihat adegan Azril tadi. Entah sejak kapan pria itu berani melakukan di depan umum."Tidak ada yang salah, Sayang. Kita sudah halal, Pak Darmo juga pasti mengerti karena beliau pernah muda," bisik Azril.Safa membulatkan matanya lebar. Ia sangat tidak setuju, tetap saja harus sesuai aturan dan sudah ada tempatnya untuk bermesraan. Tidak di tempat terbuka seperti ini, terlebih dia mengecup area bibir."Sudah sana berangkat." Safa agak kesal dan meminta Azril untuk segera berangkat. Bahaya jika masih di hadapannya sekarang."Jahat amat suaminya diusir," tukas Azril sembari mengerucutkan bibirnya.Safa yang melihat sikap suaminya ingin sekali tertawa, tetapi ditahan dan segera meraih punggung tangannya agar pria itu cepat pergi."Kam
Baca selengkapnya

HUBUNGAN JARAK JAUH

Safa langsung menatap suaminya sendu. “Berarti kamu akan ninggalin aku, Mas?”“Hanya sementara, bukan selamanya. Jika pihak kantor mengizinkan kamu ikut, sudah pasti aku mengajakmu. Sayangnya, semua sudah peraturan dan terpaksa kita harus berjauhan,” kata Azril berat.Sebenarnya tidak setuju dengan apa yang sudah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Bahkan inginnnya digantikan oleh orang lain, tetapi tidak bisa.Saat itu pula, Safa menjatuhkan tubuhnya dalam dada bidang Azril. Sedih sekali harus berjauhan selama satu minggu. Meski terbilang sebentar, tetapi baginya akan terasa lama karena Safa baru memulai hidup berbaikan dengannya.“Kapan kamu berangkat, Mas?” tanya Safa karena di kertas itu tidak tertera jadwal keberangkatan.“Besok pagi, Sayang.”Rengkuhan Safa semakin erat, tidak ingin melepaskannya begitu saja. Ia baru merasakan manisnya pernikahan dan sekarang harus kembali hampa karena berjauhan dengan sang suami.“Aku janji untuk selalu mengabari kamu,” ujar Azril sembari tangann
Baca selengkapnya

MERUBAH DIRI

“Maaf, Yah, Safa membalas pesan Mas Azril.” Safa langsung menutup mulutnya keceplosan. Ia malu berterus terang dengan ayah.Perubahan sikap kepada suaminya terbilang drastis dan Safa masih menutupi keromantisannya di hadapan Ayah.“Alhamdulillah, Ayah senang melihat kamu seperti ini, Nak. Akhirnya kamu bisa menerima Azril,” kata Marlan jujur.Safa terharu, kemudian mengambil lengan Marlan dan digenggamnya. “Alhamdulillah, Yah, semua karena doa Ayah berhasil membuat Safa sadar.”Hatinya berubah seiring waktu dan semakin menjauh dari Azril, justru Allah membuat pikirannya tak lepas dari Azril. Sungguh, takdir Allah memang tidak ada yang tahu dan Safa sendiri tak bisa lari dari takdir-Nya.“Semoga kamu bisa meraih surga bersamanya, Fa,” ujar Marlan sendu.Malam itu menjadi kenangan yang indah bagi Safa, berbagi kasih sayang dan memanjakan dirinya pada ayah seolah kebersamaan beberapa tahun lalu kembali terulang.Safa pun mulai merubah dirinya untuk menjadi putri yang bisa membahagiakan s
Baca selengkapnya

RINDU

Finna menjadi serba salah, perkara tadi Safa menjadi lebih diam. “Safa, kamu marah?”Tidal ada jawaban, tetapi Finna tak menyerah bahkan tahu betul sikap Safa yang memang agak sensitif. Ia terus mengikuti langkah Safa dari samping dengan senyum menggemaskan.“Kenapa kamu senyum kaya gitu, memangnya ada yang lucu?” Safa melirik sinis.“Enggak ada sih. Aku merasa senang saja, ternyata sahabatku ini sudah mau membuka hati dan berusaha menyenangkan hati suaminya.”Kalimat itu membuat langkah Safa terhenti dengan kedua alisnya yang berkerut bingung. Ia tidak tahu bagaimana Finna bisa menyimpulkan hal tersebut.“Sok tahu kamu,” decak Safa yang kembali melanjutkan langkahnya.“Bukan sok tahu, tetapi aku memang tahu, Saf. Tidak mungkin kamu membeli pakaian yang se-““Diam atau aku akan benar marah denganmu, Fin!” Safa berhasil menyumpal mulut Finna yang terus saja mengoceh.Finna merasa sesak hingga akhirnya Safa melepaskan bekapannya sebelum dituduh sebagai pembunuh karena telah membekap sah
Baca selengkapnya

KEJUTAN

Seperti biasa, setelah Azril hadir dalam hidupnya membuat Safa kembali mendapat hidup yang baru. Rasa cinta kepada Sang Pencipta semakin bertambah hingga raganya terbangun di saat semua orang masih terlelap pulas.Wanita itu tengah bersimpuh di atas sajadah memohon untuk kesehatan sang ayah agar bisa panjang umur sekaligus meminta keberkahan dalam rumah tangganya.Tidak ada yang terlewat sedikit pun bahkan berdoa di sepertiga malam bak anak panah yang langsung menembus anak langit sehingga Safa tak segan memperbanyak doa yang terbaik.Usai Subuh, Safa langsung turun ke dapur untuk memulai kegiatannya. Ia mengisi air, lalu memilih pakaian kotor yang menumpuk. Kemudian, dimasukkan ke dalam mesin dan diputar sebentar.“Eh Neng Safa ngapain?” Bi Inah memergoki nona mudanya yang begitu sibuk.“Ya ampun, Safa berisik, ya, Bi. Maaf, ya, Bi,” kata Safa tidak enak di pagi buta sudah membuat ulah.“Biar Bibi saja, Neng yang mencuci.”“Tidak perlu, Bi, mulai sekarang Bibi kerjakan rumah saja, ya
Baca selengkapnya

IBADAH TERPANJANG

Tubuh Safa terasa kaku saat Azril mendekatkan bibirnya di kening dengan lembut. Pria itu berhasil membuat dirinya tremor.“Kamu marah, ya, Sayang?” Azril merasa tidak enak karena Safa sama sekali tak menjawab. “Maaf, kalo gitu aku bisa keluar jika kamu tidak nyaman.”Belum melangkah, tetapi Safa sudah lebih dulu merengkuh tubuh Azril agar tidak pergi. Bohong jika ia tidak merindukan kehadirannya. Bahkan, Safa sudah menunggu suaminya pulang.“Mas kenapa tidak bilang kalo mau pulang?” Kepalanya bersandar begitu nyaman.“Sengaja mau buat surprise sama kamu. Eh, malah aku yang dapat surprise.” Tangan Azril mengusap punggung Safa sembari menyesap aroma rambut yang menyeruak wangi.Mendengar itu, Safa merasa tersipu. Sungguh, tidak tahu jika suaminya akan pulang malam ini. Safa pun semakin menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.“Sayang, biarkan aku mandi dulu, ya. Setelah itu kamu bebas berpelukan.” Bukan tidak ingin dipeluk, tetapi tubuhnya sangat tidak nyaman dan ingin segera bebersi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status