Share

IBADAH TERPANJANG

Tubuh Safa terasa kaku saat Azril mendekatkan bibirnya di kening dengan lembut. Pria itu berhasil membuat dirinya tremor.

“Kamu marah, ya, Sayang?” Azril merasa tidak enak karena Safa sama sekali tak menjawab. “Maaf, kalo gitu aku bisa keluar jika kamu tidak nyaman.”

Belum melangkah, tetapi Safa sudah lebih dulu merengkuh tubuh Azril agar tidak pergi. Bohong jika ia tidak merindukan kehadirannya. Bahkan, Safa sudah menunggu suaminya pulang.

“Mas kenapa tidak bilang kalo mau pulang?” Kepalanya bersandar begitu nyaman.

“Sengaja mau buat surprise sama kamu. Eh, malah aku yang dapat surprise.” Tangan Azril mengusap punggung Safa sembari menyesap aroma rambut yang menyeruak wangi.

Mendengar itu, Safa merasa tersipu. Sungguh, tidak tahu jika suaminya akan pulang malam ini. Safa pun semakin menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.

“Sayang, biarkan aku mandi dulu, ya. Setelah itu kamu bebas berpelukan.” Bukan tidak ingin dipeluk, tetapi tubuhnya sangat tidak nyaman dan ingin segera bebersi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status