Share

TERLALU KHAWATIR

Safa begitu sumringah menyambut hari. Kegiatannya yang hanya mengurusi suami menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Tidak pernah absen sedikit pun seolah tidak ingin melewatinya.

“Biar aku saja, Sayang.” Azril segera merebut dasi di tangan Safa untuk dipakainya.

Melihat wajah Safa yang murung tidak bermaksud membuatnya sedih justru dia sudah melakukan tugasnya dengan baik.

“Lebih baik kamu segera bersiap. Kamu juga ingin pergi, bukan?” Azril tidak ingin egois. Sejak tadi, Safa sudah sibuk dengan dirinya sedangkan dia sendiri seolah lupa padahal dia pun ingin pergi.

“Iya, Mas, tetapi mengurus suami adalah kewajibanku jadi aku melakukan kewajiban terlebih dahulu daripada yang lain.” Safa menyingkirkan tangan Azril dan menyimpulkan dasinya untuk terikat sempurna.

“Ma syaa Allah istri salehahku,” puji Azril terharu. Jawabannya selalu mengagumkan dan di luar dugaan. Bagaimana rasa cinta itu tidak semakin besar jika sikap Safa selalu membuat hatinya terbuai.

Senyumnya mengembang dan Safa sada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status