Home / Romansa / Istri Warisan CEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Warisan CEO: Chapter 141 - Chapter 150

360 Chapters

Bab 141 Wanita Yang Menghancurkan Hidupku

“Aku ke sini untuk melihat seperti apa wanita yang menghancurkan hidupku.” Zira bicara lembut, tapi jelas menusuk. Ale yang mendengar itu pun langsung terperangah. Jantungnya terasa dihantam batu besar. Benar-benar di luar dugaannya Zira akan mengatakan seperti itu. Bibir Ale tertutup rapat. Tak berani berkata sepatah kata pun.“Aku menjalani hubungan dengan Alca sejak sekolah menengah atas. Sudah cukup lama aku menjalin hubungan. Ada banyak mimpi yang kami bangun selama ini. Namun, seketika hancur berkeping-keping.” Zira menahan sesak yang menyelimuti hatinya. Ale tidak berani menjawab apa-apa mengingat apa yang dikatakan Zira ada benarnya. Dia adalah pihak yang menghancurkan semua mimpi Zira.“Apa kamu tahu jika saat menikah denganmu Alca masih berhubungan denganku?” Zira menatap Ale dengan tatapan nanar. “Aku tidak tahu sebelumnya, dan aku baru tahu saat melihatmu di toko Kak Lolo.” Ale menjawab apa adanya. “Lalu apa yang kamu pikirkan saat itu?” Zira menatap tajam pada Ale.
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Bab 142 Pulang Sekarang!

Ale begitu terkejut ketika Mama Mauren berada di depan rumah. Pikirannya melayang memikirkan apakah mertuanya itu dengar yang dikatakan oleh Zira. Mama Mauren menatap Ale seraya mengambil ponselnya di dalam tas. Kemudian mencoba menghubungi seseorang. “Pulanglah sekarang!” perintah Mama Mauren itu seolah tak terbantahkan. Ale hanya terdiam ketika mendengar Mama Mauren bicara di dalam sambungan telepon. Dia merasa jika mertuanya itu pasti bicara pada suaminya. Dari nada bicara Mama Mauren yang ketus, membuat Ale yakin jika tadi Mama Mauren mendengar pembicaraannya dan Zira. “Ayo masuk!” Mama Mauren menarik kopernya. Mengajak Ale untuk masuk ke rumah. Ale benar-benar takut sekali. Karena mama mertuanya justru diam. Alih-alih bertanya padanya, dia justru diam saja. Tak mau membantah, Ale langsung bergegas masuk. Di dalam rumah Mama Mauren langsung memanggil asisten rumah tangga. Meminta asisten rumah tangga untuk membawa kopernya ke atas. Ale memilih duduk di sofa ruang keluarga
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

Bab 143 Saling Mencintai

Mama Mauren langsung memeluk Alca. Dia menangis di pelukan Alca. “Maafkan Mama menempatkan kamu di situasi tidak nyaman. Membuatmu harus menikah karena keinginan Mama yang ingin mempertahankan apa yang dimiliki Ale. Pasti kamu tersiksa.” Mama Mauren menganggap Alca adalah anaknya juga. Namun, dia lupa jika sebagai orang tua, dia harusnya memikirkan bagaimana perasaan anaknya itu. “Ma.” Alca tidak menyangka jika reaksi mamanya akan seperti itu. Dia pikir mamanya akan marah, tapi ternyata tidak.“Mama tidak sama sekali memikirkan perasaanmu. Pasti tidak enak menikah tanpa cinta.” Mama Mauren masih menangis. Alca melepaskan pelukannya. “Jangan merasa bersalah, Ma. Mamang aku akui jika awalnya aku tidak mencintai Ale, tapi sekarang aku mencintainya.” Alca mencoba meyakinkan Mama Mauren.Mama Mauren beralih menatap Ale. Tangannya membelai lembut wajah Ale. “Aku lupa jika menantu adalah anak, sampai aku tidak percaya jika apa yang ditinggalkan Dima akan dijaga. Maafkan Mama yang tidak
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

Bab 144 Apa Keberatan?

Mendapati pertanyaan itu Ale mengangguk. Dia memang sudah punya nama untuk anaknya. Alca menegakkan tubuhnya. Menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh sang istri. Ale menarik tangan Alca. Mengajaknya untuk duduk di tempat tidur. Dia segera meraih tangan suaminya. Menggenggamnya erat. “Kak, aku mau menamai anak ini kita dengan nama Dima. Apa kamu keberatan?” Ale menatap Alca penuh harap. Berharap sang suami mau menuruti keinginannya. Ale sengaja ingin menamai anaknya dengan nama mendiang suaminya. Agar nama itu selalu bersamanya. Untuk sesaat Alca terdiam. Sedang bahagianya, tiba-tiba sang istri meminta nama Dima untuk dipakai menamai anaknya. Bukan Alca tidak suka, tapi bayang-bayang Dima seolah menghantuinya terus. Tak akan pernah terlepas. Apalagi jika nama Dima itu akan selalu terucap setiap hari. “Bisakah kamu memberikan aku waktu.” Alca tidak bisa menjawab langsung. Dia ingin menyiapkan hatinya dulu. Ale pikir suaminya akan langsung setuju. Namun, ternyata tidak. Dia masih b
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more

Bab 145 Kelemahanku

Alca menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Memandangi langit-langit kamar. “Kadang aku ingin egois, Dim. Mau memiliki Ale seutuhnya. Tanpa aku sadar, tanpamu aku tak akan bisa mendapatkan Ale.” Alca merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya cemburu dengan Dima. Saat memikirkan Dima, Alca teringat dengan buku harian milik Dima. Sudah lama sekali Alca tidak membaca buku harian itu. Dengan segera Alca memiringkan tubuhnya. Tangannya meraih laci yang berada di nakas. Mengambil buku harian di dalamnya. Alca segera membuka sambil memosisikan tubuhnya tengkurap. Mencari posisi nyaman untuk membaca.Halaman demi halaman dibuka. Alca mencari halaman berapa terakhir dibacanya. Saat dia mendapatkan, dia segera membacanya kembali. Dima menuliskan bagaimana pernikahannya dengan Ale. Seberapa bahagianya Dima saat menikah dengan Ale. Dima juga menuliskan jika dia ingin selalu membahagiakan Ale. Ale tidak memiliki siapa-siapa lagi. Orang tua angkatnya meninggalkan Ale. Sampai di hari perni
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 146 Selalu Di Hati Kita

Alca tersenyum ketika melihat sang istri yang tampak baru bangun tidur. “Apa aku membangunkan kamu?” Alca sedikit panik ketika ternyata pintunya yang dibuka membangunkan sang istri. “Tidak, aku memang sudah bangun.” Ale berusaha bangkit dari posisi tidurnya. Melihat sang istri yang sedang berusaha bangkit, Alca segera menghampiri sang istri. Membantu sang istri untuk bangun. Ale melihat suami yang membantunya. Ada perasaan senang ketika melihat sang suami yang mau membantunya. Alca membantu sang istri untuk duduk di tempat tidur. Alca ikut duduk di tempat tidur. Berada di samping sang istri. “Apa kamu menungguku?” tanya Alca tersenyum. “Iya, dan aku sampai ketiduran.” Ale mendudukkan pandangannya. Tadi Alca terlalu asyik membaca buku harian Dima. Sampai-sampai tak kunjung turun untuk menyusul sang istri. “Maaf, membuatmu menunggu.” Alca meraih dagu sang istri. Memandangi wajah sang istri. Dima benar-benar menggambarkan Ale sempurna hingga membuatnya benar-benar jatuh cinta.
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 147 Lebih Tenang

“Aku mau makan kue dan secangkir coklat.” Ale memikirkan hal itu ketika kesedihan menghampiri. Coklat adalah minuman yang menenangkan. “Baiklah, aku akan mengajakmu ke tempat di mana kuenya enak.” Alca berdiri mengajak sang istri untuk pergi. “Kalau begitu aku bersiap dulu.” Ale jadi bersemangat. Setengah jam Ale dan Alca bersiap. Mereka begitu bersemangat sekali pergi berdua. Alca menggandeng sang istri dengan erat. Kemudian mengajaknya keluar. Saat keluar ternyata sudah ada Papa David yang sudah pulang. Ale dan Alca menyalami Papa David. “Kamu sudah pulang?” tanya Papa David. Dia tidak tahu jika Alca sudah pulang. Alca bingung harus menjawab apa.“Aku memintanya pulang, agar membantu membawa barang.” Mama Mauren menjelaskan pada sang suami. Mama Mauren sengaja tidak mengatakan kejadian yang sebenarnya.“Oh ....” Papa David percaya saja. Mama Mauren bernapas lega. Karena suaminya percaya. Dia memang tidak mau sampai suaminya tahu. Lagi pula masalah Alca dan mantannya sudah se
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 148 Nyidam

Alca segera mencari burger yang diminta sang istri. Kebetulan yang diminta sang istri bukan sesuatu yang sulit. Alca memilih ke restoran cepat saji. Karena di sana dia akan mendapatkan burger itu. Alca memesan lima burger. Karena sang istri tidak mengatakan berapa yang harus dibeli. Selain burger hitam Alca juga membeli burger biasa. Mama Mauren ada di rumah. Jadi tidak hanya Ale saja yang akan makan. Beberapa ayam juga dibeli Alca. Setelah mendapatkan semua yang dicarinya, Alca segera pulang. Tak sabar untuk memberikan pada istrinya.Saat sampai di rumah, Alca sudah disambut oleh sang istri. Tampaknya sang istri sudah tidak sabar untuk memakannya. “Apa kamu dapat?” Pertanyaan itu langsung terlontar saat Alca keluar dari mobilnya.Alca tidak menjawab, tetapi hanya tersenyum. Segera dia membuka pintu belakang. Mengambil makanan yang dibelinya. Ale berbinar ketika melihat sang suami membawa makanan. Dia yakin itu adalah makanan yang dipesannya. Alca menghampiri sang istri. Menun
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Bab 149 Kontraksi

“Sayang, kamu kenapa?” Alca panik ketika sang istri mengaduh kesakitan. Dia segera berdiri dan menghampiri sang istri. Memastikan keadaan sang istri. “Perutku tiba-tiba mulas. Hanya saja rasanya sudah hilang.” Ale menjelaskan apa yang terjadi.“Apa kamu akan melahirkan?” tanya Alca panik. “Ada apa, Al?” Mama Mauren yang melihat Alca berdiri sambil membelai lembut bahu Ale, begitu penasaran sekali. “Ma, perut Ale sakit.” Alca mengalihkan pandangan pada Mama Mauren. Mama Mauren segera menghampiri Ale. “Bagaimana rasa sakitnya?” tanya Mama Mauren. “Mulas, Ma, tapi rasanya hilang.” Ale menjelaskan pada mertuanya lagi. “Ma, apa Ale mau melahirkan?” Alca menatap Mama Mauren. Dia tidak tega sekali melihat istrinya kesakitan. “Kita tunggu saja. Jika ini kontraksi pertama. Artinya jaraknya akan sangat jauh dengan melahirkan. Mulasnya masih jarang. Kita tunggu intensitas mulasnya dulu.” Mama Mauren memberikan pada anak dan menantunya. “Lalu apa yang harus kita lakukan, Ma?” Alca benar
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Bab 150 Cerita Papa

“Sayang, apa kontraksinya bertambah?” tanya Ale. “Bukan, Kak. Tapi, dia menendang.” Ale bukan berteriak kontraksi, tapi karena bayinya menendang.” Ale tersenyum. Alca bernapas lega. Ternyata itulah alasan Ale. Mungkin karena tadi saat istrinya mengaduh, Alca langsung menjauhkan tubuhnya. Jadi mungkin tidak terasa tendangannya. “Aku pikir kamu kontraksi lagi.” Alca mengembuskan napasnya. Dia bernapas lega karena ternyata hanya tendangan. “Sayang, ternyata kamu merespons ucapan papa. Jadi kamu cepatlah keluar agar kita bisa bertemu.” Alca kembali membelai lembut perut Ale. Alca mendaratkan kecupan di perut sang istri. Dia benar-benar tak sabar bertemu dengan anak di dalam kandungan sang istri. “Sebaiknya kamu istirahat saja. Kata mama kamu harus istirahat.” Alca menyejajarkan tubuhnya dengan sang istri. Membelai lembut wajah sang istri. “Iya.” Ale mengangguk. Dia akan berusaha untuk tidur. Lagi pula saat persalinan dia butuh tenaga. Alca mengusap-usap kepala Ale bak anak kecil. Me
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
36
DMCA.com Protection Status