“Gina,” panggil Eli Duran, dalam perjalanan pulang bersama Gina. Mereka menaiki mobil pribadi Eli dengan sopir di depan.Gina melirik ibunya, tidak menjawab.Eli tampak ragu untuk bicara, hingga dia pun menyentuh punggung tangan Gina–seakan ucapannya akan menyinggung perasaan anaknya.“Gin, Mama rasa, sudah saatnya kamu juga memikirkan kebahagiaanmu sendiri,” ucap Eli penuh hati-hati. “Jangan lagi memikirkan Sean, atau bahkan memikirkan keluarga Wijaya. Kamu juga berhak bahagia, Sayang,”“Gina tidak mungkin tidak memikirkan Sean,”“Maksud Mama–” Eli sekali lagi menyentuh tangan Gina. “Yang sudah terjadi, terima saja. Ikhlaskan. Mama yakin, Sean juga ingin kamu bahagia. Dia pasti sedih melihatmu terus seperti ini,” Eli menjelaskan panjang lebar supaya Gina tidak salah paham.Gina melipat bibir, tampak berpikir. “Apakah Gina boleh bahagia, Ma? Sedangkan Sean kini sendirian disana,”Mata Eli berkaca-kaca. Merasakan kepedihan yang ditanggung anaknya, akibat kehilangan sang buah hati. Seba
Last Updated : 2023-05-10 Read more