All Chapters of KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN: Chapter 131 - Chapter 140
148 Chapters
MURKANYA
Pak Diki yang kesal dengan kaburnya Vazra langsung menghubungi Pak Evan."HEH.... EVAN APA-APAAN INI ANAKMU KABUR!!!" protes Pak Evan dengan nada marah."Kabur??? Mana mungkin Vazra berani kabur," balas Pak Evan yang seolah tak percaya putrinya kabur karena setau dia selama ini Vazra adalah anak yang penurut. "Ada seorang wanita yang datang ke hotel dan membawanya pergi," ujar Pak Diki memberitahu kedatangan Dinda."Siapa wanita itu Pak??" tanya Pak Evan bingung karena istrinya ada di rumah jadi tidak mungkin jika Ibu Maya. "Ya saya juga gak tau," bentak Pak Diki saking kesalnya."Pokonya saya gak mau tau Evan kontrak kerja kita batal, saya tidak akan menanam saham di perusahaan kamu, ini adalah sebuah penghinaan besar untuk saya!!!" Pak Diki lantas langsung menutup teleponnya."Kurang ajar Evan berani-beraninya dia main-main dengan saya!!" gerutu Pak Diki atas perbuatan Vazra padanya."MAYAAA.... MAYAAAA... MAYA!!!" teriak Pak Evan pada istrinya."Ada apa sih Pah teriak-teriak," uc
Read more
PENDERITAAN
Ibu Maya terus saja bolak balik di ruang tengah. Fasha yang terbangun karena kebetulan sedang menginap di sana terlihat bingung melihat Mamahnya."Mamah lagi ngapain sih??" tanya Fasha."Mamah lagi nunggu kabar dari adik kamu," jawab Ibu Maya yang terlihat begitu gelisah."Vazra??? Dia kan sama Pak Diki," jawab Fasha."Dia kabur, dia gak mau diperlakukan seperti itu terus oleh Papahmu," ucap Ibu Maya kesal karena Fasha seolah tidak peduli dengan keadaan adiknya."Kabur??? Berani banget tuh anak," komentar Fasha pada adiknya.Mata Ibu Maya menyipit melihat pada Fasha, ia sepertinya tidak suka mendengar ucapan Fasha yang demikian."Fasha dia juga adik kamu, harusnya kamu tuh peduli sama dia bukan malah seperti ini," ucap Ibu Maya."Mahh.... dia tuh bukan adik aku, dia anak Mamah tapi bukan adik aku!!!" balas Fasha yang lantas langsung pergi dari hadapan Ibu Maya.Fasha dan Vazra memang tidak memiliki hubungan biologis karena Pak Evan dan Ibu Maya menikah saat keduanya sudah memiliki seo
Read more
TERNYATA MUSUHKU
"Kalian benar-benar, aku kira pengorbananku selama ini begitu berarti ternyata kalian hanya memanfaatkan aku dan Vazra!!" batin Ibu Maya yang penuh dengan amarah.Ia lalu pergi ke kamarnya untuk menenangkan diri dan beristirahat sejenak.Keesokan paginya Ibu Maya mendapati Pak Evan terkapar di kursi ruang tamu, tercium bau alkohol yang sangat menyengat. Ibu Maya pun membenarkan posisi tidurnya, melepaskan sepatu dan jaket yang masih ia kenakan dan ia pun memberinya selimut untuk tidur.Lantas setelah itu ia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan."Rangga jemput kamu hari ini??" tanya Ibu Maya saat Fasha mengambil minum."Mungkin," jawabnya singkat."Gak dijemput juga gak papa," tambah Fasha yang langsung pergi dari hadapan Ibu Maya."Fasha!!!" panggil Ibu Maya.Fasha pun menoleh dan menghentikan langkahnya."Ada apa??" tanya Fasha malas."Lebih baik kamu melahirkan di rumah Rangga saja!!" suruh Ibu Maya.Fasha pun melirik tajam mendengar hal itu."Mahh, mamah tau sendiri kan
Read more
TAK ADA BATUAN
"Masuk kamu Vazra!!" perintah Pak Evan pada putrinya.Vazra menoleh pada Dinda dan memegang erat tangannya seolah tidak mau masuk lagi ke dalam rumah yang akan memaksanya untuk kembali mengulang penderitaannya."Masuk saja, kamu tenang saja Ibu jamin kamu akan baik-baik saja!!" ucap Dinda.Akhirnya Vazra pun menurut dan masuk ke dalam rumah."Ohh... jadi kamu orang yang sudah membawa kabur putri saya!!" ucap Pak Evan sambil berkacak pinggang."Apa kamu tidak tau kalau saya adalah orang tua dari Vazra??" tanya Pak Evan."Saya tau ko," jawab singkat Dinda dengan wajah menantang.Pak Evan menatap Dinda dalam hatinya ia berkata, "Berani sekali anak ini sekarang." "Kenapa menatap saya seperti itu??? Heran kenapa saya masih bisa hidup sampai sekarang???" ucap Dinda dnegan berani."Kurang ajar sekali kamu Dinda!! harusnya kalau kamu sudah tau saya adalah Papah dari Vazra gak usah kamu banyak ikut campur. Apa jangan-jangan kamu mau menderita lagi!!" balas Pak Evan yang tidak mau kalah."Haaah
Read more
RENGEKAN KEMALANGAN
Sepulang mengantar Vazra, Dinda pergi ke mengunjungi rumah Rangga untuk bertemu Mamah Tari dan Papah Harto.Butuh kekuatan besar dan kelapangan hati untuk menemui mantan keluarga atau mungkin masih keluarga, tapi definisi keluarga yang ada pada diri Dinda tidak apa di keluarga Rangga karena mereka sendiri yang mengahancurkan arti keluarga tersebut. Tapat di depan pintu rumah Rangga ia lalu memencet bel rumah tersebut. Rumah dengan ukuran enam kali sembilan yang cukup layak huni, namun mungkin bagi kelaurga mereka ini sangat jauh dengan gaya hidup mereka yang mewah dulu."Sebenatar!!!" ucap seseorang dari dalam rumah, sepertinya itu adalah Mamah Tari karena tidak mungkin mereka memiliki pembantu."Dinda...." Ternyata benar Mamah Tari yang membuka pintu. Ia terlihat begitu bahagia melihat kedatangan Dinda."Masuk sayang!!" suruh Mamah Tari dengan lembut.Dinda pun masuk ke dalam rumah tersebut, desain rumahnya sederhana, namun terlihat nyaman dan rapi. Ini adalah gaya Rangga sekali."Du
Read more
MEMBINGUNGKAN
Saat Dinda akan pulang, Rangga datang, sepertinya ia baru saja pulang lembur dari kantor."Dinda...." panggil Rangga saat melihat Dinda yang sedang duduk bercengkrama bersama dengan mamahnya.Melihat Rangga pulang Dinda langsung buru-buru pamit, "Kalau gitu Dinda pulang dulu Mah!!"Namun Rangga mencegahnya."Tunggu." Ia memegang tangan Dinda."Lepas!!" pinta Dinda, namun Rangga tetap memegangnya dengan erat."Lepaskan aku Mas!!!" pinta Dinda kembali. Ia mulai berontak."Tunggu dulu!! Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan," ucap Rangga yang tidak melepaskan genggaman tangannya."Ada apa lagi Mas??" tanya Dinda yang sebenarnya sudah tidak nyaman berada di rumah tersebut."Ini tentang perceraian kita," jawab Rangga serius.Dinda yang tadinya menolak akhirnya mengiyakan permintaan Rangga."Kita bicara di sini aja atau mau di luar???" tanya Rangga."Terserah kamu saja!!!" jawab Dinda dengan sinis.Rangga pun mengajak Dinda ke halamana belakang, mereka menjauh dari Mamah Tari.Dinda pu
Read more
MEMANAS
Dinda  memutuskan untuk pergi dari rumah Rangga."Din.. tunggu!!" Rangga menarik kembali tangan Dinda."Mas udahlah, aku gak mau bahas ini lagi dan keputusanku sudah bulat untuk mengakhiri pernikahan kita," ucap Dinda."Tapi Din..." Rangga yang masih berharap Dinda mau merubah keputusannya."Mas harusnya sekarang kamu tuh persiapkan diri kamu untuk meyambut kelahiran buat hati kamu dan Fasha, bukan malah sibuk ngejar aku lagi!!" Dinda yang buru-buru masuk ke dalam mobil."Din... Dinda... DINDAAAAA!!!" teriak Rangga memanggil Dinda yang sudah pergi dari hadapannya.Rasa menyesal Rangga kali ini sudah tidak ada artinya lagi, meskipun dalam lubuk hati Dinda ia masih menyimpan perasaannya pada Rangga, namun rasa sakit hatinya lebih dalam. Dinda yang bisa bangkit kembali dan sembuh dari rasa sakitnya terhadap Rangga dan keluarganya mana mungkin kembali lagi pada keluarga mereka.***"Habis dari mana kamu??" tanya Rara penasaran
Read more
MARI BERSAING
Dinda hanya tersenyum mendengar pernyataan dari Rara, sekarang terlihat jelas jika Rara mulai menunjukan sikap tidak sukanya pada Dinda."Ternyata benar justru kita harus berhati-hati dengan orang terdekat kita," ucap Dinda pada dirinya sendiri.Ia lalu teringat jika Rara sempat menolak untuk memeriksa handphone para siswa, namun justru Vazra sendiri yang mengatakan jika banyak anak-anak yang justru memiliki foto dan video Dinda dan Andi saat itu."Sepertinya aku harus mulai wasapada pada Rara," batin Dinda.**** Setelah selesai jam terakhir Dinda langsung pergi dari sekolah. Di depan Andi sudah menunggunya.Andi melambaikan tangannya sambil menurunkan sedikit kacamatanya. Dinda menyunggingkan tawa di bibirnya melihat Andi yang berjalan menghampirinya."Ngapain?? Entar malah ada gosip lagi!!" sindir Dinda."Tenang aja!!! Kamu lihat aku gak sih," ucap Andi yang menghadapkan wajah Dinda ke hadapannya.Andi memakai kacamata hitam lengkap dengan maskernya."So artis banget sih," ledek D
Read more
SALAM PAMIT
Minggu ini adalah jadwal keberangkatan Andi dan Rangga ke Yogyakarta mereka akan mengurusi proyek yang sudah direncanakan sebelumnya.Rara pun berencana mengunjungi kediaman Andi untuk ikut melepas kepergiannya. Apa lagi Ibu Sarah terus menghubunginya untuk ikut bersama dengan mereka."Bu Vina saya mau ke rumah Pak Andi dulu, mamahnya terus menghubungi saya. Hari ini adalah keberangkatan Pak Andi ke Yogyakarta jadi saya mau ke sana dulu!!" izin Rara pada Bu Vina sebagai wakil kepala sekolah."Ohh... baik Bu, Ibu tenang saja silahkan menikmati waktu bersama keluarga Pak Andi," balas Bu Vina dengan ramah.Dinda yang mendengar hal itu bersikap acuh tak peduli meskipun sebenarnya ia kesal karena Rara selalu memamerkan dirinya yang dekat dengan keluarga Andi terutama Ibu Sarah."Kalau gitu saya pergi dulu yahh!!" pamit Rara.Ibu Vina pun mengangguk seraya memberi senyum. Rara pergi dan mengabaikan Dinda begitu saja. Beberapa hari ini mereka memang tidak bertegur sapa, ini karena masalah
Read more
BUKAN TAMENG
Setibanya Rara di rumah Andi, mereka menyambutnya dengan baik."Hallo.... gimana kabar kamu sayang??" sambut Ibu Sarah saat melihat Rara tiba.'Baik Mah, mamah sendiri apa kabar?" tanya Rara."Mamah juga baik, sangat baik sekali," jawab Ibu Sarah.Rara pun menyalami Pak Fero. Semua terlihat senang melihat kedatangan Rara, namun Andi terlihat biasa saja dan malah membuang muka saat Rara menghampirinya. Sikap Andi membuat Rara merasa aneh, karena tidak biasanya ia seperti itu.Rara mencoba mendekatkan diri, membantu Andi mengemas barangnya."Gak usah!! Kamu temani Mamah saja sana!!' Andi mengambil barang yang dipegang oleh Rara."Aku bantu Ndi!" ucap Rara agak memaksa."Gak usah!!" larang Andi kembali, namun Rara tetap memaksa membantu Andi karena kesal melihat Rara yang keras kepala Andi pun merebut dengan paksa juga. Sikap Andi tersebut membuat Rara bingung."Kamu kenapa sih??" tanya Rara penasaran dengan perlakuan Andi padanya."Gak papa, biasa aja ko," jawab Andi singkat."Kamu
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status