Bibirku tersungging kala merasakan gerakan halus bayiku, anakku, putraku dengan … Farhan.Mengingat hal itu, rasa ragu dan gamang menyurutkan senyum di bibirku. Aku tidak tahu apakah harus senang atau tidak? Semuanya terlalu tiba-tiba dan tanpa persiapan. Sepertinya tidak akan aneh jika sampai jiwaku ikut terguncang oleh kejutan ini.“Jangan mikir macam-macam, fokus sehat dulu saja,” tegur Farhan yang sudah kembali ke sisi brankar dan duduk di kursi khusus penjaga pasien.“Kamu nungguin aku sendirian?” tanyaku kemudian, karena memang tak ada orang lain lagi selain kami berdua.“Tadi rame, tapi sudah aku suruh mereka pulang, istirahat di rumah. Dina, mama, papa, ada ayah, ibu, sama Ezra juga,” jawab Farhan sembari kembali mengusap dahiku perlahan. Ternyata ayah, ibu, dan adikku juga sudah tahu.Entah bagaimana respon mereka setelah mengetahui kekacauan ini. Aku sudah bisa membayangkan betapa kecewanya ayah
Last Updated : 2023-02-20 Read more