All Chapters of Zahira (Bukan Inginku Jadi Madu): Chapter 31 - Chapter 40

88 Chapters

Rencana Masa Depan

Meeting berlangsung selama hampir dua jam. Begitu selesai, semua orang pun saling berpamitan, hendak kembali ke pekerjaan masing-masing, kecuali aku dan Farhan.Pria itu benar-benar menahan langkah ini untuk kembali ke kantor, malah ia juga dengan entengnya meminta izin pada timku agar aku diizinkan tinggal. Mereka yang memang sudah mengetahui hubungan kami sebagai suami istri pun sama sekali tidak keberatan.“Mau ke mana?” tanyaku saat pria itu menggandeng tangan ini menuju area parkir kantor, di mana mobilnya berada.“Sudah, ikut aja! Gak bakalan aku culik istri sendiri,” seloroh Farhan yang kubalas dengan memutar kedua bola mata malas.Kupikir kami akan berbicara di sekitar kantornya saja, tapi ternyata aku salah. Farhan terus menyusuri jalanan menggunakan mobilnya, hingga beberapa menit kemudian sampailah ke sebuah area perumahan.Lokasinya justru tak terlalu jauh dari kantorku, bahkan jika berjalan kaki pu
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Sama-Sama Keras Kepala

“Rencanaku pada awalnya adalah membawamu ke sini setelah lahiran, tapi sebaiknya dipercepat,” ujar Farhan mengajakku naik ke lantai dua.Pak Taufiq, pemilik lama rumah ini sudah lebih dulu pergi. Pertemuan kami hari ini juga dimaksudkan untuk serah terima kunci, meski Farhan telah melunasi rumah ini sejak beberapa waktu sebelumnya.“Apa Nayla sudah tahu?” tanyaku mengekor di belakangnya.“Belum,” jawab pria itu singkat. “Dia belum setuju.”“Aku pun begitu,” sahutku cepat membuat pria itu berbalik menatapku datar.Ia terdiam tanpa menimpali, tetapi pandangannya mengunci mataku lekat. Memang benar yang orang katakan jika sosok yang kita jumpai saat masih pacaran bisa menjadi sangat berbeda ketika sudah menikah.Begitulah yang kurasakan saat menatap Farhan saat ini. Dulu ia tak pernah menatapku setajam ini, bahkan saat aku kukuh ingin berkarir sebelum menikah hingga berakhir pada putus
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Sumber Keuangan Farhan

“Terus, kapan mau belanja interior?” tanya Farhan lagi.“Uangmu banyak, ya, Han?” Aku balik bertanya setengah menyindir.Baru saja ia kami melakukan program bayi tabung yang memakan biaya hingga ratusan juta, belum lagi harga rumah ini yang kutaksir di atas satu milyar meskipun kosongan, karena lokasinya yang strategis. Bahkan sempat kulihat beberapa bagian rumah juga baru direnovasi. Lalu sekarang ia menawari membeli interior yang pasti merogoh kocek hingga puluhan juta. Aku memang tidak pernah tahu bagaimana kondisi keuangan Farhan. Bahkan saat ia memberi nafkah bulanan yang angkanya hampir setara dengan gajiku sebulan pun aku tak pernah penasaran.Padahal, jika dipikir-pikir ia hanyalah seorang manajer. Gajinya mungkin tak jauh beda denganku. Tidak mungkin juga ‘kan ia memberikan sebagian besar gajinya padaku, meskipun Nayla sendiri juga stabil secara ekonomi?“Kalau cuma untuk menghidupi Kamu, Nayla, da
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Siapa Mereka?

Keputusanku masih tetap sama, kami harus berpisah sesuai tenggat waktu. Kenapa aku harus berbagi dan menjadi yang kedua untuknya, jika aku masih bisa menjadi yang pertama dan satu-satunya untuk pria lain? Meski aku tak secantik atau seseksi Nayla, bahkan statusku nanti berubah menjadi janda, tapi aku tak terlalu buruk. Meski tak bergelimangan rupiah, setidaknya aku bisa menjadi satu-satunya ratu di istana dan hati suamiku.Hanya itu yang kuinginkan. Nayla pun pasti mengharapkan hal serupa. Aku masih berharga dan layak untuk dicintai tanpa harus diduakan.Sunyi kembali mengisi kabin mobil yang mulai berebut jalan dengan mobil lain. Kuhela napas panjang dan berat. Aku tidak suka kemacetan, melelahkan.Farhan menyadari keluhanku. Diulurkannya tangan kiri yang kini bertengger di atas kepalaku. Dibelainya rambut ini pelan dan sesekali ia melemparkan senyum simpul.“Sabar!” ujarnya terdengar lembut.“Kok ambil jalur yang in
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Makan Malam yang Salah

“Hai!” sapa gadis itu begitu ringan.Mataku membelalak saat identitas kedua orang itu berhasil kukenali. Maka tak heran jika selanjutnya responku mungkin terkesan agak berlebihan.“Yura!” pekikku menyambut kehadiran kedua orang yang menghampiri kami.Gadis itu tersenyum lalu kami segera berpelukan seperti biasa. Tak lupa pula tawa sumringah dan antusias menyelimuti pertemuan malam ini.“Yura aja yang disapa? Kakaknya enggak?” tegur pria yang tadi datang bersama Yura, gadis yang masih berada di tahun keduanya di sebuah universitas swasta.Kami mengurai pelukan lalu menatap pria itu dengan senyum kecil. “Masih belum puas disapa sepanjang hari di kantor, Bos?” tanyaku bercanda.Pria itu memang bosku di kantor, Tristan namanya. Ia adalah tipe bos yang membaur dengan para karyawannya. Namun, ada sedikit perbedaan untukku.Tak bisa dikatakaan baper, karena kenyataannya kami memang lebih dari s
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Prinsip Hubungan Ala Zahira

Kedua kakak beradik itu melenggang pergi, semakin menjauh. Sesekali berbalik menatapku yang juga masih menatap kepergian keduanya. Lambaian tangan pun menjadi tanda perpisahan, begitu pula seutas senyum yang mengiasi bibir.“Sana kalau mau ikut!” Seruan Farhan mengalihkan perhatianku. Terdengar datar dan ketus, bahkan saat kami kembali bertatapan, ia memberikan sorot tajam dari mata yang sekelam malam tersebut. Moodnya tiba-tiba memburuk.“Boleh?” tanyaku bernada menggoda.“Ira!” sergah pria itu menggeram. Tatapannya semakin tajam, tapi malah membuat senyumku makin lebar. Ada rasa tak mampu terdeskripsikan dalam dada saat melihat kilat tidak suka dari mata Farhan. Aku berharap dia cemburu.“Seneng Kamu disamperin mantan sama adiknya?” tanya Farhan mengunci mataku.“Biasa saja,” jawabku tak acuh sembari mengedikkan bahu.Pria itu mendengkus seraya menyesap m
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

Menjenguk Anak dalam Kandungan

“Maaf kalau menyinggung, tiba-tiba aku ingat sesuatu. Dulu Dina sering curhat sama aku kalau dia gak akur sama Nayla. Kok bisa?”“Sampai sekarang pun mereka masih seperti orang asing, karena prinsipmu beda sama Nayla.” Farhan menganggukkan kepala lemah.“Prinsip apa?” tanyaku.“Tadi yang Kamu bilang, pernikahan itu adalah bersatunya dua keluarga, sementara untuk Nayla, dia gak peduli meskipun ada anggota keluarga yang gak suka, karena nantinya kamilah yang menjalani kehidupan rumah tangga,” ungkapnya seraya menghela napas panjang. “Bahkan dia juga gak berusaha mengenalkanku pada papanya, kecuali saat menikah dulu. Papa dan ibun sudah pisah sejak Nayla kecil dan dia gak pernah mau membahas tentang papanya setiap kali kutanyai. Katanya ‘yang penting kita sudah direstui’ begitu.”Kukatupkan bibir rapat-rapat tanpa menimpali kalimat panjang Farhan. Takut menyinggung. Memang banyak orang y
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

Usaha Mempertahankan Pernikahan

Seiring hari semakin berlalu, Farhan semakin menunjukan keinginannya mempertahankan poligami ini. Jika dulunya setiap larangan Nayla untuk mendekatiku selalu dituruti, kini tidak lagi. Meski diiringi adu mulut dan kericuhan, tetapi jelas terlihat usahanya untuk membuat dua wanita dalam satu rumah ini menerima kehadiran satu sama lain.Bagai memiliki anak kembar, segala sesuatu yang Farhan berikan selalu sama. Mulai dari nafkah, perhatian, hingga waktu. Pembagian hari untuk kami pun diterapkan berselang seling. Bukan tiga hari dengan Nayla, tiga hari denganku, lalu kosong satu hari seperti lirik sebuah lagu Jawa. Penerapan selang-seling juga supaya tidak ada celah kekosongan tersebut.“Jadi, begini rasanya digilir?” selorohku di suatu malam saat tiba giliran Farhan menghabiskan waktu denganku.Pria yang tengah duduk di atas ranjang sempitku itu mendengkus. “Digilir. Udah kayak berita-berita kriminal aja.”“Nayla belum pulang?&
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

Nayla Terluka

“Astaga!”Sejenak Farhan terperanjat, tapi tak butuh waktu lama hingga ia kembali meletakkan telapak tangannya di atas perutku. Meski terhalang oleh baju tidur, tetap saja gerakan bayi ini mampu ia rasakan.Ini adalah pertama kalinya pria itu merasakan pergerakan janin di dalam perutku. Biasanya pergerakan itu terjadi saat Farhan jauh dariku, sehingga aku tidak sempat memanggilnya untuk ikut merasakan. Nayla pun belum pernah menyaksikan momen ini. Aku bagaikan pencuri yang jauh lebih dulu merasakan keberadaan anak mereka, bahkan menikmatinya.Sayang, momen-momen seperti ini justru membuatku seperti merasa menumbuhkan ikatan batin dengan anak ini.“Dia gerak,” ujar Farhan dengan kedua sudut bibir yang terkembang.Mata pria itu berbinar, menunjukkan antusiasmenya yang tak mampu dibendung. Ia bahkan menempelkan pipinya pada perutku yang tertutup piyama satin sembari mengusapnya lembut. Ada rasa agak geli, tapi kubiarkan saja di
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

Sentilan Dosa

“Han,” panggilku di ambang pintu kamar mereka tanpa berusaha untuk masuk, karena sebelumnya memang belum pernah menginjakkan kaki di kamar itu.Sebelah tangan membawa ember berisi air es serta handuk bersih. Sebelah tangan lain membawa bungkusan obat serta segelas teh hangat. Niatnya supaya sekali jalan, tapi ternyata ribet juga.Farhan buru-buru mendekat dan mengambil alih barang bawaanku. Diletakkannya ember berisi es di sisi ranjang lalu mencelupkan handuk kering itu hingga basah lalu memerasnya. Aku tetap berdiri di ambang pintu sembari menyaksikan Farhan mengompres pergelangan kaki Nayla.“Masuk saja, Mbak!” perintah Nayla.Namun, aku menggeleng. “Kalian segera istirahat, aku juga mau ke kamar. Kalau butuh apa-apa, aku siap bantu.”“Makasih, Mbak.”Aku mengangguk seraya meninggalkan kamar mereka. Sebelum tangan ini membuka pintu kamarku, ternyata Farhan sudah lebih menahannya.&ldqu
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status