"Tunggu, Mas. Aku lagi datang bulan," kataku. Mencoba menghentikan tindakannya yang seperti drakula. Jexeon melepaskan gigitannya, terasa nyeri dan pasti berbekas seperti waktu itu. Dia menatap mataku, wajahnya masih es seperti biasa. "Memang kenapa?" tanyanya. Ntah polos asli atau hanya sok polos, aku tidak tahu."Nggak boleh gituan, dosa.""Kalau tidak datang bulan, boleh?" Pertanyaannya itu loh, membuatku salah tingkah. Terang-terangan dia minta jatah. Hal yang aku tunggu selama ini, yakni menjadi istri seutuhnya. Tapi setelah mendengarnya menanyakan langsung terasa memalukan."Boleh," jawabku merona merah. Menahan senyum. Dia tidak pernah minta imbalan apapun ketika menyediakan tempat tinggal dan memberiku pakaian. Bahkan saat sudah menikah, Jexeon tidak minta haknya sebagai suami. Aku merasa seperti tembus pandang, lebih tepatnya tidak dianggap ada. Terkadang aku sedih, ingin sekali saja aku merasa dia membutuhkanku. Menginginkan keberadaanku. "Tapi sekarang aku tidak tahan
Last Updated : 2023-02-10 Read more