Home / Fantasi / Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk: Chapter 131 - Chapter 140

144 Chapters

Panah dan pedang

Happy Reading."Jangan bohong!" tegas Damara dalam hati—karena jujur saja, ia ingin mengatakan hal itu kencang-kencang pada Arron. Tapi, ia masih tak bisa melakukan itu.***Setelah hari yang menyebalkan lewat, keberadaan Damara semakin tidak jelas saja. Pasalnya, ia jarang bertemu dengan mereka setelah hari itu. Dan hanya mendengar desas desus yang menyebalkan."Benar, katanya kutukan tuan Arron memburuk.""Tapi ku kira sudah ada obat yang mereka pegang?""Iya, tapi kayaknya. Para prajurit membicarakan masalah ini, katanya … Ada yang mencuri obat mereka tapi anehnya, tidak ada tindakan lanjutkan yang diambil. Baik tuan Arron maupun tuan Mycana sendiri."Seorang gadis terlihat takut. "Bagiamana kalau tuan kembali dan istri sementara kembali, bukankah cukup mengerikan?""Iya. Masalahnya keluarga Thalesacena tidak melakukan itu lagi. Jadi mungkin saja, targetnya adalah kita semua!"Topik yang menarik, yang bicarakan saat memasak bersama teman-teman itu menyenangkan dan menakutkan. Seme
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Menghancurkan harapan

Happy Reading.Pantas saja dia tidak keluar selama beberapa hari, ternyata kondisinya bisa membuat semua orang kembali ketakutan. Mungkin anak kecil akan menangis jika melihat Arron sekarang."Terima kasih." ucap Emerald. 'Terima kasih, terima kasih dan terima kasih' rasanya ia terus mendengar itu dari mulut wanita itu. Dan itu cukup untuk membuatnya kesal."Sebagainya kau diam, karena itu mengangguku Emerald.""Aku mengerti."***Saat makan siang pribadi, yang hanya di hadiri oleh orang-orang yang tahu siapa Damara. Dia terlihat tak napsu makan. "Makan ini berbeda, rasanya berbeda." ujarnya.Damara menghentikan makan. Mereka kini menatap Damara, lalu Damara sadar akan sesuatu. "Dimana Demus?" tanyanya langsung, karena akhir-akhir ini ia tak bisa menemukan keberadaan pria itu. "Apa dia tiba-tiba saja mati?""Damara!"Arron menatap Damara dengan tatapan penuh peringatan. "Kenapa, apa aku salah? Aku hanya bertanya dan juga sedikit bercanda.""Makanlah!" Pinta Arron dengan suara dan rau
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Menjadi biasa

Happy Reading.Setelah memperlihatkan kisah hidup Damara yang rumit, lalu membunuh pelayan itu. Kini Damara termenung di atas pohon bersama para Fay yang sedang menemaninya."Apa maksudnya ya. Aku punya dua anak yang hebat?" pikir Damara, masih mengingat dengan sangat jelas. Kata-kata pelayan itu yang mengatakan soal dua orang anak kecil dengan senyuman yang begitu pamit itu. Dia membuat Damara bingung."Menurut kalian apa?" tanya Damara pada para Faycon yang kini sudah bersahabat dengan Damara. Tapi mereka tak menjawab dan hanya bermain di sekitaran Damara, 'hah' Eos juga tidak kelihatan dan Lycus tidak menepati janjinya untuk bicara bersama. "Sebenarnya, mereka ada di mana?"Karena saat menyelusuri istana mereka tak ada di manapun, jawabannya hanya satu. Kediaman lama Arron, harusnya sekarang sudah terhubung. Meski jaraknya teta jauh dari istana utama.Tapi jika pergi sekarang?Karena penasaran yang tinggi, Damara memberanikan diri dan membulatkan tekatnya untuk pergi. Meski kepal
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Waktu yang tersisa

Happy Reading.Penjara mulai penuh. Berkat kontribusi Damara dalam istana, beberapa masalah telah di atasi dengan sangat baik.Popularitas Damara juga semakin meningkat di kalangan orang biasa, dan menisteriusannya di kalangan para penjahat yang mulai ketakutan dalam bertindak.Karena salah sedikit saja, maka mereka mungkin akan berakhir di penjara.Pukul 12 siang, Damara menghadap dengan kantong mat di bawah matanya yang terlihat sangat jelas kalau wanita itu tengah kelelahan.Kini menghadap tuan Mycana sebagai raja kota ini. "Ekhem, apa yang kau inginkan?" tanyanya langsung pada intinya."Istirahat, bagaimana kalau seminggu?" Damara menawar dengan wajah sumringah.Tapi tuan Mycana sepertinya tampak terkejut. "Kalau itu tidak bisa.""Aku tidak di bayar, jadi permintaan itu juga wajar. Anda mau membunuh saya atau apa?"Tuan Mycana malah berpura-pura tidak dengar, dan malah membaca kertas kosong dengan tatapan serius."Tentu saja saya tidak memiliki niat seperti itu, tapi jika Anda mau
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Melangkah mundur

Happy Reading.Memang benar, kalau Damara adalah dalang dari semua kejadian. Termasuk hilangnya obat Demus dan Arron, dia hanya ingin mereka terus sakit dan menderita.Memang tidak adil, ketika cinta di balas dengan kekejaman. Tapi itulah yang Damara inginkan.Jika di tanya apakah Damara membenci Arron? Maka jawabannya adalah ya, Damara membenci pria itu juga mereka semua karena menawarkan pelangi yang harusnya tak pernah ia lihat.***Malam ini. Kawasan hutan bagian selatan, Damara menyelusuri setiap tepat untuk mencari apakah ada keberadaan manusia atau tidak.Dan ternyata tak ada. "Huh, syukurlah. Faycon!" panggilnya, dan Faycon pun muncul di hadapannya."Kau memanggil kami?"Damara tersenyum. "Aku harus membawa kalian.""Bukannya kami harus melindungi daerah ini" Faycon itu terlihat sedih, tapi Damara tidak punya pilihan lain. Karena mungkin saja Faycon dihadapannya ini akan mengamuk dan mati jika sampai bertemu dengan tuan Mycana."Aku sedang melindungi kalian. Jadi jangan memban
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Bunga dan duri

Happy Reading.Melihat Arron dan kemungkinan Damara tidak bisa keluar dari tempat ini, Damara tersenyum sebelum menundukan kepalanya singkat pada Arron.Dan di setiap langkahnya, pegang muncul dari tangan Arron. Pedang yang membinasakan dengan aura, mungkin ini saatnya baginya untuk pergi ke neraka.Darah Mycana memang luar biasa ya. Namun di tengah ketegangan yang terjadi, seorang pria menerobos masuk ke dalam ruangan yang gelap penuh dengan sihir.Deg! Emerald membelalakan matanya saat melihat suaminya muncul di tempat ini, dan terlihat tergesa-gesa."Jangan bunuh, tuan saya mohon!"Dia mengeluarkan sesuatu dalam tasnya, obat yang taruh dalam botol kecil dalam jumlah yang cukup banyak. "Nona saya berhasil." ujarnya dengan senyuman penuh ketakutan.Yap. Damara sudah merencanakan saat ini, dan untungnya pria menyebalkan yang ingin sekali ia bunuh itu datang tepat pada waktunya."Saya juga membawa surat cerai, jadi saya mohon. Lepas segel sihirnya, ya."Lycus kembali sebotol, lalu ia
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Hampir sempurna

Happy Reading."Saat bersama dengan As, aku tidak menyaka kalau akan merasa berbeda. Seolah menjadi orang lain. Apa mungkin, hanya dia saja yang melihatku dengan tatapan penuh waspada dan menerima segala kekuranganku?" pikir Damara membatin.Jika kalian berkata kalau ini adalah cinta, maka jawabannya adalah tidak. Ini bukanlah cinta.***Dan itu adalah masalahnya. "Aku perhatikan, kau tidak betah di dalam istana? Ada apa?" tanya Arron, sibuk membalikan lembaran demi lembaran kertas di tangannya dengan teliti.Sementara Damara hanya menghembuskan nafasnya kasar. "Sejak kapan menjadi urusanmu?""Kau disini karena aku yang memintanya, jadi kau juga tanggung jawabku.""Aku tidak akan mati semudah itu!""Yang ku lihat tidak begitu."Damara tersenyum sinis. "Aha, apa sekarang Anda sangat cemas denganku? Mengingat aku hampir saja mati di tanganmu. Jangan pikir aku tidak mengingatnya, setiap mata yang menatapku seperti musuh. Naif sekali kalau kau sekarang mengkhawatirkanku!" terang Damara ta
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

Mencoba menghentikan permainan

Happy Reading.Di ruangan Arron, Damara menatap tajam pria itu. "Kau pikir aku seekor anjing?" tanyanya marah pada Arron, sebab ia menarik tubuh Damara dengan kekuatan aura yang terlihat seperti sedang menjerat seseorang. "Hei, kenapa diam saja?""Damara, kau tidak mematuhiku." Damara mengerutkan keningnya. Lalu tersenyum sinis pada pria itu. "Mematuhi, sejak kapan perintahmu menjadi mutlak bagiku? Aku bukan wargamu, karena dari segi apapun aku berbeda. Tidaka kan pernah sama denganmu, jadi berhentilah mengekang seolah aku adalah milikmu.""Kau memang milikku sekarang."Deg! Damafa terpaku di tempatnya, pikiran dan perasaannya tiba-tiba saja menjadi aneh.Arron kini menatap Damara dalam-dalam. "Aku tidak suka kau bersama dengan orang lain selain aku?""Kau gila?""Ya.""Arron!" "Apa?" tanya Arron dengan suara lembut, tetapi mengapa tatapannya begitu tajam. Ia menatap Damara seperti melihat mangsa yang telah di lepaskan tapi malah mengigitnya diam-diam—perlahan Arron mendekati Damara
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Tidak kembali

Happy Reading."Kenapa?"Satu pertanyaan itu membuat Damara menarik tangannya dari tangan Arron, kini ia benar-benar malu. Karena arwahnya baru saja kembali ke dalam tubuhnya, yang otomatis sadar sepenuhnya."Kau?""Damara?"Kemudian menoleh ke arah sudut lainnya. "Kalian!" bingungnya saat melihat ruangan yang harusnya kosong, kini di penuhi oleh wajah-wajah yang begitu ia benci dan hindari selama beberapa saat yang lalu.Lalu pandangannya kini tertuju pada ornamen dinding dan papan tulis yang identik dengan karakter mereka masing-masing. "Ini … maaf masuk tanpa izin, saya permisi." Pamitnya.Namun sesaat sebelum ia melangkah pergi, Arrin tentu saja menghentikan Damara. Ia malah mengandeng tangan Damara dan membawanya ke kursi yang menghadap meja yang penuh dengan makanan juga es yang sudah mencair."Makan!" Titahnya. Sementara Damara hanya duduk memandang mereka dengan tatapan aneh.Hah. Lagi-lagi ditatap dengan tatapan yang sama. "Sampai kapan kalian akan menatapku dengan tatapan se
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Dalang dari semuanya

Happy Reading.Dia—Damara, kini di terima sebagai bagian dari anggota prajurit pertahanan dan namanya mulai semakin besar di kalangan masyarakat.Namun ada juga yang menatap Damara dengan tatapan tak suka, sebab ia mewarisi kekuatan Faycon yang harusnya sudah musnah.Seorang pria berkumis mendekat. "Entah keberuntungan atau anugrah, kami akan selalu mengawasiku." Teguran yang cukup berarti. Tapi Damara tak peduli akan apa yang mereka bicarakan sekarang tentangnya, karena yang ia tahu bahwa yang membelanya jauh lebih banyak dari yang membencinya.Sebuah tangan menepuk pundaknya pelan. "Mikael?" Damara tersenyum pada pria yang sudah banyak berubah itu, dengan pakaian zirah dia tampak luar biasa sekarang."Haruskah ku potong lidahnya itu?"Deg! Damara membulatkan matanya singkat, sebelum memukul pelan Mikael. Tertawa singkat sebelum Damara menarik pedangnya. "Ide bagus." ucap Damara.Namun Lycus dan Draxan muncul disamping dua orang itu dan menghentikan mereka berdua. "Ekhem, jangan mac
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status