Home / Fantasi / Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk: Chapter 91 - Chapter 100

144 Chapters

Dendam dan masa lalu

Happy Reading.Bukannya hubungan mereka semakin membaik, kian hari. Mikael dan Damara sudah seperti musuh bebuyutan. Ternyata, perbicaraan Damara dan Mikael saat itu menyingkung hatinya.Dan membuat ia sangat membenci adiknya sekarang."Apa yang kalian bicarakan sampai hubungan kalian seperti ini?" Tapi Damara yang baru saja sampai dari tempat yang tidak mereka ketahui, kelayapan seperti bukan seorang Nona bangsawan saja. Dia, hanya mengabaikan ayahnya dan bahkan tak menatap Mikael sama sekali.Tersenyum sinis. Damara memilih masuk ke kamarnya, tapi saat ia berada di tengah-tengah tangga. Tubuhnya tumbang, dan saat Mikael berhasil menjaga tubuh Damara agar tak jatuh dengan memeluknya.Uhuk!Damara muntah darah, tetapi bisa-bisanya ia malah tersenyum sinis pada Mikael. Sebelum kesadarannya menghilang perlahan-lahan."Ke kamar!"***Saat disinar matahari menembus cela-cela jendela, menyinari wajah Damara. Gadis yang sedang tertidur itu akhirnya sadarkan diri."Kau berkelahi?"Malah disa
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Hidup dan mati

Happy Reading.Hidup? Tidak ada yang meminta untuk dibangkitkan kembali. Itu bukan keinginannya, tetapi keinginan orang lain. Berharap kalau semuanya akan baik-baik saja, padahal yang merasakan bukanlah dia. Dan tidak akan pernah menjadi dia."Ini hidupku, lalu kenapa…."Damara mengepalkan tangannya kuat, matanya berkaca-kaca. Tetapi tidak ada yang tahu arti tatapan Damara. Batinnya, dia—hanya marah pada sosok yang hanya diam sebagai penonton seolah-olah tujuannya berhasil. "Tidak!" ucap Damara dalam hatinya. "Aku sudah mati, sejak awal, pertengahan dan pada akhirnya juga sudah mati. LALU KENAPA?!""kita bicarakan ini kantor, Damara kau tidak punya bukti," tapi belum sempat melanjutkan kata-katanya. Arron terdiam, saat melihat Damara dengan emosi yang coba ia tahan. Seakan sedang berperang dengan sesuatu. "Damara…."Tapi tanpa mengatakan apapun. Damara tiba-tiba pergi dari tempat tersebut dengan kecepatan penuh, dan disaat itulah Arron mengikuti. Namun di pertengahan hutan pantai di p
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Kebangkitan kembali

Selamat membaca.Tiga hari bersembunyi dari dunia luar, Damara tampaknya baik-baik saja saat tinggal bersama dengan Draxan."Tubuhku terasa lebih ringan." Draxan tersenyum, menuangkan teh pada cangkir Damara. "Itu karena aku," ucapnya dengan nada penuh kebanggaan. Damara mengukir senyum.Menyeruput teh hijau pemberian Draxan. Dan Draxan tersenyum senang karena Damara menerima dirinya sebagai bagian dari rencana. "Aku tidak pernah menyangka kalau aku akan berada dekat denganmu."Damara menghentikan niatnya untuk meneguk. Ia tersenyum sinis. "Kau senang?""Tentu saja. Akhirnya aku bisa mengalahkan Lycus," kini Draxan meraih tangan Damara. Mengecupnya singkat, "kau tahu aku selalu iri saat hanya nama Lycuslah yang kau sebut dan mengatakan semua rencanamu padanya. Dan aku tidak!"Damara membiarkan Draxan bicara. "Tapi sekarang berbeda." Senyumannya menunjukan kepuasaan."Kau ingin menjadikanku sebagai alat, untuk menghancurkan Hilike.""Tentu saja tidak. Aku ingin menawarkan diriku untu
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Tujuan hidup

Happy Reading.Pada pesta perayaan hari ulang tahun kota pertahanan Cael yang ke-2000, yang akan diadakan malam ini benar-benar membuat Arron marah."Ayah ingin kau menghadiri pesta." Sambut sang ayah yang memang sengaja menungu putranya yang sedang sibuk melakukan pencarian pada putri keluarga Thalesacena.Arron merespon dengan hanya tersenyum.Tuan Mycana mengecap mendesah kasar. "Ayah tahu tanggung jawabmu, tapi ini juga tugasmu Arron. Hadirlah, karena kau pewaris Hilike dan mempererat hubungan dengan kota pertahanan adalah hal yang harus dan wajib kau lakukan."Kini Arron menatap ayahnya sinis. Tapi tak berani menentang perkataan ayahnya, lagipula masih ada Mikael yang akan melanjutkan pencarian.***Tetapi di Archae, kediaman Thalesacena. Mikael terlihat sedang menahan aura iblisnya dengan kepala yang tertunduk ke bawah."Tapi aku sedang mencari adikku.""Kau adalah penerus keluarga Thalesacena, jadi adalah kewajiban. Soal adikmu ayah yang akan mengurusnya." ucap tuan Arastos se
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Persaingan yang panjang

Happy Reading."Apa kau berniat untuk mengasingkan diri?" "Kelihatan ya?" Sang ayah hanya bisa memijit dahinya atas permintaan yang sangat jauh dari sifat asli Damara, yang penakut dan menyukai kemewahan.Haruskah ia senang sebagai ayah?"Apapun, kecuali tinggal jauh dari keluarga. Kau … kalau sampai ibumu mendengarkan ia pasti akan sakit hati."Mata Damara menajam. "Setidaknya aku tidak mati!"Kini mereka semua menatap Damara serius, karena setiap ucapan Damara mengandung peringatan dan konsekuensi yang ia buat secara jelas. Untuk mengindari mereka semua—sedang mereka masih tidak tahu, mengapa Damara ingin menjauh dari mereka."Damara, cobalah menenangkan dirimu sendiri. Ayah tahu kau marah, tapi berpisah dari keluarga bukanlah jalan yang benar.""Lalu apa bedanya dengan mengirimku ke pelatihan pertahanan kota, bukankah itu agar kita terbiasa melakukan semuanya sendiri?"Ayah diam. Tak membatantah ucapan putrinya, sebab memang itu tujuan pelatihan. Tapi dalam konsep Damara berbeda
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Yang bukan miliknya

Happy Reading.Damara telah menerima elang yang kirim bersama pesan yang dimaksud, dan tanpa pikir panjang. Damara melesat keluar dari kediaman—dan hal itu Mikael harus mengejar.DUAR!Yap. Damara menghancurkan tembok kamarnya sendiri, membuat lubang yang besar disana. Meski mereka tak tahu asal kekuatan yang Damara punya—pasalnya, bagaimana bisa seorang putri yang hanya tinggal dirumah, yang tidak menjalani pelatihan tingkat apapun. Mampu mengeluarkan kemampuan yang begitu stabil."Sial!" gumam Damara, ia berlari menuju kereta kuda yang akan datang memasuki Arcahe.Namun saat ia sampai.Hosh!Hosh!Hosh!Ia berhadapan dengan Arron, tapi Arron tidak memiliki surat itu. Tapi Demuslah yang memilikinya—sebab Damara dan Arron baru saja sampai.Diikuti Mikael. Damara tiba-tiba saja berlutut. "Tuan Demus yang terhormat, itu milik saya. Bisakah saya mendapatkannya kembali?"Deg!Semua mata kini tertuju pada Damara yang sedikit berbeda. Memohon? Padahal beberapa waktu yang lalu, Damara melih
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

Mimpi yang nyata!

Happy Reading.Kota Archae. Kediaman Thalesacena. Terdengar suara penuh amarah menggelegar di setiap sudut ruangan."Damara cukup, jangan seperti ini. Ayah tidak senang melihatmu begini?"Tapi Damara hanya tersenyum sinis menatap ayahnya, dengan nafas yang tersegel-segel.Bagaimana tidak. "Latihanmu sudah berakhir!""Belum!" "Damara ayolah.""Aku harus bisa menguasai teknik agar semuanya cepat berakhir.""Ini membunuhmu Damara.""Harusnya pikirkan itu sebelum memasukan ku ke tempat yang tidak aku inginkan."Sang ayah—tuan Arastos mengusap wajahnya gusar, ia tidak menyangka kalau Damara akan melewatkan makan malam dan jam tidur untuk melakukan pelatihan."Ayah ingin aku kesatria, maka aku akan akan mendapatkan gelar itu dan membuat ayah bangga memiliki putri yang menyukai perempuan!" ***Esok harinya, rasa lelah, sakit kepala, menghampiri Damara seperti serangan yang menyakitkan.Lycus mendapatkan laporan itu. "Bukankah kita harus latihan sekarang?" tanya Damara bersikap seolah ia se
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

Tembok yang tinggi!

Happy reading.Kehadiran Mikael membuat Damara dan Arron menghentikan ucapan mereka. Damara tersenyum. Arron menatap tak senang ke arah Mikael yang datang di saat yang sangat tidak tepat."Kau belum pulang, ja—jadi aku hanya khawatir. Ayah dan ibu juga khawatir Damara.""Haruskah aku melanjutkan pelatihan ini? Aku tidak menyukai setiap detik di tempat ini."Arron melirik ke arah Damara yang tampaknya sangat tidak menyukainya, meski mereka sudah bicara cukup lama bicara tapi.Esok adalah hari ulang tahun pernikahan ibu dan ayah, kau bisa istirahat.Damara tersenyum. "Benar ya istirahat.""Ya."***Esok harinya, Damara menatap nyalang ke arah cermin yang menampakan wajah cantiknya kini sedang di rias dengan begitu elegannya.Matanya berkedut karena kesal. "Keluar!"Para pelayan yang gemetaran saat mendapatkan tatapan membunuh dari Damara memilih untuk keluar, dan ini menjadi masalah."Nak, kalau kau menatap mereka begitu. Bagaimana kau bisa selesai merapikan diri sebelum pesta datang?"
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

Kepunyaan dan permusuhan

Selamat membaca.Berulang kali menyesal, dan berulang kali percaya pada orang lain. Seharusnya hal itu tidak harus ia lakukan. "Aku tidak menyukai kesempatan ini." Pikir Damara.Dalam sel penjara, ia menatap telapak tangannya sendiri. Ramping dan sangat lemah, tidak ada kuku panjang dan bekas luka permanen disana."Hah!"Draxan menatap Damara menyesal dari sel penjara sebelah, mereka ditempatkan terpisah. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa saling bicara dan bersentuhan."Maafkan aku.""Untuk apa minta maaf, kau sama sekali tidak berguna."Draxan terkejut. Ia mengambil wajah serius, "kau ingin membuangku?" Draxan bertanya dengan nada dingin dan tajam.Memijit dahinya, Damara mendengus. "Tidak." Jawab Damara.Draxan pun memperlihatkan senyuman tulusnya. Matanya sampai tertutup dibuatnya. Tapi alis Damara mengerut. Pasalnya, setelah hari itu. Ia tak pernah bicara lagi dengan sang Dewi pemilik tubuh yang asli."Jangan bilang ia menghilang," gumam Damara. Tangannya mengepal karena geram
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

Amarah dan rasa sakit

Happy Reading.Hari pertama bekerja, Damara dan Draxan ditempatkan di lokasi yang berbeda. Meski agak kesal, tapi Damara tidak marah secara berlebihan dia hanya. Diam."Kalau kau diam saja, mungkin orang lain akan berpikiran buruk."Damara tersenyum sinis. Masih mengabaikan Arron—padahal mereka pernah bersama-sama dulu.Dia murung lagi. Arron menghembuskan nafasnya kasar, entahlah tapi saat melihat wanita itu murung ia tidak senang. Mengawasi area perbatasan. "Tidak ada apapun disini!" "Ya." "Bagaimana kalau kita masuk sedikit lebih dalam?" saran Arron."Em." Meski setuju tapi cara Damara mengabaikannya benar-benar terlihat sangat jelas.Mengbaikan, Arron berjalan duluan untuk menuntun langkah Damara agar tak tersesat di hutan—meski ia tahu kalau Damara tak membutuhkan hal tersebut, karena pastinya tempat ini harusnya tak asing baginya.Menyusuri hutan, Damara membuat jarak di antara keduanya. Arron hanya menghembuskan nafasnya kasar, tak bisa berbuat apa-apa karena hubungan mere
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status