Semua Bab Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk: Bab 81 - Bab 90

144 Bab

Bunga yang harus disingkirkan

Happy Reading.Melihatnya sama halnya seperti melihat ribuan bunga yang indah dan membuat hati tenang, seakan ada surga baru di dunia yang kejam ini. Tetapi semakin jauh mata memandang, lama-kelamaan durilah yang terasa.Tidak indah, tidak terlihat. Tersimpan rapi diantara indahnya kelopak dan warna, tetapi bisa dirasakan.Pagi. Ketika matahari baru saja bersinar, seorang tamu datang berkunjung dan ingin bertemu dengan Arron.Tok!Tok!Tok!Arron yang sedang menidurkan Damara, segera bangkit dari tempatnya. Tapi tak lupa untuk memberikan kecupan singkat pada dahi Damara.***Di ruang tamu. Semua orang terlihat waspada, karena kedatangan seorang pria dengan pakaian perang. Berlumuran darah di pedangnya, tengah duduk di sofa putih dengan raut wajah santainya.Tap!Tap!Tap!Dia bangkit saat Arron datang. "Tuan Arron, pewaris Hilike. Senang melihat Anda!" Dia hormat, tetapi serigainya sangat jelas kalau ia menaruh dendam pada pria bernama Arron itu."Siapa?""Siapa?" Ulang pria dengan su
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya

Dicintai dengan sangat hebatnya!

Happy Reading.Taman Despina. "Dia cinta pertamamu Damara?" tanya Arron sembari berjalan disamping Damara yang hanya memandang ke arah depan dengan tatapan tajam."Tidak.""Tidak?""Bagi Damara, dia bukanlah cinta pertama. Tapi orang yang harusnya mati secara mengenaskan. Tapi bagi Zehya, dia adalah cinta pertama." ungkap Damara.Arron menganggukan kepalanya, tangannya meraih setangkai bunga berwarna pink. Lalu diubahnya menjadi warna keunguan dengan kekuataannya—itu karena ia tahu kalau Damara tidak suka warna yang terlalu mencolok."Jadi siapa cinta pertama Damara?""Jujur, aku tidak tahu. Tapi bagi Faycon, dia ada di sampingku. Memberiku bunga, dengan tatapan sedalam lautan." ucap Damara dengan senyuman menggodanya. "Terima kasih Arron.""Sama-sama istriku."***Dari kejauhan, seseorang sedang menatap ke arah Damara dan Arron. Lalu ia tersenyum sinis setelahnya."Hei kau! Kapan kau akan pulang? Ini bukan kotamu, dan kotamu butuh pemimpinnya. Jadi kenapa Anda tidak pergi pergi saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya

Warna yang memudar

Happy Reading.Dia kira berhasil. Ternyata gagal ya. Jadi sudah? Sampai disini saja kisah Faycon dan tuan terkutuk di kota Hilike yang benci tapi juga ia cintai itu?"Sayangnya ini belum selesai!"Sebuah suara membuat Damara menoleh ke arah belakang. Dan disana, dia mendapati cerminan dirinya sendiri. Bukan, tapi Damara yang sebenarnya."Ya, sudah berakhir dan tetap akan begitu." tegas Damara penuh penekanan.Tapi Damara dengan wajah yang begitu ceria itu malah tersenyum seperti anak kecil. Berkata, "karena kamu aku tidak bisa pergi ke tempatku dengan benar!""Kau menyalahkanku anak kecil?" Mata Damara melotot."Itu tubuhku, harusnya aku masih hidup. Tapi ya. Ini pilihanku, tinggal di tempat di antara hidup dan mati. Kesepian dan hanya bisa mengawasi semua tindakan kurang manusiawi yang kau lakukan!" Tuduhnya.Damara tersenyum sinis. Dia mengangkat satu alisnya menatap anak kecil itu dari atas kepala sampai ujung kakinya dengan tatapan sinis. "Itu menyenangkan!""Itu salahku.""Karena
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya

Lahir baru

Happy Reading.Wush!"Memulai perang hmmm!" gumam Damara diluar kamar, lebih tepatnya pada balkon kamarnya yang cukup luas. Dan penyangganya saja bisa diduduki, tapi Damara memilih untuk berdiri di atasnya. Seakan ingin bunuh diri di siang hari. Para pelayan yang melihat Damara malah tersenyum mengejek. "Tolong jangan kotori halaman Damara!" tegur mereka tanpa embel-embel Nona.Wah. Ternyata miris juga nasib gadis muda bernama Damara yang baru ini, bahkan cara bicara mereka sudah cukup membuktikan kalau tidak ada rasa hormat pada putri sulung keluarga Thalesacena.Ditengah cekikikan dan cemooh, Damara tiba-tiba saja melompat. Tetapi ia mendarat dengan sempurna. "Ah, karena Arastos tidak pernah membelaku sebagai putrinya. Kalian bisa tertawa begitu hm?"Mereka terlihat angkuh. Meski, beberapa saat yang lalu mereka cukup kaget. "Sebagainya kamu kembali ke atas tempat tidur.""Ya. Benar seharusnya aku kembali ke atas tempat tidur dan membiarkan kalian bekerja untuk mendapatkan harta. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya

Serpihan yang masih ada

Selamat membaca."Arron!" ucap Damara dalam pikirannya, dan saat mata mereka bertemu. Itu benar, di hadapannya saat ini ada Arron. Benar-benar Arron yang itu, Arron yang telah merencanakan pemusnahannya.Katanya cinta. Tapi malah dihancurkan dengan begitu hebatnya, Damara akan berbohong jika bilang ia tidak marah. Pecahan kaca itu masih berserakan, dan sekarang. Dia belum siap untuk menerima pecahan lainnya!"Nona Damara, kami mencoba membantu Anda….""Jangan bantu, itu tidak akan berhasil! Jadi berhentilah, karena itu tidak mengembalikan APA YANG SUDAH HILANG!"Mereka terdiam. Entahlah, tapi api kemarahan Damara yang tiba-tiba meledak membuat mereka kebingungan."Maaf menutup mata atas masalah Anda, tapi bukannya ini juga salah Anda yang tidak bisa berbaur dengan baik.""Anda menyalahkan saya?""Anda membentak saya untuk pertama kalinya disaat yang lainnya sepertinya sulit untuk melakukan itu!" ingat Arron, tapi Damara hanya tersenyum sinis. "Anda juga, sedikit berbeda!" Mata Arron
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya

Boneka dalam permainan dunia

Happy Reading.Nyatanya pelukan yang begitu tulus. Tak mampu membuat Damara tenang, meski menangis. Akan tetapi Damara tetap berjalan menujuh dari mereka tanpa memandang ke arah belakang, ia hanya fokus pada hati dan perasaannya yang terluka.***Di persimpangan jalan, Damara mengambil jalan yang berlawanan dari rumahnya.Sontak saja Mikael buru-buru menghentikan Damara atas jalannya yang salah."Jalannya salah Damara!" tegur Mikael. sambil menahan pergelangan tangan Damara.Tapi sekali lagi Damara menghempaskan tangannya dari tangan Mikael dengan kasar. "Lepas!" Menatap Mikael dengan alis yang terus menyatu ke bawah. Tanda, kalau suasana hati Damara sedang tak baik-baik saja. "Jalanku tak pernah salah, menurut pemikiran ku sendiri!" sambung Damara menjauh dari tempat tersebut.Dan saat Mikael ingin mengejar Damara, Arron menghentikan Mikael begitu juga dengan sang ayah, Arastos. Yang meanggukan kepalanya pada Mikael, untuk menuruti permintaan Arron.***Sementara itu, Damara yang ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-21
Baca selengkapnya

Keinginan sang Faycon

Happy Reading.Damara yang mereka kenal tak akan pernah mau mengaduh atau melakukan sesuatu yang memberatkan mereka. Harusnya Damara menjadi sosok yang lemah lembut, dan bukannya menjadi sosok yang keras dan tegas seperti ini.Semua pun berlutut di kaki tuan Arastos. "Tolong jangan pecat saya, saya punya banyak anak dan suami yang harus saya urus." Lagi. "Kami tidak punya tempat tinggal…."Tetapi permohonan yang berisikan air mata itu justru tidak dipedulikan oleh Damara. Muak, Damara memilih untuk meninggalkan ruang makan.Sebab semuanya adalah keputusan ayahnya, yang adalah kepala keluarga Thalesacena saat ini.*** Esok harinya.Tuan Arastos benar-benar melakukan apapun yang Damara inginkan, dengan memecat semua pelayan yang bekerja di bagian dapur dan taman.Namun Damara bukannya berterima kasih, ia malah kelayapan keluar rumah. Dan membuat sosoknya sulit untuk di temukan.Ternyata, Damara sedang jalan-jalan di kota utama Hilike."Ah, ternyata sudah semaju ini!" Mata Damara menera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Jadi yang selamanya

Happy Reading.Kota Hilike, bagian gunung Delmare. Terlihat dua orang pria dengan tubuh gagah dan wajah rupawan, sedang memandang sedih ke arah makan bertuliskan. Damara Eos Mycana, istri Arron Cerberus.Dia—Demus Lardtana, kini memandang Arron Cerberus dengan tatapan dalam. Namun senyumannya mengartikan kesedihan. Bagaimana tidak, pasalnya Arron sedang menatap makam Damara dengan tatapan ribuan kerinduan yang belum terobati."Terima kasih, karena sudah menjadi cinta pertamanya Damara." ucap Arron—ternyata sudah lama ia membangun persahabatan dengan kota tetangga. Wilayah Sarvan, kota Arv. Dan pertemukan lagi, oleh nama yang sama. Yang kini telah tiada.Demus tersenyum sinis. "Aku memang cinta pertamanya, tapi kamu yang akan jadi selamanya. Bukan Demus Lardtana, tapi Arron Cerberus Mycana." Setelah mengatakan itu, Demus yang sedang dalam kunjungannya menepuk pundak Arron singkat. Sebelum pergi dari lokasi tersebut.Dan tanpa mereka duga, ada yang sedang mengawasi mereka dibalik poho
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Sedih yang penuh dendam

Selamat membaca.Pemakaman Emerald. Barat dari kota Archae, disitulah Damara. Dengan ribuan amarah dan kebencian yang ia lupakan pada pepohonan yang ditanam beraturan disana.Para Fay yang menjaga lingkungan pemakaman tiba-tiba saja berubah warna. Menjadi kuning—Kini para Fay telah berevolusi dan cukup banyak. Bahkan di kota Hilike juga populasinya cukup banyak sekarang.Mahkluk yang disebut para peri itu melihat Damara dengan warna kuning yang berarti keterkejutan.Damara menatap para Fay dengan ribuan kesedihan dimatanya. Berkata, "pada akhirnya, yang menjaga akan kalah dari yang merawat!" Ucapnya pada para Fay sembari menutup matanya."Sedih apa yang kau lampiaskan dengan memusuhi semua orang?" Arron. "Kau mengikutiku? Anda, tidak punya pekerjaan lain?" Damara tidak suka pria itu."Apa kehadiranku menjadi masalah?""Ya. Mengikuti yang salah bisa membuat seseorang kehilangan segalanya!" Arron terkejut lagi. Lalu ia tersenyum sinis atas ucapan Damara barusan. "Aku tidak tahu sebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Lelah yang berbeda

happy Reading."Kau menyebrangi pulau hanya untuk berenang Damara?!" tuan Arastos sebagai ayah Damara jelas sekali sangat marah pada putrinya itu. "Setidaknya itu lebih baik dibandingkan menyebrangi alam.""Apa yang kau katakan?" Entahlah, tetapi semua ucapan yang Damara katakan mengandung arti yang berbeda. Dan mereka semua sadar akan hal itu—tuan Arastos menghembuskan nafasnya kasar. "Kau ada hubungannya dengan para Fay?""Tidak.""Aku meragukan ucapanmu!" tandas Demus."Memangnya, ucapan mana yang pernah kau percaya?" tanya balik Damara, tetapi matanya tak tertuju pada Demus. Melainkan pada Arron Cerberus yang juga memandangnya dengan tatapan yang sama. Penuh rasa curiga. Sebelum tangan Mikael menyadarkan Damara dari pikirannya. "Maaf, tapi aku tidak mengetahui apapun. Fay dan segala masalah kalian. Aku tahu dan tidak ingin tahu."Setelahnya Damara beranjak dari sofa, akan tetapi tubuhnya kembali jatuh di atas sofa karena kekuataan Arron."AKU LELAH!" bentak Damara, saat kekuataan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status