Home / Fantasi / Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Sementara untuk Tuan Terkutuk: Chapter 121 - Chapter 130

144 Chapters

Penguasa malam

Happy Reading."Hiksss, pembohong, jahat, harusnya aku tidak percaya padanya, ha—harusnya huaaaa!"Dia menangis tersedu-sedu karena membuat semua orang akhirnya terluka lebih cepat. Dia juga menyesal karena mempercayai perkataan orang yang jelas-jelas merupakan seorang penjahat."Panti asuhan." ucap Damara singkat sebelum meninggalkan Eos sendirian sembari tersenyum smirk.Tapi Eos tidak percaya lagi.Dan itulah yang Damara inginkan, setelahnya Damara ke langit asuhan untuk memberikan obat Eos pada kepala panti asuhan."Anda kembali.""Ya, aku membawa sesuatu yang mungkin bisa membantu untuk memperpanjang hidupnya. Tapi ini tidak gratis?""Apa yang kau inginkan?"Damara mengakat satu alisnya ke atas. "Kalau aku meminta uang dan panti ini kau akan memberikannya?""Nona, saya tidak bisa.""Kalau begitu jangan bertanya, karena biasanya aku mengambil sesuatu yang sangat berharga, mengikatnya lalu membuangnya dengan bekas yang tidak akan pernah hilang!" jelas Damafa dengan raut wajah yang
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Warna tambahan

Happy Reading.Gunung Delmare. Damara membawa Eos yang tidak melepaskannya, jadi ia tidak punya pilihan selain membawa anak itu kabur untuk sementara waktu."Kau bocah yang menyebalkan!"Damara hendak pergi, ia ingin meninggalkan anak kecil itu di hutan karena Mikael pasti bisa menukan anak itu. Namun Eos hanya diam saja dengan wajah murungnya dan bukannya takut atau merengek ingin ikut."Kau tidak berniat membunuhku, kenapa kau malah menyiksaku dan keluargaku. Memangnya Eos salah apa? Eos tidak melakukan apapun, apa karena Eos menyapamu saat itu?" tanya Eos, dia menangis lagi."Sebagai seorang anak laki-laki kau begitu cengeng, sangat tidak pantas menjadi tuan muda. Lemah, sakit dan merepotkan!""Kenapa kau selalu mengatakan hal yang sama, padahal Eos tidak pernah meminta semua ini. Kenapa jadi Eos!" Ya. Anak itu benar-benar marah sekarang.Wush!Entahlah tapi air mata Eos yang seperti itu, mengingatkan Damara pada dirinya sendiri."Ya, takdir memang gila kan." Damara memeluk Eos. "M
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Satu-satunya yang tidak bertumbuh

Happy Reading.Malam ini memang sangat indah, tapi tidak bagi mereka. Begitu juga dengan Eos, anak tertidur sendirian di kamarnya. Bermimpi buruk, dan panas."Astaga, sepertinya kau akan mati!"Damar datang dengan menggunakan topeng yang ia beli di pasar tadi. Dari hidungnya ia bisa mencium aroma herbal di ruangan, untuk membantu pernafasan Eos."Haruskah aku membunuhmu? Kira-kira bagaimana reaksi mereka ya?" gumam Damara, sebelum beranjak meninggalkan tempat tersebut.Namun Eos terbangun."Kakak!" panggilan yang sanggup membuat Damara menolehkan kepalanya kembali."Kenapa kau tidak tidur? Kau seperti itu, kau cepat-cepat mati dari hari yang di tentukan.""Lindu!"Deg! Damara membelalakan matanya saat melihat anak kecil, yang bahkan tidak menaruh dendam padanya. Dia jelas berbeda dengan dirinya. "Aku ini bukan orang baik, kenapa repot-repot merindukan orang jahat. Sekarang tidurlah!" titah Damara, dan tanpa dia sangka Eos menganggukan kepalanya mengerti. Lalu kembali berbaring, denga
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

Jadi sempurna

Happy Reading.Informasi yang di berikan oleh Eos membuat semua orang langsung turun tangan, untuk mencari Damara.Ke berbagai tempat tersembunyi, gua, laut, bahkan pusat kota. Juga Desa-desa kecil.Namun mereka tak menemukan dimana Damara berada, mereka mulai putus asa. Namun saat Arron yang sedang menyamarkan dirinya dan duduk pada kursi usang yang mungkin akan patah. Seorang penjual roti mendekat."Makanlah selagi bisa."Arron tentu tak menerimanya, namun wanita itu terlihat tak menunjukan ketakutannya pada Arron."Anda melihat saya seperti itu, mirip sekali dengan pelanggan tetap yang datang. Hanya saja dia lebih mengerikan, tapi kami menyayanginya. Ah, dia juga suka duduk di tempat yang sama seperti Anda." Ia menyodorkan roti isi daging dan sayur itu, yang terima oleh Arron."Terima kasih, apakah saya boleh bertanya?""Ya.""Kapan pelanggan tetap itu datang?""Harusnya sudah datang, tapi dia tak datang-datang. Ini sudah hampir jam makan siang, anak itu kemana ya?" ucap wanita itu
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

Dibawa oleh arus

Happy Reading.'hahaha' Damara tertawa saat melihat ekspresi yang penuh dengan keterkejutan. "Hanya bercanda."Arron kini menatap Damara dengan tajamnya. "Apa kau pikir menggunakan nama orang lain yang sudah tiada adalah sebuah candaan yang lucu, kau tidak tahu siapa yang sebut!" pancing Arron.Mau mengelak dengan cara apapun juga, Damara tetaplah Damara. Wajah tidak akan menutupi apapun.Melihat semua orang yang terlihat mulai curiga, mereka mengubah tempat mereka berdiri. Dengan sihir Lamor, Damara tak akan bisa kemana-mana.Taman belakang istana."Apa tujuan kalian? Menangkapku?" tanya Damara, kini tatapannya begitu sinis.Kedua tangan Damara menyilang di dada, dan alisnya terus berkerut tanda tak suka dengan mereka semua."Sampai kapan?" tanya Arron tiba-tiba. "Sampai kapan lagi?""Apa yang bicarakan?" Damara kebingungan. "Sampai kapan aku harus menunggumu kembali?""Apa yang kau bicarakan tuan Arron yang terhormat!" tekan Damara, ia kebingungan. Tapi tatapan penuh kesedihan itu
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Obat palsu

Happy Reading."Hanya bercanda, apa kalian pikirkan? Aku akan bersikap seolah mengingat sesuatu. Dasar bodoh!" ujar Damara.Kekuataannya muncul, ia membuat kemampuan yang menahannya hancur berkeping-keping. Dia berniat untuk pergi, namun tiba-tiba saja.Eos memeluk Damara dengan eratnya, "jangan pergi. Eos kau punya kakak!""Aku bukan kakakmu.""Lalu kenapa bantu Eos?" tanya anak kecil itu sembari memeluk kaki Damara dengan. Eratnya seolah tak ingin melepaskan.Lalu di saat yang tak terduga, seseorang menerobos masuk. Yap, mereka adalah prajurit dan orang-orang dari keluarga Cronos. "Tuan Arron, bisa-bisanya kalian melakukan piknik di saat seperti ini." Pria itu sangat-sangat marah, mungkin karena masalah yang diabaikan begitu saja. "Putra kami terluka, dia butuh istri dan anak yang akan menjadi kepala keluarga Cronos!" pria paru baya itu menatap Eos yang terlihat sedang bermain dengan Damara.Dia menetralkan kekuatannya, agar tidak dilihat oleh orang-orang itu setidaknya sampai Eos
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Misteri identitas miliknya?

Happy Reading."Jadi yang ku lakukan hanya, berkeliaran seenaknya di istana ini?" tanya Damara, pada Arron yang saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya."Ya."Sikap yang begitu dingin, untuk wajah dari seorang wanita yang begitu ia cintai. Tapi Damara seakan tak akan memperdulikan apapun."Aku boleh melakukan apapun yang aku inginkan? Bagaimana dengan para penjaga, pelayan dan para tamu?""Akan ku singkirkan jika berani ada yang menyerangmu."Damara mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban. "Benar juga, kau orang yang seperti itu. Kalau begitu saya permisi." Tak ada jawaban yang begitu berarti dari Arron, pria itu hanya diam saja saat Damara keluar dari ruangan itu.Berpikir, "apakah ini adalah ide yang benar?" tanya Arron pada Lycus yang sedang memoles pedangnya di luar jendela.Tak menjawab, Lycus beranjak dari balkon. Untuk latihan, karena ia juga punya pekerjaan.Meski komandan lagi, dan digantikan oleh Mikael dan Loly. Tapi Lycus cukup senang karena berada di bawah tanggun
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Tengah berlangsung

Happy Reading.Hutan Delmare, Damara malah menundukan kepalanya menyandarkan satu tangannya pada batang pohon."Bagaimana bisa aku membuat janji seperti itu, memangnya aku bisa menemukan Faycon lagi? dimana? Mampus!" ujar Damara.Bugh!Ia menonjok pohon yang tak bersalah karena kesal."Jadi memang tidak bisa ya?" ejek seseorang. Siapa lagi kalau bukan Mikael yang sedang tersenyum sinis pada Damara sekarang.Yap. Ia ketahuan."Kau?" Damara terkejut saat melihat Mikael yang ternyata diam-diam mengikutinya. "Sedang apa kau disini? Ah, apa kau berpikir aku adalah Faycon, kakakmu atau, adikmu?""Sebaiknya kau diam?""Dia membohongimu, dia bukan keluargamu—"Bukh!Namun belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, aura iblis Mikael muncul. Tatapannya penuh dengan kobaran api neraka, dan tangannya seakan ingin menghancurkan leher wanita yang tak berdaya menyandar pohon saat ini.Tapi Damara malah tersenyum semakin sinis. "Kenapa, ha—hatimu sakit?!""Kau tidak tahu apapun tentangnya, jadi sebaikny
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Menentukan ending permainan

Happy Reading.Dikurung selama tiga hari, tentu saja membuat suasana hati seorang Damara buruk. Bahkan sangat buruk, hingga ia berpikir untuk membakar semua yang ada di depannya."Kau marah?" tanya Arron, melihat banyakbya tumpukan makanan yang tidak dimakan oleh Damara. Yang hanya menghancurkan, menemang dan melempar semua yang di lihatnya. "Damara—""Dikurung bukan bagian dari perjanjian! Sebenarnya apa yang kalian pikirkan tentangku, aku tidak seburuk itu."Ekhem. Lycus menyela, "benarkah, terakhir kali Anda membakar dan hampir membunuh orang yang tidak berdosa loh." ingatnya sembari tersenyum aneh pada Damara.Ilfil. Tentu saja. "Itu bukan salahku.""Itu salahmu.""Arron yang hampir membunuh, sejak kapan jadi salahku?""Penyebabnya kan ada pada Anda, apa saya perlu memanggil Lamor kemari untuk menjelaskan apa yang terjadi?" tawar Lycus masih tersenyum aneh pada Damara.Dan senyuman itu membuat Damara muak, begitu juga dengan saat melihat Lycus yang terus saja menyahutnya sedari ta
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Menemukanmu

happy Reading."Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Arron pada Damara yang sedang menghadapnya bersama Eos. Tapi mengapa yang tidak berkepentingan juga datang? Apakah mereka sangat tertarik dengan Damara.***Saat itu, Damara berjalan-jalan bersama Eos. Menikmati pemandangan yang luar biasa indah padahal suasana hati Damara sedang kesal."Lagi pula kenapa kau harus ikut? Apa ibumu itu tidak curiga jika aku menculik dan memakanmu hidup-hidup?" tanya Damara sinis.Dan Yap. Orang-orang mulai melihat Damara dengan tatapan aneh, penuh rasa takut. Bahkan beberapa pejalan kaki terlihat menghindari jalan dan sekutaan Damara dan Eos."Kak. Kalau kakak bicara seperti itu sampai gunung pun bisa mendengarnya, mereka bisa salah paham.""Memangnya siapa yang peduli.""Nak, Anda baik-baik saja?" seorang pria dan pasangannya tampak camas pada Eos, setelah mendengar perkataan yang baru saja di serukan oleh Damara.Tapi Damara malah menatap mereka dengan tatapan membunuh. "Jangan sentuh dia, atau tanga
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status