“Dirga? Bangun! Kau enggak apa-apa, kan?” Karmila mengguncang-guncang badan Dirga yang besar.Perlahan-lahan Dirga membuka mata, sambil mengerang dia berkata, “aku akan lebih baik-baik saja kalau kamu mau menyingkir dari atas tubuhku. Berat tau!”“Eh, oh, iya, maaf.” Karmila dengan gugup, lekas-lekas turun.“Kamu kenapa, sih?” tanya Dirga, “nangis sendirian di atas pohon kayak monyet kehilangan induk?”Karmila menyenggol Dirga. “Sialan, kamu! Masa aku disamain sama monyet?”“Emang enggak ada tempat lain yang lebih elegan, ya, selain di atas pohon? Apa kamu lagi cosplay jadi kuntilanak? Eh, tapi, mana ada kuntilanak botak?”“Kamu, ya, kuhajar kau!” Karmila serta merta menjitak kepala Dirga yang sekeras batu.Dirga tertawa, pura-pura mengaduh kesakitan. Sesungguhnya sekeras apa pun pukulan Karmila tidak berarti apa-apa untuknya karena tubuhnya sendiri sengaja sudah dilatih untuk mampu bertahan dari rasa sakit apa pun. Mungkin, begitu pula dengan hatinya.“Lagian, kamu ngapain sih iseng
Last Updated : 2023-05-17 Read more