"Allahuakbar!" takbirku ketika dengan tangan gemetar kuraih kepala Babon yang masih berdiri. Matanya terang menatapku. Aku merasakan, ada jiwa ayah dan ibu Luna di dalamnya. Aku tersenyum. "Istirahatlah Babon. Aku berjanji, sepanjang hidupku, aku akan melayanimu. Akan kusiapkan ayam kampung kesukaanmu setiap hari. Aku janji," ucapku pelan-pelan meletakkan ular itu ke dalam kotak kayu. "Terimakasih, Mas," ucap Luna. Aku memeluknya. Kami seketika menangis bersamaan. "Kau berhasil sayang! Kau luar biasa. Terimakasih sudah bertahan sampai sejauh ini," ucapku mencium kepalanya. "Bukan aku saja, Mas tapi kita. Terimakasih! Aku tak tahu, apa jadinya aku, jika kau dan Aleksei tak datang." "Aleksei?!!!" seru kami tersadar bersamaan "Mari kita cari dia, Dek!" ajakku menarik tangan Luna. Lu
Last Updated : 2023-02-23 Read more