"Gimana Mas? Benarkan kataku? Panjang dan besar," desis Luna mengoles-oles kepala payung king kobra itu. Aku masih gemetar. Rahangku rasanya sulit sekali mengatup. "Babon sayang, itu Papi, salim gih!" ucap Luna lagi. Kali ini tangannya bergrilya di tubuh panjang hewan itu. Aku makin pias. "Jaa-jaaangan macam-macam, Dek! Kamu jangan main-main. Please. Itu ... ituuu ... hewan liar. Kamu ... Dek!" Ahhhh ... mulutku rasanya seperti sudah disengat lebah, tak bisa bicara yang jelas. Aku benar-benar ketakutan. Hewan itu mencondongkan kepalanya ke arah depan. Aku makin gemetaran. "Ddeek ... Luna, Safaluna, please sayang. Masukin dia ke kotaknya lagi. Please," ucapku dengan bibir terasa kelu. Luna hanya tersenyum kecil. "Gimana, Mas? Selingkuhanku?" tanya Luna dengan mata lentiknya bermai-main. "Kaa-mu jangan aneh-aneh, Dek. Ini tak lucu. Serius!" Aku masih mematung. Sedikitpun ular itu tak bergeming sekedar menatap ke arah lain. Muncung sendoknya terus mengarah padaku. "Jadi
Last Updated : 2023-02-17 Read more