"Kamu gak ngantor, Dha?" tanya ibuku yang sedang membaca majalah. "Gak, Ma. Kok rada sepi ya? Kemana para pelayan?" tanyaku. "Mama pecat mereka semua. Rekrut orang baru tapi cuma 3 orang. Sebab kakek bilang keuangan sedang tidak baik," jawab ibuku masih fokus membaca. "Kalau butuh uang sekedar buat makan, aku transferkan, Ma," tawarku. Ibuku menutup majalahnya. "Mama minta 50 juta boleh?"Aku mengangguk. Ibuku tersenyum sangat manis. "Ngomong-ngomong, kamu ke sini mau ngapain?""Mau cari sepatuku masa lajang, Ma. Nyempil di mana ya? Warna biru tua ada garis-garis putih," ujarku mengarang. "Gak pernah lihat tuh, Dha. Cari sendiri lah," ujarnya. "Oke, Ma. Aku keliling gak apa-apa, ya," tanyaku mulai celingak celinguk. "Ya. Rumahmu sendiri, pakai izin segala."Ibuku tersenyum sembari geleng-geleng. Raut wajahnya berubah cerah dan ceria. 50 juta jumlah yang sedikit untuk membeli kesempatan ini. 'Ya Allah semoga aku mendapatkan petunjuk tentang racun itu. Walaupun mustahil, aku h
Last Updated : 2023-02-15 Read more