Home / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA: Chapter 71 - Chapter 80

532 Chapters

BAB 71_JEBAKAN 1

Aku memegang tangan Ratna. Kubaca ada rasa kekhawatiran dalam matanya. "Kenapa, Dek? Ada yang kamu takuti?" tanyaku perlahan. Ratna menggeleng. "Katakan, apa yang kamu ketahui tentang Luna?" Adikku itu meremas tanganku. Gurat kekhawatiran menyelimuti wajahnya. Aku mengangguk dan mengerjapkan mata padanya sebagai isyarat agar dia tak perlu ragu. "Mba Luna pernah menolongku dari sekapan seorang wanita yang seksi dan bringas," ujar Ratna memulai ceritanya. Aku menegak salivaku, tegang. "Katanya, karena aku telah menyakitinya tanpa kusadari," lanjutnya lagi. Mataku tak berkedip, telingaku seperti melebar, fokus mendengarkan suara Ratna. "Maafkan aku, Bang. Karena dulu, aku membuat rencana agar kau tergoda mantanmu lagi lalu menjadi senjata untuk menyakiti hati kakak ipar. Aku cemburu sebab suamiku terlalu memujanya. Karma begitu cepat terjadi padaku. Selain aku dibuat babak belur oleh suamiku, aku juga diculik oleh wanita yang tak sengaja kurendahkan harga dirinya demi me
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

BAB 72_JEBAKAN 2

"Aku ingin bikin kamu puas sayang. Kamu juga minum ya," rayuku mengambil air mineral.  Ayu Ruminang menggeleng sambil tertawa. Aku sangat jijik. Pastilah dia sangat percaya diri dengan kemampuannya melayani laki-laki kuat. "Please. Aku gak mau kamu seperti istriku tak pernah nurut," ucapku sedikit menahan perih karena berbohong tentang bidadariku.  Kukeluarkan dua kapsul berwarna hijau tua.  "Aku minum nich satu. Kamu juga ya sayang, biar makin panjang malam ini," rayuku. Dia melihatku menegak salah satu kapsul itu. Kusodorkan yang tersisa di telapak tanganku. Wanita ini takkan tahu, yang kuminum barusan adalah kapsul kosong.  Ayu Ruminang menggeleng.  Aku berkeringat. Bagaimana caranya agar wanita di depanku ini mau minum racun ini.  "Kamu beneran gak mau?" tanyaku mendekatinya.  "I
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

BAB 73_OPTIMIS

Mata Miss Harram menatapku lekat-lekat. Wajah cantiknya menghadap atas lalu tertawa, seperti mengejekku. Aku mendelik.  “Kenapa?” tanyaku tanpa rasa takut sekalipun. Sebab aku tahu, wanita itu sedang lemah. Lihat saja, darah dari mulutnya masih keluar meskipun tak sebanyak tadi. “Aku menertawakanmu yang menangis seperti anak kecil. Jangan berpikir untuk menyelamatkan istrimu atau sama saja kau setor nyawa,” ujarnya. “Aku tak peduli. Dia istriku, kewajibanku melindunginya!” tegasku. Miss Harram kembali tertawa dan aku benci suara tawanya. Luar biasa takdir Tuhan, sebelumnya aku sangat mengagumi dan jatuh cinta padanya, sekarang justru menjadi musuhku.  “Pikirkan dirimu sendiri, Sayudha. Kau jangan bodoh! Meskipun kau telah memberiku racun, aku masih peduli padamu. Eville adalah mafia paling berbahaya, tanpa rasa dan haus darah. I
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

BAB 74_AKU TAK PEDULI

Sekarang aku berada di halaman rumah kakekku, melewati kolam ikan yang disukai Luna setiap kali ke sini.  "Dha ... pagi sekali datang," sapa ibuku yang sedang yoga. Aku tak menjawabnya. Amarah di dadaku makin membesar sebab sikapnya seolah-olah tak terjadi apa-apa.  Kuketuk kamar kakekku, tak ada jawaban. Aku membuka pintu itu, ternyata tak dikunci. Tampak kakekku sedang menatap sebuah bingkai. Sepertinya, foto yang biasa ia simpan di bawah bantal.  "Dari deru nafasmu, kakek tahu, kamu telah banyak tahu," ujarnya menyapaku tanpa melihatku.  Aku masih terengah-engah mengatur nafasku.  "Katakan, apakah benar kau kaki tangan mafia? Namamu adalah Igor Lenya. Benarkah kau tahu semua tentang Luna bahkan sampai alasan kepergiannya sekarang?"  Aku terus mendekati kakekku.  "Otak tuaku tak tahu harus menjawab yan
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

BAB 75_MENGUSIR IBUKU

“Kenapa? Kalian kira aku bercanda?” tanyaku seakan mengolok. “Yudha! Kamu yang sopan sama Mama! Masa ibu sendiri mau diusir,” protesnya. “Dia sama gilanya seperti istrinya, Ma. Ketularan,” ketus Nindi yang membuatku tak akan berubah pikiran. Kudekati adikku yang paling spesial ini. Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Plaaak!!! Sempurna, suara pipinya yang kutampar memenuhi sisi rumah ini. Ia langsung menunduk, tak kulihat ekspresinya sebab tertutup rambutnya. Nindi tak punya pilihan selain hanya menerima tamparanku sebab kedua tangannya masih digips. Tapi aku tahu, dia sedang menahan murka. Tiba-tiba pundakku ditarik ibuku. Tangannya akan melayangkan tamparan balasan padaku namun aku tahan dengan cepat. Kugenggam erat tanpa berkata apapun. Gurat-gurat nadi di tangannya menyembul keluar dengan tatapan mata nyalangnya. “Lepas!” tepis ibuku menarik kembali tangannya. “Berani-beraninya kamu menampar adikmu yang sedang sakit, Yudha! Asal kamu tahu! Tangan Nindi bengkok begitu karena
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

BAB 76_CHANDELIER

Kakekku tak bergerak sedikitpun. Ia hanya memandang kosong apa yang di depannya. Sebuah chandelier, lampu hias yang berwarna emas yang menjadi ikon mewah rumah ini. Kamar kakekku berada di lantai dua, sehingga terasa sangat dekat dengan benda yang bersinar itu. “Yudha!” Justru Kakekku memanggil namaku dan aku terkesiap, sebab dia sangat jarang menyebut namaku secara langsung begitu. Aku mendekat, entah kenapa, leherku seketika menunduk di depannya. “Lampu hias itu terbuat dari emas murni dan berlian asli. Itu adalah benda kesayangan Nyonya Zanna. Jaga dengan sebaik mungkin sepeninggalku.” Mendengar ucapan kakekku, memoriku langsung berselancar ketika pertama kali istriku menginjakkan kaki di rumah ini dan begitu takjub pada lampu itu. “Itu hanya lampu hias biasa, Dek. Jangan berlebihan bengong begitu, malu ih,” bisikku pada Luna sembari mencubi
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

77_MELAWAN TAKDIR KEMATIAN

“Ap-apa katamu tadi, Aleksei?” tanyaku memastikan. “Dialah Jhonzey Moriz!”  Rasanya aku ingin punya ilmu menghilang saja. Leherku seperti dibelenggu, susah akan menoleh. Bagaimana bisa Aleksei dengan ketampanan paripurna itu hasil produksi makhluk di sampingku ini? Kugigit bibirku, berusaha mengukir senyum, menyapanya kembali. Jangan sampai laki-laki botak ini malah mengikatku juga. “He,he, Pah,” sapaku cengengesan langsung menyalim tangannya. Dia terkejut aku sambar tangan kekarnya lalu menciumnya dengan setulus jiwa. “Maaf ya Pah, aku sangat kelaparan sekali sehingga otakku ini tidak bisa berpikir jernih. Kau sudah lihat aku memakan buah jambumu yang sangat manis itu dengan teramat lahap. Aku sangat lapar sebab tak makan 2 hari. Hampir-hampir aku pingsan kehilangan kesadaran jadi aku tak sampai mengenalmu. Hilangnya istriku membuatku payah,” kila
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

BAB 78_BERSATU

Kulepas pelukannya dengan senyum tetap merekah dari mulutku. Mataku melirik, tak ada tanda-tanda pergerakan Aleksei. Laki-laki botak itu mengantarku sampai pintu rumahnya dan membiarkanku berjalan keluar melewati halamannya. Berkali-kali aku menoleh ke belakang, namun harus membungkuk tersenyum lagi sebab laki-laki botak itu masih berdiri di sana. Baru beberapa melangkah, aku kembali menoleh, namun lagi-lagi Si Botak itu masih mengawasiku. Lagi-lagi aku harus membungkuk dan tersenyum. Aku sudah seperti orang gila saja rasanya. Kenapa Aleksei lama sekali?! Payah! Sekarang aku sudah di depan mobilku, dan Jhonzey masih berdiri di pintu. Tanda-tanda Aleksei muncul tak ada. Aku menghela nafasku, mungkin Aleksei tak bisa membantu dirinya lepas dari tali itu. Mungkin siletnya terlalu kecil atau tipis. Harapanku putus. Aku membuka pintu mobil dan ini terakhir aku menoleh. Kuputar kepalaku, bersiap membungkuk pada Si Botak Hitam
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

BAB 79_SAMARAN

Tok ... Tok ... Tok!!! "Aleksei, bangunlah! Kalau kau muslim, sholat subuh!" teriakku mengetuk pintu. Tak ada tanggapan. Aku kembali ke kamarku, mempersiapkan semuanya. Kupandangi diriku, sempurna. Ini yang aku butuhkan. Kali ini pintuku yang diketuk Aleksei. "Aku siap!" teriaknya. Aku segera membuka pintu. Melihat kemunculanku dari balik pintu, Aleksei terjungkal dengan mata melotot. "Ssssi-ssiapa kau?!" teriaknya mundur. Aku tertawa. "Ini aku, Aleksei! Bagaimana? Aku menarik tidak?" Kuputar-putar tubuhku, lalu memainkan tamborin. Bergemerincing suara alat musik itu membuat Aleksei bangun dan mengangkat leherku. "Kau mau mempermainkanku?!" Aku memukul-mukul tangannya dan dia melepaskan cekikannya. "Uhuhuuk ... uhhhuuk ... dasar mafia gila! Kau mau membunuhku sebelum berperang!" omelku. Nafas Aleksei naik turun. "Aku juga yang salah, lupa memberitahumu rencanaku!" ucapku masih mengelus dada yang terasa sesak. "Dengarkan aku! Kita hanya berdua. Kamu bisa
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

BAB 80_SAMARAN 2

"Dia memang jual mahal sangat, Bang ... tapi kalau sudah disawer, uuuu, hooooot," jawabku melirik kesal pada Aleksei. Dia hanya diam saja memegang wignya.  "Antariin pulaaang ya, Baaang," lanjutku agar mereka tidak curiga kami sebenarnya ingin masuk. Mereka terlihat saling pandang.  "Bagaimana kalau kita bawa mereka ke boss saja? Siapa tahu mereka bisa memberi hiburan malam ini! Kalau boss senang, kita kecipratan!" seru laki-laki mancung tadi dan dianggukkan oleh yang lainnya.  "Ayo! Masuk!" ucap laki-laki berhidung mancung.  "Baaang kemenong kitaaa? Neng mau pulang, tapi kalau disawer, maulaah Bang," ucapku bergeleyot di lengan kekarnya.  "Tenang saja sayang, nanti aku sawer kalau kalian sudah ketemu bosku!" serunya sambil mencubit bibirku.  'Sayang? Cuiih! Setelah ini aku akan mandi air suci 7 sumur!' Aku m
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more
PREV
1
...
678910
...
54
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status