Home / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / Chapter 481 - Chapter 490

All Chapters of ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA: Chapter 481 - Chapter 490

532 Chapters

BAB 77_SIAP MEMBAYAR

Jamila mengbungkus dirinya di dalam selimut bulu yang hangat. Dia mengira tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merasakan hangatnya selimut bulu milik putri raja. Ia mengelus perutnya semakin sayang. Janinnya membawa keberuntungan untuk dirinya. Sedari tadi Jamila mencoba memejamkan matanya namun dia belum berhasil terlelap. "Kau sudah tidur?!"Jamila terkejut luar biasa dan langsung bangun. "Be-belum, Tuan," jawab Jamila gugup melihat Eldor berdiri tegak di depannya. "Meskipun kita belum resmi menikah, aku ingin kau memanggilku selayaknya istri kepada suami." Jamila terperanjat. Nampak wajahnya menjadi tegang dan panik. "Besok aku akan bicarakan pada ibuku tentang acara pernikahan kita. Aku ingin anakku memiliki status yang resmi.""Tuan ...," lirih Jamila memberanikan diri melihat Eldor secara langsung. Pria itu merunduk sehingga wajah mereka sangat dekat. "Meskipun aku tidak mencintaimu tapi kau telah mengandung bayiku, Jamila. Kau ibu dari anakku.""Anda bisa mendapatkan
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 78_MEMOHON

Helena mengintip Bella yang sedang duduk menikmati teh di bawah pohon melati yang merambat pada besi-besi yang melengkung berpayung. Di depannya ada sebuah laptop yang menyala. Bella terlihat santai tapi sorot matanya nampak tajam tak berpaling dari layar. "Mungkin ini waktunya," gumam Helena lalu keluar menemui Bella. Wanita itu menyambut putrinya dengan wajah berbinar bersamaan dengan tangannya yang langsung menurunkan layar laptop itu hingga kembali menyatu dengan keyboard. "Mama kira kamu masih tidur," sapa Bella meraih lengan putrinya. "Aku tidak tidur setelah subuh, Ma."Bella mengangguk. Ia tahu anjuran itu. "Papamu juga dulu tidak pernah tidur setelah subuh, sengantuk apa pun dia. Katanya biar rezkinya gak seret dan badan tetap sehat," ujar Bella tersenyum menyesap tehnya. Helena pun ikut tersenyum karena merasa gayungnya bersambut. Ia memang ingin menanyakan tentang ayahnya namun belum menemukan waktu yang tepat. Ibunya rupanya wanita yang sangat amat sibuk. "Papaku masi
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 79_TIDAK ADA

Baru saja beberapa langkah Bella berada di lorong putih itu, dua wanita menghampirinya. Bella memberikan isyarat agar Helena menunggunya. Terlihat mereka bicara sangat serius. Nampak Bella terlihat marah dan berjalan cepat. Bella abai saat Helena ikut juga masuk ke dalam ruangan putih yang terlihat beberapa orang sedang menunggunya. "Tidak bisa! Aku sudah akan memproduksi lima puluh ribu ball obat-obatan itu! Kemarin kalian setuju. Sekarang kenapa jadi begini?! Bagaimana bisa akan dihentikan?!""Setelah dipikir-pikir, obat-obatan seperti itu juga sudah diproduksi lebih dulu. Itu hanya gejala biasa dan bisa diobati dengan merek yang sudah ada." Seorang pria paruh baya berkemeja batik terlihat begitu percaya diri dan berwibawa menghadapi Bella. "Aku menjamin, hanya obat-obatan ini yang akan menyembuhkan penyakit pancaroba tahun ini. Percaya padaku!" seru Bella berapi-api penuh keyakinan. "Maaf, Bu. Ini sudah menjadi keputusan. Ini juga meminimalisir anggaran. Racikan obat itu bisa ki
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 80_SECUIL RASA

Tiba-tiba ponsel Bella berdering dan dia melihat pemanggilnya adalah Silsilia. Wanita itu memang Bella bekali ponsel khusus yang sudah diatur hanya bisa menghubungi dia saja. Tidak bisa melalukan fungsi lain. "Wanita ini. Pasti kumat lagi rewelnya," desis Bella memincingkan mata pada ponselnya. Helena hanya memperhatikan saja sebab dia masih dalam kegamangan. Tentu saja sebagai seorang anak, dia berada di pihak ibunya, tapi bukan berarti dia bisa serta merta mendukung rencana penyebaran penyakit itu. Berdenyut otaknya berpikir dalam situasi yang rumit itu. "Ya.""Aaakkhhhh! Tidak! Toloooooong!!! Bellaa!!!! Toloooooong!!!""Silsilia?! Silsilia!!! Kau kenapa?!!!"Suara benda jatuh, pecah, bergemerincing dan teriakan Silsilia terdengar nyaring. Wajah Bella menjadi sangat tegang hingga dia melepaskan begitu saja ponsel itu. Bella langsung berlari keluar dan Hellena pun tidak tinggal diam. Dia juga berlari mengejar ibunya yang seperti mengejar musuh. Semua orang-orang yang melihatnya i
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 81_TAK USAH TAKUT

Helena yang melihat ibunya dalam kondisi berantakan dan sedang memapah pria yang tadi dia lihat begitu sangat terkejut. "Tenanglah," ucap Silsilia memegang lengan Helena. "Ma?""Jangan tanyakan apa pun dulu, Raya. Kita sedang diburu waktu. Kasihan Papamu," timpal Bella menyeret tubuh yang sudah lemas itu. Helena tegang, panik, dan takut. Namun yang lebih besar adalah bingung mencerna maksud ucapan ibunya yang terdengar mengerikan di telinganya. "Tak usah takut. Anggap saja kau sedang menonton adegan creepy," ucap Silsilia. "Atau belakangi saja, tak usah lihat. Aku bisa membantumu menutup mata," lanjut Silsilia mencoba menghalangi pandangan Helena dengan telapak tangannya. Gadis itu menggeleng dan menepis pelan dan terus melihat pergerakan tubuh ibunya yang sedang membuka tabung besar di samping akuarium itu. Kraaash! Tabung besar itu terbuka lalu dengan lihai Bella membuka lagi tabung besar di dalamnya. Menyeruak cairan hitam yang mengeluarkan bau amis dan anyir. Helena terkejut
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 82_HAL GILA

Aletha tidur terlentang di atas speedboatnya menikmati udara dan matahari yang sepenggal naik. Sedari tadi dia terus melamun menatap awan yang berarak di atas laut biru yang tenang itu. Sudah cukup lama dia tidak menikmati keindahan laut. Harusnya dia meloncat-loncat gembira tapi mengapa hatinya begitu sepi dan sedih? "Pastilah dia sekarang sedang bercumbu dengan Jamila atau semalam mereka melakukannya. Aku tahu pria itu tidak bisa melewati lebih dari tiga hari tanpa menyentuh wanita," gumam Aletha mencabik-cabik permukaan speed boat itu dengan kukunya. Air matanya sudah kering dan terasa habis tanpa sebab yang ia jelas ketahui. Dia tidak ingin menangis tapi tetap saja dia berderai. Ia terus saja membayangkan Eldor menunggu kelahiran putranya. Luar biasa takdir ini. Benar-nenar dia tak pernah mengira. 'Mungkin kau jatuh cinta padanya, Nak dan kau tidak menyadarinya karena tertutup kabut dendam. Coba selami lagi seperti apa perasaanmu itu sesungguhnya padanya' Terngiang kembali ucap
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 83_TIDAK AKAN

"Aku ... ""Kau tak pernah tersungkur begitu bahkan pada suamimu!" seru Eldor. Aletha menatap sendu pada pria besar itu. Matanya berkaca-kaca ingin menangis. Pria yang dia rindukan namun dia benci sekaligus itu muncul di depannya. "Berdiri yang tegak!" sentak Eldor pada lengan Aletha. "Rupanya ke sini juga kamu," sapa Helena. "Aku bukan pengecut. Tinggalkan kami sebentar lalu aku akan bicara denganmu!" seru Eldor pada Helena. "Bicaralah sepuasmu karena sebentar lagi, ibuku akan datang dan kau tidak akan memiliki waktu," timpal Helena meraih ponsel yang sedang diserahkan Sumadi. "Terus saja kau berlindung di ketiak ibumu. Ccccch ...."Eldor menarik tangan Aletha menjauh dan mereka bicara di balik taman bunga kertas berwarna warni. "Di mana pikiranmu sampai kau bisa sampai di sarang ular ini, ha?!!!""Ma-maafkan aku," lirih Aletha sekarang air matanya jatuh tanpa bisa dia bendung. "Kenapa pula kau menangis?! Wanita bodoh. Tak perlu kau berkorban terlalu jauh seperti ini. Aku bisa
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 84_LONCENG

Eldor menghentakkan tangan Aletha dengan kasar sehingga terhuyung wanita itu di ujung lorong. "Di sini bahaya. Kami akan bertempur dan hanya tinggal menunggu waktu saja."Aletha menggeleng dan kali ini lebih keras lagi. "Aku perintahkan kau pergi, Aletha!""Tidak. Aku ingin kembali. Aku sudah menerima takdirku bersamamu. Meski harus menantang maut, aku ingin tetap di sini."Eldor mundur. "Pergilah ....""Aku tidak mau. Kau pasti tahu sekeras kepala aku padamu!""Pergi Aletha ... aku sudah tidak menginginkanmu lagi. Saat ini, bahkan debu yang sedang kuinjak lebih berharga bagiku daripada kamu," ujar Eldor menghujam perasaannya sendiri. Meski dia ingin, tapi ada trauma dalam hatinya, wanita di depannya itu akan kembali mengkhianati. Wanita selalu mampu berbagi hati dengan senyap dan pria selalu ego untuk mendominasi perasaan. Dengan langkah ringan Eldor meninggalkan lorong itu. Aletha hanya bisa menatap kepergian Eldor dengan tatapan sedih. Kakinya ingin mengejar tapi ucapan Eldor y
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

BAB 85_LIFT MENGERIKAN

Eldor menelan liurnya yang terasa sangat kental. Sama sekali bukan karena takut pada kematian, dia sudah biasa menghadapi maut. Tapi sekarang ada bayinya yang harus dia lindungi. Dia mengira, alat penutup mulut dan wajah terbaik itu bisa menghalau racun itu namun rupanya tidak. Racun itu terlalu kuat! "Jamila," desis Eldor menatap nanar ke arah layar. Satu persatu pengawalnya di garda terdepan habis. "Sa-saya, Tuan," jawab Jamila tak kalah gemetar. Suara lonceng tadi itu sangat menakutkan baginya sebab dia tahu, tanda bahwa ada yang sedang menyerang. "Kau harus menjaga janinku, Jamila. Berjanjilah padaku," ucap Eldor meraih tangan Jamila. Wanita itu gemetar namun tetap mengangguk. Dengan cepat, Eldor meraih bahu Jamila lalu memelukmu. "Anda harus menang, Tuan demi anak ini, anak ki ....""Eldor!"Ucapan Jamila terpotong. Keduanya melihat ke arah suara. Aletha sedang berdiri dengan wajah tegang. Di tangannya sudah ada pistol dan di pinggangnya terselip belati. "Bawalah Jamila kelu
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

BAB 86_TERIAKAN DALAM LUBANG

Seperti bola yang jatuh dari ketinggian, seperti itulah lift melayang menembus kegelapanan lubang itu, menjauhi cahaya di atas sana. Seperti kilat, Aletha meraih tubuh Jamila. Dipeluknya Jamila dengan kencang, sembari menopang pinggul wanita itu. Jamila menggigit bibirnya agar tidak berteriak kencang. Dia pasrah saat tubuhnya berputar-putar bersama lift yang berputar-putar menghantam dinding batu. "Bertahanlah Jamila!" seru Aletha kencang memeluk erat tubuh Jamila. Namun sesuatu langsung terpikirkan oleh Aletha dalam hitungan detik, Aletha menarik tubuh Jamila bersamaan dengan tubuhnya sendiri yang menggelinding. Wanita itu memeluk tubuh Jamila dari bawah sedangkan Jamila menungganginya. Kedua wanita itu memejamkan mata dan .... Booooom!!!Lift itu menghantam sangat keras hingga tubuh Aletha dan Jamila memantul bersamaan. Percikan api terlihat jelas saat besi itu menabrak batu di dasar lubang itu. Sejenak hening, yang terdengar hanya suara napas Jamila yang memburu terisak. Ia meraba
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
54
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status