Semua Bab ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA: Bab 221 - Bab 230

532 Bab

BAB 49_MASA LALU

"Mama!" teriak Farid melihat ke arah pintu. "Tuan Aros!" pekik suara wanita yang terdengar begitu sangat tak asing dari belakang Luna. "Tuan Aros! Oh My Godness!!! Kamu barusan manggil aku apa? Mama? So great honey! I love you!" seru wanita yang rambutnya diikat kuncir kuda itu. Baru saja dia menyenggol tubuh seseorang yang tertutup kain burqa yang bahkan matanya saja tak terlihat. Ia langsung menarik tubuh Farid lalu menggendongnya. "Katakan sekali lagi, Sayang. Kamu panggil aku apa tadi? Mama? Mama ya, Sayang. Ooh My honey, My baby!" Luna yang melihat pemandangan di depannya itu seperti batu. Kaku. Matanya melebar seolah tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya itu. Bagaimana sosok yang tujuh tahun yang lalu, ada di di sini terlebih sedang bersama putranya. 'Sofia ...' desis hatinya pelan. "Hey! Maaf, kamu pelayan baru kan di sini?" tanya Sofia dengan wajah sumringah. Tak ada respon dari Luna. Ia masih seperti kehilangan akal. "Halo?" sapa Sofia mulai mendekat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-30
Baca selengkapnya

BAB 50_DILEMA

Haaap!!!  Sebuah tubuh kekar yang tak asing bergelinding tak jauh dari kedua wanita itu berdiri.  "Aleksei!" pekik Luna mendekat. Tampak pemuda bermata elang itu meringis kesakitan. Dari dahinya ada darah. Rupanya beling guci menempel di beberapa bagian tubuhnya juga.  Sofia membuang wajah. Ingin rasanya ia berlari menolong Aleksei lalu mengatakan maaf pada pemuda itu. Tapi itu mustahil, tampak Luna dan Aleksei begitu saling mengisi.  "Its oke My Angel. Kamu tak apa-apa?" tanya Aleksei. Luna menggeleng. Aleksei menatap Sofia dengan pandangan sangat marah. "Sofia!!!"__________________________________________ Byuuur!!!  Luna terkesiap karena merasakan tubuhnya basah oleh air dingin. Ingatannya langsung buyar berganti dengan pemandangan sosok wanita berambut kriting yang sedang menyilangk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-30
Baca selengkapnya

BAB 51_TAK LEBIH KOTOR

"Maaf, membuatmu menunggu. Aku harus mencari celah untuk bisa turun kapal," ujar Stella memegang dadanya karena nafasnya tersenggal. "Aku siap menunggumu berbulan-bulan jika kau bisa membantuku menyusulnya," timpal Aleksei bangkit dari batu yang didudukinya. Ia membuang sembarang rokoknya. "Ccchh, kamu berlebihan sekali," cebik Stella mendekati Aleksei. "Terima ini!" seru Stella melemparkan sebuah bungkusan hitam yang terasa berat. Aleksei meraba-rabanya. "Itu adalah pakaian pengawalnya Razzor. Laki-laki itu kehilangan belasan anak buahnya. Pasti dia akan membutuhkan pelayan baru. Persiapkan dirimu!" "Bagaimana bisa?" tanya Aleksei pura-pura tidak tahu. "Sepertinya kehancuran mulai mendekatinya. Bisa jadi, orang yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya," seringai Stella menatap Aleksei di bawah sinar rembulan lautan. Aleksei tersenyum kecil. Ia mengangguk pelan dan mengangkat sedikit benda di tangannya sebagai isyarat dia menerimanya. "Berhati-hatilah! Mungkin tiga hari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

BAB 52_TUAN

Luna tak sempat berteriak karena kaget. Begitu cepat sebuah tangan menutup mulutnya.  "Kurang ajar kamu ya! Untuk apa di dekat kamarku? Mau mencuri dengar? Siapa kamu?! " Emely mendorong tubuh Luna hingga tersungkur.  "Ma-maaf, aku hanya penasaran mengapa semua menjadi tegang," timpal Luna menahan amarahnya.  "Budak tak sopan! Kamu harus diajarkan etika! Tak boleh ada yang menguping di sini!" "Aku akan mengingatnya, Nyonya," ujar Luna datar. "Awas saja jika kamu berani mengulanginya lagi. Sekarang bersihkan kamarku! Ganti sprainya. Cepat!" perintah Emely.  Luna menurut. Ia akan mencari tahu, bagaimana kalung itu ada di kamar wanita keriting ini?  Luna begitu serius merapikan bantal, pakaian, dan wine yang berhamburan, tergeletak begitu saja. Emely duduk di kursi, mengawasi Luna yang sedang bek
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

BAB 53_MENYEMBUNYIKAN SAKIT

Razzor menatap kedua bola mata Luna dan menyapu setiap sisi wajah wanita itu dengan pandangannya. Kedua netranya seperti enggan untuk berkedip. Ia seperti melihat masa lalu tapi juga melihat masa sekarang secara bersamaan. Perlahan, Razzor menegakkan tubuh Luna.  "Dari mana asalmu?!" "Desa Bunut, Tuan," jawab Luna menurunkan kembali penutup wajahnya. Ia berharap monster di depannya itu mulai mendekati umpannya. Luna berpura-pura merapikan hijab di kepalanya, merasakan belati kecilnya masih bertengger kuat. Jiwanya sudah siap.  "Bagaimana bisa ada luka cakar di wajahmu?" selidik Razzor dengan suara berat.  Luna cukup terkejut. Rupanya Razzor mampu membedakan luka cakaran dan luka belati. Padahal ia sempat melihat di cermin, luka itu menganga lebar. Kuku-kuku Stella benar-benar sangat tajam seperti diasah.  "Sa-saya diadu oleh Tuan Baron. Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

BAB 54_MATILAH KAU

Bayangan kekejaman suaminya saat membunuh pamannya dan Mulan, selalu menjadi penghias kelopak matanya. Sofia sangat marah tapi ia tak mampu berkutik. Ada jiwa yang harus ia selamatkan dan lindungi. Tuan Aros, kesayangannya.  "Terus saja kau memojokkanku. Kau yang lebih dulu membuat semuanya jadi runyam!" sentak Razzor.  Sofia langsung diam. Memilih menghindari perdebatan.  "Ada apa kau memanggilku?" lanjut Sofia setelah sejenak tak ada suara di antara mereka.  "Untuk mengabarimu secara langsung bahwa belasan anak buah istana ini hancur terpanggang di dalam sebuah villa. Malam ini, aku akan mencari tahu. Menurutmu siapa pelakunya? Apa kamu melakukan kecurangan? Bisa jadi musuh judimu ingin balas dendam dan akan mulai merongrong tempat ini." "Ccchhh ... mengapa kamu menuduhku? Harusnya kamu tanya kepada dirimu sendiri. Kejahatan apa saja yang telah kamu lakukan?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

BAB 55_UNDANGAN

Derrrrttt .... Ponsel Ratih berdering. Panggilan tanpa nomor? Ia terus mengabaikannya. Tengah malam begini, bagaimana ada orang yang menelponnya, tanpa nomor pula. Ratih kembali tidur. Deeerrt .... "Mungkin penting, Ma, angkat aja," lirih Nindi dalam kantuknya. Sejak keluar dari rumah sakit, gadis itu selalu tidur dengan ibunya. Deeerrrt .... Kembali ponsel itu bergetar dan berdering. Ratih jadi sangat kesal. Ia langsung meraih benda itu, mematikannya dengan cepat lalu kembali menutup mata. Tak lama, tiba-tiba terdengar pintu rumah itu digedor dengan sangat kencang dan keras. Ratih terperanjat. Nindi bangkit dengan wajah ketakutan sedangkan Carla melompat ke tubuh kakaknya. Ia sudah berlari dari kamarnya menuju kamar Ratih. "Aaghh ... aggghh!" gagap Carla yang sudah bisu. "Perampok kali, Ma," ujar Nindi. "Kita telpon polisi! Tunggu. Mama nyalain hp dulu," ucap Ratih mengusap matanya. Duaaar! Ketiga wanita itu terperanjat bahkan ponsel yang di tangan Ratih terja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

BAB 56_KALUNG

Sofia sedang menyuap Farid. Anak laki-laki itu tak mau makan. Sedari tadi, Farid menutup mulutnya dan menggeleng-gelengkan kepala.  "Ayo dong sayang, makanlah. Ini adalah daging sapi terbaik. Wagyu. Kamu tak tahu, ini sangat enak!" Sofia kembali menyodorkan sendok berisi nasi campur menu semur daging. Sofia mencicipi kelenturan daging itu, sudah sangat empuk.  "Kenapa Tuan Aros tak suka ya?" gumamnya meletakkan nasi itu.  "Mungkin dia butuh menu yang lebih sederhana seperti ini, Queen," ujar Luna masuk ke kamar itu dengan membawa nasi dan lauk telur dadar. Ia mendapatkannya dari dapur bawah.  Cukup lelah rasanya seharian ia mengelilingi tempat itu. Namun sayang, dia belum menemukan dimana pintu keluarnya. Bahkan ia tak melihat lift yang aktif. Seolah Razzor benar-benar merancang bangunan itu tanpa pintu. "Itu kan menu buat pelayan. Jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

BAB 57_NOTED

Di sisi lain, Yudha memarkir mobilnya di halaman kediaman ibunya. Matanya menangkap beberapa telapak kaki di rumput halaman itu. "Kenapa ada tapak kaki sebesar ini ya? Ahh mungkin tukang kebun yang pakai sepatu bot," lirih Yudha sendirian. Yudha mengetuk pintu. Nindi membukanya. "Mana Mama?" "Pergi," jawab Nindi terlihat kaku. "Tante Carla ada di rumah?" lanjut Yudha bertanya. Nindi menggeleng. "Kenapa tegang begitu? Aku mau ajakin Mama ke rumah Ratna. Dia gak mau angkat telpon dariku. Sudah disamperin, tetap gak dibukain pintu," cerocos Yudha terus melangkah ke arah kamar Ratih. "Mungkin Ratna lagi gak mau diganggu," sahut Nindi. Gadis itu pun kembali melanjutkan aktifitasnya, bermain game di ruang tengah. "Kamu kapan mau keluar lihat dunia!? Sampai kapan mau begini terus? Mungkin aku gak bisa terus-terusan biayai hidup kalian. Siapa yang tahu, aku gak akan pulang untuk selamanya," lirih Yudha. Nindi melepas ponsel dan menatap serius ke arah kakaknya. "Yah. Hari i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

BAB 58_SHOLAT

Istana Razzore "Aku ... aku membelinya bersama kalung ini di sebuah pasar lelang berlian," jawab Razzor berusaha tenang menunjukkan kalung yang lain daei kantungnya.  "Bohong!" teriak Sofia.  "Sungguh!" jawab Razzor.  Sofia menggeleng dan masih terisak. Razzor melirik ke dalam kamarnya. Terlihat kamarnya berantakan.  "Kenapa kamarku seperti kapal pecah?!" selidik Razzor sedikit mendorong tubuh istrinya.  "Kamu harus mengeluarkan perhiasanku yang lain. Dokumenku dan semua kenanganku di sana! Keluarkan sekarang!" pekik Sofia.  Razzor pura-pura tidak mengerti. Ekor matanya melihat lukisan tengkorak di dekat ranjangnya. Terlihat masih kokoh dan rapi.  "Kamu sedang berbicara apa? Kalau kamu menginginkan kalung seperti itu. Aku akan meminta orang membuatnya dengan model yang sama. Berikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
54
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status