"Maafkan Ibuku dan Tanteku, ya. Mereka sebenarnya baik. Cuma gimana ya, aku juga heran," ujarku melirik sekilas Diana di kaca depan kepalaku. Wanita bercadar itu masih menunduk, duduk di belakang. "Kamu pasti merasa sedih ya mendengar ucapan mereka. Mereka memang asal ceplas-ceplos saja kalau bicara. Itu tidak berlaku padamu saja, rata-rata sama pelayan di rumah juga begitu. Makanya banyak yang tak betah," kekehku mencoba menghiburnya. Aku tahu, wanita bercadar itu pasti melewati hal yang sulit saat bersama keluargaku. Ibu dan tanteku memang 11 12, tak punya saringan mulut. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Sakit?" lanjutku. Dari tadi, Diana diam saja. Aku jadi serba salah. "Ini memang menyakitkan, tapi aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa dengan rasa sakit," jawabnya datar. Aku yang mendengar kalimat art-ku ini tercenung. Seperti ada yang aneh dan beda. "Diana, kita sudah sampai,
Terakhir Diperbarui : 2023-03-04 Baca selengkapnya