Martis terkejut, ia menatap wajah Aoi dengan lekat. "Aoi, apakah kau bermaksud ingin pergi bersamaku membasmi para Sachibaki?" Martis melihat tatapan serius di raut wajah Aoi. Dengan wajah penuh ketegasan, Aoi pun mengangguk dan menjawab, "Benar, Martis. Ijinkan aku pergi bersamamu. Aku memiliki dendam tersendiri pada The World Government. Terlebih lagi, apakah kau tahu, jika Sachibaki yang kau kalahkan kemarin adalah salah satu kepercayaan Edmiral, namnya Kaziru." Dari tatapannya, sepertinya Aoi sangat marah. "Aoi, ini sangat berbahaya. Apakah kau tidak takut mati?" tanya Martis dengan wajah serius. "Mati? Martis, semua orang pasti akan mati. Jadi, kenapa aku harus merasa takut dengan kematian? Kita tidak tahu kapan waktunya kita akan mati. Tapi setidaknya, aku ingin menjadikan kematianku nantinya tidaklah sia-sia. Jika memang aku harus mati, maka aku ingin mati dalam pertempuran yang terhormat demi membela hak orang banyak!" Martis merasakan benar-benar tidak ada keraguan sed
Read more