Martis dengan jujur mengatakan kepada Mia apa yang telah mereka lakukan kala itu. "Oh..., jadi begitu...?" tanya Mia, ia melangkah maju, me dekatkan wajahnya ke telinga Martis, lalu berbisik, "Kau harus berlaku adil, besok malam adalah giliranku yang tidur bersamamu. Kalau tidak, aku akan menghilangkan anumu!" Martis mundur beberapa langkah, lalu menutupi bagian anunya dengan telapak tangannya. "Waduh! Oke, oke..., aku akan berlaku adil." "Bagus!" jawab Mia mengacungkan jempol. Layla kemudian bingung harus berkata apa terhadap Mia. Dan akhirnya, Mia yang mengerti perasaan Layla mengatakan, "Layla, ada apa? Aku tidak marah kepada kalian. Asalkan wanita itu adalah kamu, kita bertiga dulu kan sudah sepakat? Apakah kau masih mengingat kesepakatan itu?" Layla akhirnya merasa lega. "Syukurlah, aku kira kau telah melupakan kesepakatan kita di masa lalu. Terima kasih, Mia, kau benar-benar wanita yang Sholeha. Aku berjanji, aku akan memegang janjiku padamu sesuai kesepakatan kita dulu." "
Baca selengkapnya