Layla mengangguk lembut, senyuman terukir di wajahnya yang kembali sadar. Dia melihat Martis dan Mia dengan tatapan penuh rasa syukur dan kekuatan yang baru ditemukan. "Martis, Mia... Terima kasih," ucap Layla dengan suara lembut namun penuh tekad. "Aku sangat beruntung memiliki kalian berdua di sini. Kalian adalah teman-teman sejati yang selalu ada untukku." Martis dan Mia tersenyum dengan penuh kebahagiaan mendengar kata-kata Layla. Mereka merasa lega dan bersyukur bahwa Layla telah bangun dari tidurnya. Mereka tahu bahwa petualangan mereka belum berakhir, tetapi dengan kehadiran Layla yang kembali, mereka merasa lebih kuat dan siap menghadapi segala rintangan yang ada di depan mereka. "Dengan adanya kamu kembali bersama kami, Layla, kita akan melawan dan mengalahkan Shadow Master," kata Mia dengan penuh keyakinan. Martis menambahkan dengan suara penuh semangat, "Kita akan berjuang bersama, tak peduli seberapa sulit atau berbahayanya. Karena sejak dulu kita adalah tim yang tak te
Martis dengan jujur mengatakan kepada Mia apa yang telah mereka lakukan kala itu. "Oh..., jadi begitu...?" tanya Mia, ia melangkah maju, me dekatkan wajahnya ke telinga Martis, lalu berbisik, "Kau harus berlaku adil, besok malam adalah giliranku yang tidur bersamamu. Kalau tidak, aku akan menghilangkan anumu!" Martis mundur beberapa langkah, lalu menutupi bagian anunya dengan telapak tangannya. "Waduh! Oke, oke..., aku akan berlaku adil." "Bagus!" jawab Mia mengacungkan jempol. Layla kemudian bingung harus berkata apa terhadap Mia. Dan akhirnya, Mia yang mengerti perasaan Layla mengatakan, "Layla, ada apa? Aku tidak marah kepada kalian. Asalkan wanita itu adalah kamu, kita bertiga dulu kan sudah sepakat? Apakah kau masih mengingat kesepakatan itu?" Layla akhirnya merasa lega. "Syukurlah, aku kira kau telah melupakan kesepakatan kita di masa lalu. Terima kasih, Mia, kau benar-benar wanita yang Sholeha. Aku berjanji, aku akan memegang janjiku padamu sesuai kesepakatan kita dulu." "
Ternyata, Lancelot yang tiba-tiba sadarkan diri, keadaannya semakin parah. Dia langsung mengamuk, dan kali ini, amukan Lancelot semakin brutal. Mia dan Layla yang berada di luar goa berusaha mengontrol Lancelot, tapi tidak berhasil. Ia terus mengamuk dan merusak segala yang ada di sekitarnya. Mia merasa bersalah karena tidak berhasil menyelamatkan Lancelot dari Shadow Master dengan baik. Layla mencoba merayu Lancelot, tetapi ia hanya makin marah dan Layla terluka karena serangan yang tak terduga. "Aku tidak bisa melihat ini terjadi lagi," ucap Mia. "Lancelot harus disembuhkan. Kita harus mencari suatu cara untuk menyembuhkannya." Mia merenungkan apa yang telah terjadi. Setelah berpikir panjang, ia menyimpulkan bahwa Shadow Master adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan Lancelot. Ia berencana menemui Shadow Master yang saat ini sedang kembali bertarung melawan Martis di dalam goa. Akan tetapi, Mia dicegat oleh seseorang ketika berniat kembali masuk ke dalam goa. "Kau pasti ingin
Dalam pertarungan yang sengit, Mia dan Layla berusaha sekuat tenaga untuk melawan Lancelot. Namun, kekuatan Lancelot yang dikendalikan oleh kegelapan terlalu kuat dan mereka tidak mampu mengatasi kekuatannya. Lancelot dengan cepat mengatasi serangan mereka dan menangkap mereka dalam cengkeraman kekuatannya. Meskipun Mia dan Layla berjuang dengan gigih, mereka akhirnya dikalahkan oleh kekuatan yang tak terkendali. Mia dan Layla terjatuh ke tanah, merasa lelah dan terluka. Mereka merasakan keputusasaan dan kekecewaan yang mendalam karena tidak mampu melindungi Lancelot dan menghentikan kekuatan gelap yang mengendalikannya. Namun, meskipun mereka dikalahkan, Mia dan Layla tidak kehilangan semangat. Mereka masih memiliki tekad yang kuat untuk melawan kegelapan dan menyelamatkan Lancelot. Meskipun terluka dan lemah, mereka berjanji untuk tidak menyerah dan terus berjuang. Dalam keadaan yang sulit ini, Mia dan Layla menyadari bahwa mereka harus mencari bantuan dan strategi baru untuk men
Saat tinju Martis dan Lancelot bertemu, kilatan cahaya yang mempesona muncul, dan getaran kuat merambat melalui udara. Lancelot terdorong mundur oleh kekuatan benturan itu, dan matanya yang biasanya merah terang berubah menjadi warna asli biru muda yang dikenal Martis. Martis, yang sekarang diperkuat oleh artefak, merasakan perubahan dalam dirinya. Energi yang diberikan artefak membuatnya merasa lebih kuat dan lebih tahan lama. Dia merasa seolah-olah dia bisa bertarung selamanya. Namun, yang lebih penting, Martis melihat perubahan pada Lancelot. Dia bisa melihat kebingungan di wajah anaknya, dan untuk pertama kalinya sejak pertarungan dimulai, dia melihat sedikit dari Lancelot yang sebenarnya muncul kembali. "Ibu...? Ayah...?" Lancelot bergumam, suaranya penuh kebingungan. Martis merasa hatinya bergetar mendengar suara anaknya. Dia tahu ini adalah kesempatan dirinya. Dia harus menggunakan kekuatan artefak untuk membebaskan Lancelot dari pengaruh kegelapan. "Dengarkan aku, Lancelot
Shadow Master merasa marah dan frustasi. Kegagalannya dalam mengendalikan Lancelot membuatnya semakin gelap hati. Dia bersumpah untuk terus mengganggu dan menghalangi Martis dalam setiap langkahnya, bersumpah untuk membalas dendam atas kekacauan yang telah terjadi. Dalam kegelapan ruangannya yang gelap, Shadow Master merenungkan kegagalannya dalam menghadapi Martis. Kemarahannya memuncak saat dia menyadari bahwa Martis terus menghalangi rencananya. "Aku harus mencari strategi baru. Benar, aku masih memiliki beberapa pasukan Bayangan Elit. The Silent Hand tidak akan runtuh hanya ulah segelintir orang seperti dia!" Dengan penuh kebencian, Shadow Master merencanakan cara baru untuk menyingkirkan Martis. Dia memanggil pasukan bayangannya yang setia dan memberikan perintah untuk menyerang Martis dengan kekuatan penuh. "Kali ini, tugas kalian adalah membunuh Martis. Aku tidak perduli, hidup atau mati, bawa dia ke hadapanku." Dengan tegas Shadow Master memberikan perintahnya. "Siap, Bos
Lancelot merasa khawatir melihat ayahnya yang tiba-tiba merasa tidak enak badan. Ia buru-buru berdiri dan mengamati ayahnya dengan cemas. "Ayah, kenapa? Apa yang terjadi padamu?" tanyanya dengan khawatir. Martis menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia mencoba tersenyum menenangkan putranya. "Jangan khawatir, Lancelot. Aku akan baik-baik saja," jawabnya. Namun, Lancelot bisa melihat bahwa ayahnya sedang mengalami sesuatu yang buruk. Tiba-tiba, ia melihat aura kegelapan muncul di sekitar Martis dan menyerap ke dalam tubuhnya. "Ayah, apa yang terjadi?" tanya Lancelot panik. Martis merasakan kekuatan hitam yang menyerang tubuhnya dan mencoba mengontrolnya. Dia tahu bahwa kekuatan tersebut akan membahayakan orang-orang di sekitarnya jika tidak segera dihentikan. Kondisinya mulai memburuk, dan Martis harus bertindak cepat. "Lancelot, aku butuh bantuanmu. Kamu harus mengeluarkan artefak kedua yang kita dapatkan tadi," kata Martis dengan nafas yang tersengal-sengal
Lancelot tersenyum gembira, ia merasa senang bisa berlatih tanding dengan ayahnya. Mereka berdua lalu pergi ke area latihan yang telah dipilih oleh Martis. Sesampainya di sana, Lancelot melihat bahwa lokasinya sangat luas. Di tengah-tengah lokasi tersebut, ada beberapa pohon besar yang berjejeran membentuk area lapangan. Area tersebut biasa digunakan sebagai tempat latihan bagi para pemburu dan pencari saga. Martis dan Lancelot bersiap untuk memulai latih tanding. Lancelot mengeluarkan teknik baru yang didapatkannya dari sistem dan Martis siap menantangnya. Mereka berdua berdiri saling berhadapan, siap untuk memulai latihan. "Lets go!" seru Martis, lalu ia langsung mengeluarkan serangan mengarah ke arah Lancelot. Lancelot dengan sigap mengeksekusi teknik barunya, ia dengan cepat menghindari serangan Martis dan menyerang balik. Serangan Lancelot meluncur deras mengenai tubuh Martis, namun ayahnya dengan sinar matanya yang tajam dan kecepatan yang tinggi berhasil menghindar. "Kamu s