Niel meringis mendengar pertanyaan blak-blakan yang dilontarkan wanita berambut panjang di depannya itu. “Yah, bisa dibilang gitu.” Namun, detik berikutnya Niel mengangkat bahu. “Entahlah. Aku sendiri lagi cari tahu karena akhir-akhir ini Fanny sulit dihubungi. Mungkin lagi sibuk sama kerjaannya juga. Jadi, waktu tadi aku lihat kamu di sini … yah, kupikir siapa tahu kamu tahu kabar Fanny.” “Hmm,” gumam Debby. Wanita itu terdiam sejenak, tampak tengah menimbang-nimbang sesuatu. Sebuah harapan muncul di hati Niel. Melihat gelagat Debby, sepertinya tak lama lagi ia bisa mengetahui kabar Fanny bahkan mungkin keberadaan wanita itu selama menghilang dari radarnya. Ia sudah tak sabar ingin segera mendengar jawaban Debby, tetapi masih berusaha untuk menahan diri. “Saya nggak bisa bilang apa Fanny baik-baik aja atau nggak karena cuma dia yang tahu. Bisa aja ‘kan dia tersenyum di luar, tapi di dalam hati siapa yang tahu?” Niel mengernyitkan kening, bingung dengan jawaban Debby yang penuh tek
Read more