Home / Romansa / Istri Bayaran Sang Opa Menawan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Bayaran Sang Opa Menawan: Chapter 11 - Chapter 20

63 Chapters

Serba Dilayani

Bab 11 : Serba DilayaniAku berdiri di depan mobil sambil memasang tampang cemberut pada dua pria ini. Lalu dibukakan pintu oleh salah seorang pengawalnya Opa Jhon, aku pun masuk ke dalamnya. Mobil pun melaju keluar dari halaman kampus ternama ini. Aku melemparkan pandangan keluar jendela sambil menyandarkan punggung dan kepala di kursi mobil. Apa-apaan sih si kakek tua itu? Aku dongkol banget lihat tingkah dia. Ngapain coba mesti ngirimin bodyguard kayak gini untuk aku? Tanpa dijaga juga aku bisa jaga diri. Aku merasa ini terlalu berlebihan sekali sih menurutku dan aku sebenarnya tidak menyukai ini.Mentang-mentang dia orang kaya, banyak duit, jadi bisa seenaknya melakukan semua ini. Mengirim pengawal untuk menjemputku. Padahal aku hanya ke kampus dan bisa menelepon sopir juga nanti jika memang sudah waktunya untuk pulang. Aku mendengus kesal di dalam mobil. Tak ada yang bisa kulakukan selain menurut dan patuh. Menyebalkan sekali! Setelah beberapa saat di jalan, tibalah kami di de
Read more

Pasti Mahal

Bab 12 : Pasti MahalKuraih gelas air putih dan meneguknya hingga tandas. Kemudian mengelap bibir dengan tisu yang telah disediakan di meja, tak lupa dengan gaya anggun tentunya. Lolyta sudah jadi orang kaya dan berkelas, bukan kaum kismin seperti dulu lagi. Bibir juga sepertinya sudah berubah jadi sexy, soalnya udah pake lipstik mehong seharga ratusan ribu, dibeliin Opaku tersayang. Beda ama dulu, yang kadang untuk membuat bibir tak kering, aku itu harus jajan gorengan dan ditempelin ke bibir sebelum masuk ke dalam perut, biar bibir cling dan mengkilap.Aku bangkit dari tempat duduk. "Bik, saya mau kembali ke kamar, ya. Saya mau salat dan setelah itu saya ingin istirahat," kataku pada wanita yang rambutnya mirip seperti bule itu. "Baik, silakan Nyonya!" jawabnya dengan sangat sopan, berbicara pun sambil membungkukkan badannya.Aku pun berjalan lebih dulu dan Bibik Maria mengikutiku dari belakang. Ternyata Bibik Maria mengantarku sampai ke depan pintu kamar. Benar-benar mematuhi a
Read more

Pura-pura Romantis

Bab 13 : Pura-pura Romantis"Wah iya, ya. Aku juga gak nyangka sih kita bisa ketemu di universitas yang sama. Rasanya seneng banget tahu! Apalagi tahu kamu sekarang udah berubah drastis, makanya aku--" "Oh iya, nanti sore kamu ada acara ke mana?" potongku cepat karena aku sudah tahu ke mana arah pembicaraan Intan. Pasti dia akan menyinggung soal diriku dan alamatku. Oleh sebab itu, aku memotong ucapannya lebih dulu. "Nanti sore? Ke mana, ya?" Terlihat bola mata Intan berputar ke atas seperti sedang berpikir. "Kayaknya gak ke mana-mana deh. Emang kenapa? Kamu sendiri ke mana?" sambungnya lagi. "Kalau aku sih maunya di rumah aja. Oh iya, kamu gak ada niatan untuk nonton sama Bagas? Dengar-dengar film yang nanti tayang itu seru loh!" seruku antusias. "Wah, boleh juga itu ide kamu. Oke deh nanti aku coba ya ajak Bagas untuk nonton bioskop bareng. Semoga aja dia mau," ucapnya bersemangat. Aku pun mendukungnya, "semoga aja, ya. Semangat!" Kami berdua pun tertawa bersama. Akhirnya ak
Read more

Uang Jatah

Bab 14 : Uang JatahOpa Jhon mendengkus kesal dan aku hanya tertawa puas saja. Ah peduli amat! Lagian aku juga tadi itu terpaksa.Aku segera menyendok nasi dan lauk pauknya. Lalu menikmati makan malam dengan suami tuaku. Saat di tengah-tengah sedang asyik menikmati makan, Opa Jhon berdeham. “Bagaimana pendaftaran ulang kamu tadi?” tanya Opa Jhon seketika. “Semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja, Mas,” sahutku. “Lalu kapan mulai masuk kuliahnya?” tanyanya lagi. Kini suasana sudah mulai mencair dan bicara juga sudah terasa santai. “Besok, Mas.” Pria itu mengangguk-angguk. Makanan yang ada di piringnya telah habis sampai tandas. “Tapi, Mas, aku boleh gak minta sesuatu?” “Minta apa?” tanyanya yang terdengar seperti keberatan. “Aku minta mulai besok kalau aku ke kampus jangan lagi suruh bodyguard itu mengawalku dan membatasi ruang gerakku. Aku ingin hidup normal dan sedikit bebas,” usulku. Semoga saja pria sepuh ini mau menuruti permintaanku. “Begini Lolyta, kamu tidak bisa s
Read more

Sombong

Bab 15 : Sombong“Aku gak butuh uang segitu dari kamu, dasar benalu!” bentaknya. “Jaga ucapan kamu, ya, Xeon!” seruku dengan tak kalah tegas, tapi tetap berusaha menahan emosi. Sebab, aku tak ingin Opa Jhon melihat sifat asliku yang sangat garang ini. Bodo amat! Aku gak peduli. Apa dia pikir dengan caranya yang arogan seperti itu aku semakin takut? Atau bahkan semakin marah? Oh tentu tidak. Aku sangat puas sekali ini. Hatiku bergemuruh dan terasa seperti bertepuk tangan di dalam sana dengan meriah. Aku menang. Setelah menghamburkan uang itu di lantai, lelaki tak berakhlak itu pergi begitu saja. Mungkin dia merajuk. Ya, itu terserah dia. Bukan urusanku. Lagi pula jika dia menolak, dia juga yang rugi sendiri. Dasar sombong!Kemudian Opa Jhon memanggilkan pengawalnya.“Cepat punguti dan satukan lagi uang itu,” titahnya pada pengawalnya. Segera laki-laki bertubuh tegap itu melaksanakan perintah Opa Jhon dan memunguti uang-uang yang berserakan di atas lantai berkeramik putih. “Ayo ki
Read more

Minta Kasur

Bab 16 : Minta KasurAku bangkit dari tempat duduk dan melipat selimutku lalu menatanya di atas tempat tidur milik Opa Jhon. Aku menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian mulai membersihkan diri. Aku mulai menyiramkan air ke seluruh tubuh lalu mulai menggosok badan perlahan. Sensasi air hangat di pagi hari yang dingin membuatku betah berlama-lama di dalam kamar mandi. Namun, aku tetap menyelesaikan mandi dengan cepat. Hari ini adalah jadwal pertamaku masuk kuliah, jangan sampai aku terlambat. Selesai menyiram tubuh, lantas aku pun menggosok gigi lalu setelah selesai aku berkumur-kumur. Usai membersihkan diri, aku pun melilitkan handuk lembut berwarna putih ke badan. Saat aku keluar dari kamar mandi pun, kulihat ternyata Opa Jhon masih anteng duduk di atas ranjang tidurnya sambil memainkan tabletnya. Aku hanya menggeleng-geleng saja. Mendadak aku mendapatkan ide untuk mengerjai si Opa jutek. Aku sengaja mondar mandir berjalan-jalan ke sana kemari berpura-pura menca
Read more

Kampus

Bab 17 : Kampus Kulirik Opa Jhon sedang memainkan ponselnya. Jarinya bergerak lincah di atas layar lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga kirinya. Sedang menelepon siapa dia? Setelah beberapa saat, hapenya ditarik kembali dari depan telinganya. Kuberanikan diri untuk bertanya padanya. “Nelpon siapa sih?” “Xeon,” jawabnya dengan jutek. Oh ternyata tadi dia sedang menghubungi cucu kesayangannya itu, tapi tidak diangkat. Begitu ‘kan? “Nanti kamu akan diantar oleh dua bodyguard yang kemarin untuk pergi ke kampus,” kata Opa Jhon dengan datar. What? Diantar lagi sama dua orang yang menyebalkan itu? Arghhh! “Namanya Mark dan El. Mereka yang akan mengantar dan menjemputmu pulang nanti,” imbuhnya lagi. Aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Opa Jhon menyudahi sarapannya lalu bangkit dari kursi tempat duduknya. Dan dia meninggalkanku seorang diri saat aku sedang sarapan. Setelah kurasa perut sudah suruh terisi dan terasa kenyang, aku pun menyudahi sarapanku. Kemudian
Read more

Dosen Tampan

Bab 18 : Dosen TampanAku pun melemparkan senyum pada mereka yang tengah memandangiku. Sengaja tebar pesona agar mereka menyukai dan mau berbaik hati padaku jika suatu saat aku membutuhkan bantuan mereka dalam urusan mata kuliah. Aku mengambil tempat duduk di tengah tengah. Di depan dan belakangku ada seorang wanita, sedangkan samping kanan dan kiriku ada laki-laki. Kebetulan yang terlihat disengajakan. Aku berharap semoga saja teman-teman yang dekat dengan mejaku ini pada baik semua. Tak lama kemudian, masuklah seorang pria muda ke dalam kelas kami. Dia adalah seorang dosen, terlihat dari seragam dan apa-apa yang dibawa di tangannya. Pria itu terlihat masih sangat muda. Kulitnya berwarna kuning langsat, hidung mancung, alis tebal dan ... bibir tipis. Ah, sangat tampan. Aku mendengar wanita di depan dan belakangku sedang bergumam tentang fisik dosen itu. “Aduh, dosennya ganteng banget. Kalau begini, 4 jam di dalam kelas ini saja tidak apa kok.” “Wah, seharian pun aku betah kala
Read more

Menguping

Bab 19 : Menguping“Intan, Bagas,” sapaku. “Kamu lagi ngelamun ya? Ngelamunin apa sih?” tanya Intan dengan penasaran. “Ah apaan sih kamu. Aku gak ngelamunin apa-apa kok,” dustaku sambil tersenyum getir. “Halah, jangan boong deh. Keliatan tuh dari mata kamu. Lagi ngelamunin cowok ganteng ya?” terka Intan dengan senyum menggoda. “Eh kok kamu tau? Beneran kelihatan ya?” tanyaku dengan panik. Namun, Intan dan Bagas malah terkekeh. “Udah yuk kita ke kantin aja. Ngelamunin cowok ganteng gak bikin keyang!” ajak Intan. “Yuk lah,” sahutku. Kami bertiga pun--aku Intan dan Bagas, berjalan bersama-sama menuju kantin. Ketika di koridor kampus, kami berpapasan dengan teman gengnya Xeon. Akan tetapi, aku tidak ada melihat Xeon di antara lima temannya itu. Aku baru ingat tentang tadi malam saat insiden aku membalas dendam padanya dan lalu dia pergi dari rumah. Hingga kini dia tidak memunculkan batang hidungnya juga. Bahkan dia tidak hadir ke kampus. Sebenarnya ke mana dia? Ah, tapi bodoamat.
Read more

Isi Hati Bagas

Bab 20 : Isi Hati BagasSaat aku telah selesai mendengarkan semua omongan teman gengnya Xeon, aku pun keluar dari toilet kantin dan bergabung di kantin lagi bersama Intan dan Bagas. “Apakah kalian sudah memesan makanan dan minuman?” Aku bertanya pada Intan. “Sudah,” jawabnya. Tak lama kemudian, pelayan kantin datang membawakan makanan dan minuman kami. Usai menata piring dan gelas, wanita itu pergi ke tempatnya kembali. Kami bertiga pun mulai makan dan menikmati makanan masing-masing. “Oh iya, tadi malam kalian jadi nonton gak?” tanyaku membuka percakapan. “Enggak. Bagas gak mau,” sahut Intan sambil mengunyah makanannya. “Loh kenapa gak mau?” tanyaku pada Bagas yang sedang minum. “Katanya dia mau pergi kalau kamu diajak juga,” potong Intan cepat mendahului Bagas. Mendengar hal itu aku terkekeh. “Kan aku udah bilang sama kamu kalau aku gak bisa ikut karena ada hal penting.” “Lagian kenapa mesti ajak aku? Kalian berdua saja lah yang nonton. Kan udah pas itu. Luculah kalau bert
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status