Home / Fantasi / Terjebak Di Tubuh Ustad / Kabanata 1 - Kabanata 6

Lahat ng Kabanata ng Terjebak Di Tubuh Ustad: Kabanata 1 - Kabanata 6

6 Kabanata

1. Serangan Musuh

"Tembak." Suara seruan disusul tembakan beruntun dari jenis senjata AK-12 sontak membuat lelaki yang berpakaian serba hitam berusaha berlari. Ia dikejar oleh puluhan orang musuh-musuhnya bersenjata lengkap sedangkan dirinya hanya sendirian. Mencoba lari menghindar karena tidak memungkinkan baginya melawan. Dikarenakan tubuhnya belum pulih benar akibat tembakan dari aksi balas dendam dengan anggota Mafia Zetas sebelumnya yang dikalahkan oleh kelompok mafia pimpinan dirinya. Niat hati ingin menyendiri di sebuah villa pinggir kota untuk pemulihan kaki tidak menyangka Mafia Nostra menemukan dan menyerangnya. Satu bulan sebelumnya pagi hari dalam perjalanan pulang. Clay mengemudikan mobil dengan santai, semalam ia bersama anak buahnya berpesta. Setelah berhasil menaklukkan Mafia Zetas dan menguasai bisnis haramnya. Walau sang ketua berhasil kabur dan sekarang masih diburu olehnya, tetap saja ia merasa bahagia atas pencapaiannya sebagai mafia. Bisnis senjata dan kasino kini dikuasai s
Magbasa pa

2. Syabil Ezra El Haq

Di sebuah rumah sakit. Hujan deras dan petir sejak tadi tiada henti beriringan dan saling bersahut-sahutan. Tak jua reda sudah cukup lama. Seolah memberi tanda pada seorang gadis sedang menunggui lelaki yang berbaring koma sudah sebulan lamanya berada dalam duka. Gadis itu memandang ke arah luar jendela. Khansa namanya, calon istri lelaki yang mengalami kecelakaan mobil kala ia akan menggelar pernikahan dengannya. Gadis itu pun setia menemani hari-hari calon suaminya. Meski tak pernah menyentuh, tapi ia berharap dengan kehadirannya calon suaminya itu bisa merasakan dan bersemangat untuk bangun. Gadis itu sedih bukan karena pernikahannya saja yang tertunda atau bahkan terancam gagal akibat kecelakaan itu, tapi juga harapannya tipis. Setipis harapan hidup Syabil Ezra El Haq, begitu nama lengkap calon suaminya yang sering disapa Ezra atau Ustad Ezra. Membuat keluarga Kyai Hasal El Haq memintanya mencari lelaki lain. Karena menurut tim medis, hanya keajaiban Tuhan yang bisa membuat Ezr
Magbasa pa

3. Siapa Nama Anda

"Tangannya bergerak, Bi." Umi Salimah yang begitu gembira melihat pergerakan jari jemari tangan Ezra. Abi El Haq pun memperhatikan ke dua tangan putranya, secara perlahan gerakan jari-jemari tangan itu kembali bergerak. "Alhamdulillah ya Allah," seru keduanya begitu senang. Hari yang dinanti-nantikan akan segera tiba, dimana Ezra akan kembali pulih dan bangun dari komanya begitu pikir mereka. "Panggil Dokter lagi Bi." Umi Salimah berseru pada suaminya agar perkembangan Ezra bisa dilihat segera oleh dokter dan mereka mendapat kabar baik selanjutnya. Abi El Haq pun bergegas memencet tombol di samping kanan brangkar. Lalu kembali mendekati istrinya yang memanggil-manggil nama putra mereka. "Nak bangun sayang, ini Umi dan Abi," ucap Umi Salimah. Ia meraih tangan Ezra yang masih bergerak lemah, mencium punggung, telapak tangannya berulang-ulang secara bergantian hingga air matanya juga ikut membasahi tangan Ezra. "Ezra, ini Abi Nak. Kamu mendengar Abi?" Kini giliran Abi El yang me
Magbasa pa

4. Clay

Ezra menatap wajah dokter yang lagi-lagi menanyakan namanya. Apakah dia benar-benar dianggap amnesia sehingga membuat orang-orang di sekelilingnya begitu menunggu jawaban dari bibirnya.Haruskah aku memberitahukan namaku saat ini? Sebentar. Ezra kembali mengingat-ingat nama panggilan dan kata-kata asing yang ia dengar. Sejurus kemudian ekor matanya menoleh pada dua orang pasangan paruh baya itu. Wajahnya senang tapi ada gurat cemas terpancar begitu jelas. "Siapa mereka?" tunjuknya pada Abi El dan Umi Salimah.Alih-alih menjawab pertanyaan dokter tentang namanya. Ia ingin tau siapa orang yang sejak tadi menangisi dirinya, bahkan Ezra yakin dua orang itulah yang telah membisikkan kata-kata-kata asing di telinganya. saat ia berusaha membuka kedua matanya."Anda tidak ingat mereka?"Lagi Dokter Jibril yang bertanya, Ezra menggeleng. Bagaimana dia ingat pernah bertemu saja tidak, bukankah ini pertemuan pertamanya dengan orang-orang yang berada di ruangan ini, gerutunya tentu dalam hati."
Magbasa pa

5. Menjadi Asing

Beberapa saat sebelumnya. "Abiii." Khansa yang baru saja naik ke kamarnya lantas turun kembali. Tanpa sadar sudah memanggil Abinya dengan berteriak karena terkejut akan kabar yang baru saja ia terima. Ia berlari-lari menuruni anak tangga mencari orang tuanya. "Astaqfirullahaladzhim itu kenapa putri kita teriak manggil-manggil Bi." Umi Hanan segera menggunakan jilbab yang baru saja dilepas, keduanya baru saja hendak tidur setelah berbicara panjang lebar dengan Khansa sepulangnya dari rumah sakit. Abi Hanan pun lekas bangkit dari pembaringan, keduanya lalu keluar kamar. Mereka terkejut saat melihat Khansa berlari langsung menubruk tubuh Abinya. "Abi, Mas Ezra Bi." Khansa menangis sesegukan, Abi Hanan melirik pada istrinya seolah bertanya tapi istrinya mengangkat kedua bahu tanda tak mengetahui apa-apa. Abi Hanan pun membelai rambut Khansa dengan lembut. "Ada kabar apa dengan Nak Ezra sampai-sampai putri Abi teriak-teriak begini," tanya Abi Hanan lembut, "Mas Ezra, Mas Ezra sa
Magbasa pa

6. Pak Tua

Suara-suara asing terus saja terdengar, membuat tidur nyenyak Clay terganggu. Padahal ia masih sangat mengantuk. Belum lagi tubuhnya yang belum bisa digerakkan membuatnya banyak mengeluarkan kata makian sejak kemarin. Dirinya marah atas ketidakberdayaan dan keterasingan saat ini. Ia berjanji jika sembuh akan membalas perbuatan Mafia Nostra. Juga kelompok mafia lainnya yang bisa menjadi musuh dirinya di masa depan. "Shut up!" teriaknya. Membuat dua orang yang sedang membaca alqur'an itu terjengkit dengan serempak mengucapkan kalimat istiqfar. "Astaqfirullah, astaqfirullah, astaqfirulla, astaqfirullah," dengan tangan yang mengurut dada. Kompak keduanya melihat kearah Clay. Abi El bangun, Umi Salimah menahan tangan suaminya. Feelingnya kuat jika suaminya akan dimarahi kembali. Ia hanya ingin mencengah dan meminta suaminya membiarkan saja. Namun, Abi El menolak lewat sorot matanya seolah mengatakan dia anak kita. Membuat Umi Salimah melepaskan genggamannya. Abi El lantas berjalan mend
Magbasa pa
DMCA.com Protection Status