“Tidak ada tentu saja,” kilah Simon. “Bagus kalau seperti itu, bapak Gazalio tidak untuk menjadi musuh pastinya. Benar seperti itu Bapak Gazalio?” Bramanta menatap Gaza dengan senyum teduh.Gaza mengangguk menyentuh dadanya. “Saya yang merasa terhormat bisa bekerja sama dengan senior hebat kita, semoga kerja sama kita langgeng terus ya Pak.” Gaza mengulurkan tangan untuk menjabat Bramanta yang melepas tawa kembali. Gaza memberikan senyuman lebar pada sosok berwajah merah padam, Simon. Setelah persetujuan antara kedua belah pihak,Gaza dan Olan berjalan meninggalkan ruangan Bramanta. Langkah keduanya terhenti saat nama Gaza dipanggil lantang. “Bapak Gazalio bisa kita bicara sebentar? hanya berdua saja,” tegas Simon. “Mengenai apa maaf ya, Pak? kalau mengenai alih nama, akan berurusan dengan bapak Orlando,” jawab Gaza. “Saya ingin bicara sama Bapak sendiri,” tegas Simon. Gaza me
Read more