“Oh ya? enggak selera makan karena kamu tidurnya lama.” Gaza kembali menghapus air mata yang terus keluar dari netra sayu istrinya. “Berapa lama?” tanya Natasya pelan. “Lama sekali, satu bulan lebih tiga minggu,” canda Gaza. Gaza merasakan remasan samar dari tangan lemah sang istri, ia kembali kecup dalam berulang kali. “Jangan tidur lagi ya, jangan tinggalkan aku lagi,” lirih Gaza. Natasya mengangguk samar, memandang wajah yang entah ia lupa kapan terakhir ia tatap. Begitu juga Gaza, hanya memandangi manik mata indah yang kini berkedip-kedip pelan. Tidak lagi tertutup rapat. Ketika seorang perawat datang dan memanggil Gaza untuk menghadap dokter istrinya, Gaza menarik nafas panjang. “Aku tinggal sebentar ya, Sayang. Janji enggak akan lama, aku akan ke sini lagi. Love you so much, Diwang.” Gaza menunduk dan mendaratkan kecupan lembut pada kening istrinya sebelum meninggalkan
Read more